Kalian mau tahu bagaimana aku mengenal Vita?
Kalau pun kalian jawab tidak, aku tetap akan menceritakan.
Kilas balik ke sekitar satu setengah tahun yang lalu, saat Vita masih tinggal di kosan lamanya. Waktu itu dia masih maba dan kebetulan kosannya berada di sebelah kosan Dewa.
Waktu itu aku, yang masih lajang, eh gak juga. Eh, gimana? Gak tahu, deh. Intinya, waktu itu Enamhari habis isi acara salah satu kampus di sekitar Tangerang. Dan karena aku tanggung dengan tugasku, aku memutuskan untuk menginap di kosan Dewa. Kenapa Dewa? Kalau di kosan Jae, nanti cewek gua mikirnya yang enggak-enggak. Eh, kok cewek gue? Kan waktu itu belum ditembak. Eh, udah lupakan.
Waktu itu aku yang lelah dengan koneksi wi-fi di kamar Dewa pun mulai membuat dia kesal dengan segala ocehanku.
"Ah, lelet amat ini internet." keluhku.
"Bang, lu udah complain soal internet lima kali dalam tujuh menit terakhir ini."
"Ya, lagian lama banget ini internetnya."
"Enam kali malah sekarang."
Aku langsung memberikan tatapan kesalku ke Dewa. Orang lagi emosi, dia bikin tambah emosi.
"Bang, coba lu kerjain di depan, deh. Di depan biasa lebih kenceng."
Aku membawa laptop-ku keluar kamar Dewa dan meletakkannya di meja lalu aku duduk di sofa. Aku menghelakan nafas panjang. Kapan aku lulus, ya Tuhan? Aku memejamkan mata karena mataku sudah lelah menatap layar laptop selama beberapa hari terakhir tanpa jeda.
"Bang, kerjain tugas lu. Jangan tidur dulu."
Aku membuka mata dan melihat Dewa sedang mengambil air.
"Capek gua. Gak bohong."
"Nih, gua ada susu di kulkas kalau lu mau. Siapa tahu bisa tambah energi."
Setelah itu dia kembali ke kamarnya. Bukannya ambilin susunya buat gua. Aku berdiri dan membuka kulkas. Hm, susunya banyak rasa, ya. Aku mengambil satu susu pisang dan meminumnya. Setelah itu aku membuang botolnya dan kembali ke sofa.
Aku mengecek handphone-ku. Notifikasi dari dia, iya dia, bukan Vita, iya yang lain saat itu, berada di paling atas menanyakan kenapa aku belum kasih kabar. Ya gua mah sibuk. Emang dia, gabut kerajannya chat-in gua doang. Aku tidak membukanya dan kembali memejamkan mataku sejenak.
Setelah itu pemandangan yang ku lihat adalah mimpiku. Iya, aku ketiduran di sofa.
Beberapa saat kemudian aku kembali membuka maataku. Ah, tugasku apa kabar? Aku melihat ke sekitarku dan mendapatkan seorang perempuan dengan baju tidur di depan kulkas. Lah, ini bukannya kosan cowok?
Anak itu seperti kebingungan dan menelaah setiap rak kulkas. Dia menutup kulkas sambil menggaruk kepalanya lalu berbalik badan. Dia kaget melihatku yang hanya memberinya senyuman sambil sedikit menundukkan kepalaku. Dia membalas senyumanku dan menundukkan kepalanya.
"Ehm, Kak. Kakak anak kosan sini ya?" tanyanya sambil membenarkan posisi kacamatanya.
"Oh, aku cuma nginap semalam. Mau aku panggilin temanku yang tinggal di sini?"
"Eh, kalau ngerepotin gak usah, Kak."
"Gak, kok. Kamarnya cuma di situ. Sebentar, ya."
Aku masuk ke kamar Dewa dan memanggilnya.
"Ada orang, tuh."
"Ya kalau ada setan, gua gak mau tinggal di sini, Bang."
"Ck. Itu ada anak kosan sebelah nyariin orang sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
saturdate(s)
FanfictionSedikit cerita mengenai satu hari di setiap minggu yang dihabiskan bersama seorang Brian Atmadja Dirgantara.