Wina mengerjapkan matanya beberapa kali. Silau bohlam lampu langsung menerpa matanya, yang sangat menyilaukan baginya. Ditolehkannya kepalanya ke kiri ke kanan. Terlihat warna putih nampak mendominasi ruangan itu. Dirinya sekarang tahu bahwa ia berada di ruangan sebuah rumah sakit. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Ruangan ini sepi, hanya ada dirinya. Terlihat ruangan rumah sakit ini dengan kelas VVIP nya dengan desain interior yang terlihat mahal dan elegan.
Sakit kepala tiba-tiba menyerangnya kembali. Wina mengeryit sesaat. Yang dia rasa sakitnya juga menghilang dengan cepat saat tiba-tiba pintu kamar terbuka, nampaklah sesosok pria cantik yang tak asing dimatanya.
"Nolan, kau kah itu?" sapa Wina.
Seorang pria yang dipanggil namanya itu tersenyum seraya menganggukkan kepala dan berjalan mendekat ke arah Wina. Nolan menarik sebuah kursi dan duduk disamping ranjang Wina, dipegangnya telapak tangan Wina dengan hangat.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?Apa masih ada yang terasa sakit?" ucap Nolan sambil menatap manik mata Wina dengan seksama dan Wina hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.
Nolan melanjutkan ucapannya sambil masih menggenggam tangan Wina.
"Aku kira kau telah meninggal dunia princess. Aku tak percaya saat melihatmu keluar dari supermarket itu. Kau menghilang tanpa jejak. Saat mendengar pesawat yang kau tumpangi mengalami kecelakaan, aku langsung mencari tahu tentang keberadaanmu. Seminggu dalam pencarian namun nihil."
Nolan menundukkan kepala, menghela nafasnya dengan pelan. "Aku sangat-sangat merindukanmu my princesku." Nolan langsung berdiri dan merengkuh tubuh Wina. Didekapnya tubuh Wina dengan erat dan air mata langsung keluar dari matanya.
Wina mengurai pelukan Nolan dan langsung mendongak ke arah Nolan saat berucap "Apa yang telah terjadi padaku Nolan?. Mengapa kau tak langsung menemuiku. Aku selamat dari kecelakaan itu dan..." ucapan Wina tiba-tiba terhenti. Dirinya dengan jelasnya dapat mengingat kembali apa yang terjadi pada dirinya selama lima bulan ini.
Wina terdiam. Mulutnya seakan tiba-tiba terkunci rapat. Kilasan-kilasan balik membayang berputar difikirannya. Wina langsung terisak keras. Hal itu membuat Nolan tiba-tiba mengeryitkan dahi dan langsung merengkuh tubuh Wina lagi dan mengusap punggung Wina perlahan sambil berbisik "Tenanglah, aku disini sekarang. Ceritakan apa yang terjadi padamu. Aku akan membantumu my princess."
"Yang aku tahu kau sudah dikabarkan meninggal dunia Wina. Namun dalam hati kecilku aku meyakini bahwa kau masih hidup karena jenazahmu saat itu tak diketemukan. Semua media cetak maupun online telah memuat berita tentang kematianmu." Ujar Nolan setelah beberapa saat Wina sudah tidak menangis lagi.
Ucapan itu membuat Wina menutup mulutnya yang membuka lebar. Tak percaya akan hal yang baru saja didengarnya. "Sungguh. Kau tak bohong kan?"
Nolan menganggukkan kepalanya seraya menegaskan lagi pernyataannya. "Aku sendiri awalnya tak percaya. Jasadmu tak diketemukan dalam kecelakaan itu. Aku mencarimu kemana-mana, tapi nihil."
Nolan menghela nafasnya sesaat. "Kemana saja selama lima bulan ini kau my princess?. Apa yang sebenarnya telah terjadi padamu?."
Wina menatap Nolan serius, Nolan asistennya yang sangat gemulai itu menatapnya dalam diam seraya duduk kembali ke tempat semula.
"Apa aku koma selama lima bulan ini?" Wina balik bertanya pada Nolan.
Kening Nolan berkerut. "Aku baru saja menemukannmu kemarin." sahutnya.
"Serius?" Wina kembali menyelidik.
Nolan hanya menggangguk sebagai jawaban. "Jadi selama ini kau berada di mana?" Tanya Nolan berulang karena sejak tadi Wina tak memberikan jawaban untuknya.
Ingatan Wina kembali mengingat hal-hal yang tadi membuatnya terisak. Matanya langsung terbelalak lebar saat diirinya mengingat sesuatu. Dia merasa bodoh. Sangat bodoh. Pria itu berbohong mengenai dirinya. Dia tahu bahwa saat itu dia amnesia, tak bisa mengingat apapun mengenai dirinya dan keluarganya.
Berbagai kilasan balik menyergapnya. Dia menampar pipinya berulang kali. "Kau bodoh Wina. Kau bodoh, percaya saja sama dia. Kau naif," ucapnya sambil terus menerus menampar pipinya sampai Nolan dengan cepat menghentikan tindakannya tersebut.
"Aku mengalami amnesia Nolan dan pria itu memanfaatkan keadaanku. Mengambil keuntungan dari kondisiku saat itu. Dia laki-laki licik. Aku benci dia. Aku akan balas perbuatan dia."
"DIA TELAH MENGAMBIL KESUCIANKU NOLAN," teriak Wina sambil menjerit histeris dan mengguncang tubuh Nolan.
Nolan yang sejak tadi terdiam kaget dan tiba-tiba merasa lemas, tubuhnya langsung terduduk dilantai. Airmata membanjiri matanya. Mengalir tanpa henti. Masih menundukkan kepalanya dan terduduk di lantai membuat Nolan merasa dirinya lemah tak bisa menjaga My Pricess nya. "My princess ku, maafkan aku." Lirihnya.
Wina menatap Nolan yang masih terduduk lemah lesu di lantai. Dia akan bertekad membalas semua perbuatan pria itu pada dirinya. Membuat laki-laki itu menyesal telah mempermainkannya. Lihat dia tak akan tinggal diam. "Tunggu pembalasanku." Desisinya.
"Nolan, apa kau kenal seorang pria yang bernama Morran?"
Tobe next continue,..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Aku (MA)
RomanceApa yang harus dia lakukan saat mengetahui bahwa yang selama ini dia anggap sebagai suami ternyata bukanlah suaminya --- Wina Abraham--- Dia pasti menjadi milikku selamanya meski aku raih dengan cara kelicikan. Wanita itu membuatku selalu merasa b...