Hari ini kami akan menghadiri ulang tahun salah satu teman kuliahku yang juga kenal dengan Vita, namanya Raka. Awalnya, aku tidak terpikir kalau dia akan jawab iya saat diajak. Karena akhir-akhir ini tugasnya beranak-cucu.
"Serius, Vit?" tanyaku saat dia memasuki mobil.
"Iya. Lagian, sudah lama gak ketemu Raka." jawabnya sambil mengenakan sabuk pengaman.
"Oh, kirain karena mau ketemu aku."
Dia memukul lenganku yang kujawab dengan tawa.
"Emang dia makan-makan di mana?" tanyanya sambil mencari lagu apa yang akan dia putar.
"Di bar gitu, sih. Gak ngundang banyak dia." jawabku masih menatap jalanan.
Dia hanya mengangguk sambil menggumamkan lagu yang sedang terputar di mobil.
"Vit."
"Hm?"
"Kamu pakai make up, ya?" tanyaku sambil menatapnya saat lampu menunjukkan warna merah.
"Kelihatan banget, ya?" tanyanya sambil membuka kamera depan handphonenya dengan wajah yang sedikit memerah.
"Kok centil sih, mau ketemu Raka." aku melekukkan bibirku ke bawah.
"Ih, gak gitu!" jawabnya sambil meletakkan handphonenya, "aneh, ya? Gak cocok? Aku hapus aja apa?" tanyanya bertubi-tubi yang justru membuatku tertawa.
Aku mengacak rambutnya pelan, "aku bercanda." lalu kembali mengendarai mobilku.
"Serius, Bri. Aneh ya? Ih, aku hapus deh." katanya sambil mengeluarkan tissue basah dari tasnya. Tentu saja tangan kiriku langsung dengan cekatan menahan tangannya.
"Jangan dihapus," kataku masih sambil melihat lurus ke depan, "kapan lagi coba aku lihat kamu dandan?"
"Aneh kan ta-"
"Kagak aneh, elah. Cantik, kok."
Dia terdiam sesaat, "ngalus mulu, ah." katanya sambil memalingkan wajahnya dariku.
Aku tersenyum simpul, "ya sudah kalau gak pd dan mau hapus ya sana hapus. Pakai make up sama gak pakai juga sama aja di mataku."
"Jawab serius dulu, aneh apa enggak?" tanyanya sambil ancang-ancang mengambil tissue basahnya.
Aku terkekeh, "enggak aneh, Vitaaaaa."
"Serius?"
"Iya, serius."
"Ya sudah, gak aku hapus....." katanya pelan sambil memasukkan tissue basahnya ke dalam tasnya.
"Vit, sudah mau sampai." kataku saat sudah mendekati tempat yang kami tuju. Katanya dia mau pakai sepatunya saat sudah mau sampai saja, karena melelahkan pakai heels. Padahal kan di mobil dia duduk doang, masa capek juga?
Dia mengenakan sepatunya lalu membuka kaca lipat yang baru saja dia keluarkan dari tasnya untuk merapihkan rambutnya. Lalu dia mengenakan lip tint favoritnya yang berwarna merah jambu.
"Iya, sudah cantik." kataku saat dia masih terdiam memandangi kaca di depannya.
"Aneh gak, sih?" tanyanya lagi sambil melihat ke arahku dengan tatapan melasnya itu.
"Ya sudah, aku bilang aneh aja, deh. Dibilang gak aneh, dibilang cantik, daritadi gak percaya." kataku sambil menghelakan nafas.
"Hapus a-"
Aku menutup kaca lipat yang berada di tangannya itu, "Jangan dihapus. Yuk?"
Dia terdiam sejenak sebelum akhirnya memasukkan kaca lipatnya kembali ke dalam tasnya dan mengangguk. Aku tersenyum dan akhirnya beranjak keluar dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
saturdate(s)
FanfictionSedikit cerita mengenai satu hari di setiap minggu yang dihabiskan bersama seorang Brian Atmadja Dirgantara.