Morran menggedong ala bridal style Wina saat keluar dari pesawat. Wanita itu benar-benar masih tertidur pulas seperti bayi.
Limusin telah tersedia dan langsung saja salah satu pengawal berpakaian serba hitam membukakan pintu penumpang untuk tuan mudanya itu.
Beberapa pengawal sedikit menunjukan raut wajah terkejut saat melihat wanita yang dibopong tuan mudanya itu. Selanjutnya mereka langsung menampilkan mimik wajah yang kembali datar.
Mereka semua tahu, wanita itu adalah seorang model yang sempat dinyatakan hilang saat kecelakaan pesawat yang terjadi berberapa bulan lalu.
Morran membaringkan Wina diranjang kingsize apartementnya. Di pandanginya wajah cantik itu berlama-lama. "Kita sudah kembali ke Jakarta sayang. Aku tinggal sebentar, nanti aku akan kesini lagi untuk menemanimu tidur malam ini." Bisiknya seraya merapikan selimut sampai dagu Wina.
**
Wina menggeliatkan tubuhnya. Sangat nyaman tidurnya saat ini. Bau wangi bantal tercium di hidungnya yang mancung. Serasa dirinya ingin kembali menenggelangkamkan diri lagi ke alam mimpi. Sangat empuk terasa kasur ranjang dirinya rasakan.
Seketika matanya langsung terbuka lebar sekejap dan menatap sekelilingnya. "Dimanakah ini?" lirihnya.
Suatu ruangan yang luasnya lebih dari dua kali pondoknya. "Dimana Morran?" tanyanya dalam hati.
"Morran?"
Wina beranjak dari ranjang dan segera membuka tirai jendela, suasana kota nampak terpantau indah dari balkon itu.
Gedung-gedung pencakar langit nampak bemunculan, jalanan kota yang padat dengan lalu lintas kendaraan berlalu lalang. Kakinya dilangkahkan ke balkon untuk mencari udara segar di siang hari.
Saat udara panas menyapanya, seketika dia langsung menutup kembali pintu balkon dan melangkahkan kakinya yang tanpa sandal masuk ke dalam lagi. Matanya menemukan sesuatu yang nampak di nakas meja ranjang.
Hi sayang. Saat membuka matamu kamu sudah ada di Jakarta sekarang. Nikmatilah hari mu dahulu. Mandi di bathup sesukamu. Makanlah makanan sesukamu. Semua sudah aku siapkan. Makan yang banyak ya, aku tak ingin istriku kurus saat kita kembali ke orang tuamu. Saat ini aku sedang keluar sebentar. Your husband Morran.
Wina tersenyum sesaat membaca kata-kata romantis dari suaminya itu. Lalu tiba-tiba kejengkelan mulai datang merasuki lubuk hatinya. "Kenapa aku bisa dengan cepat sampai ke Jakarta?".
**
Setelah Wina menikmati mandi hampir dua jam dibathup dan sudah memakai bathrope. Dirinya membiarkan rambutnya yang basah dan segera keluar dari kamar dan turun menyusuri ruangan dalam apartement itu.
Dirinya merasa seperti di rumah. Ruangan apartement itu luas dan juga berdesain mewah. Apartement itu di dominasi dengan warna abu metalic.
Wina mengarahkan matanya ke penjuru ruangan dengan tatapan kagum. Ada lukisan terpajang, sofabed, televisi dan perabotan lain yang tampak modern. "Apa keluarga Morran atau dirinya sekaya itu. Dia tak mengingat sama sekali." fikirnya.
Langkahnya terhenti di depan meja makan, dan diatasnya sudah tersaji berbagai masakan yang tampak lezat dilidahnya. Sudah lama lidahnya itu tak mencipipi makanan yang kaya rempah di depannya. Segera Wina melahap makanan tersebut.
Perutnya sangat kenyang setelah menghabiskan dua porsi makanan. Setelah membersihkan sisa makanan dan mencuci piringnya Wina kembali ke ruang tengah untuk menonton televisi.
Sudah tiga jam dirinya menonton dan jam dinding menunjukkan angka tiga sore tapi Morran belum kembali. Bosan mulai melanda Wina, bingung apa yang mau dilakukannya.
Setelah dipaksakan langkahnya kembali ke kamar untuk tidur, terdengar suara pintu terbuka dan nampaklah sesosok pria yang dinanti-nantikannya dari tadi.
"Kau sudah bangun, makan?"
To be next continue,..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Aku (MA)
RomanceApa yang harus dia lakukan saat mengetahui bahwa yang selama ini dia anggap sebagai suami ternyata bukanlah suaminya --- Wina Abraham--- Dia pasti menjadi milikku selamanya meski aku raih dengan cara kelicikan. Wanita itu membuatku selalu merasa b...