4

7.5K 927 10
                                    


Kediaman keluarga Bae

Irene sedang fokus dengan bidikannya sebelum suara berat ayahnya muncul, ia melepaskan anak panah itu dari busurnya dengan yakin,

"kau seperti sedang memikirkan sesuatu?"

Ayahnya membuka percakapan itu setelah melihat anak panah Irene hanya mengenai lingkaran kuning.

"eeum.. tidak, tidak ada appa... hanya sedang berlatih"

Irene kikuk karena ayahnya menebak dengan benar

"kau tidak pantas kalah seandainya emosimu bisa lebih tenang dari lawanmu kemarin"

kata ayahnya kemudian,

"ahh... itu.. aku sudah melupakannya"

Irene berbohong, dia bahkan masih mengingat tatapan tajam itu sangat merendahkannya saat mereka berbungkuk untuk melakukan hormat.

"haha... yang kulihat setelah itu kau jadi lebih rajin ke lantai 1"

pungkas ayahnya telak, ia tahu sekali watak Irene, gadisnya itu tidak gampang menerima kekalahan begitu saja, dia tidak lahir untuk kalah,

"aku dengar dia karyawan baru di Departemen media , kalian bisa sama sama berlatih lain kali"

ayahnya memberikan masukan, namun tidak dengan yang dipikirkan Irene,

"appa..."

"yaa?"

"aku akan mulai kunjungan kerjaku bulan ini, sangat bodoh bila aku langsung bekerja tanpa tahu menahu apapun dari begitu banyak anak perusahaan Bae Grup"

"apakah tidak terlalu terburu buru, ini masih masa liburanmu kan??, kau hanya baru mengunjungi Jeju, masih banyak tempat refreshing lain di korea sebelum benar benar bekerja"

Tawar ayahnya, ia kadang kadang cemas juga dengan sikap yang terlalu work a holic Irene, ia lebih senang melihat Irene liburan atau menghabiskan uang yang memang ditujukan untuk dirinya, layaknya kebanyakan anak konglomerat Korea teman sejawatnya .

"jika kunjungan kerja itu berarti akan keluar daerah, itu sama saja dengan liburan kan?"

"jangan forsir dirimu sayang... appa menyayangimu," ayahnya merangkul Irene sayang dan mencium pipi putri semata wayangnya dengan gemas,

"nde appa... i love you"

"baiklah, besok ke kantor, siapkan keperluan kunjungan kerjamu, aku sedikit tidak suka kita membahas pekerjaan di rumah"

"hahaha mianheee....."

...

...

...

"jadi namanya Kang Seulgi?"

Irene menggumam membaca CV milik Seulgi, salah satu dari puluhan cv yang ia minta dari departemen media divisi media online, ia akan menunjuk satu dari mereka untuk membantunya membuat jurnal harian selama kunjungan kerja yang dimuat di website pemberitaan perusahaan, sebenarnya Kang Seulgi lah yang memang ia minta untuk mengerjakan postingan jurnal itu, namun akan terlalu jelas bila karena alasan pribadi membuat Seulgi dipanggil, bukan alasan, tapi bisa disebut dendam, harus ada sesuatu yang masuk akal untuk membuat Seulgi menemuinya di Gedung pusat,

Tak ada yang menarik dari data diri seseorang yang mengalahkannya kemarin, selain ia menamatkan kuliah jurusan filmografi dari Amerika namun memiliki dasar seni pertunjukan dari Sekolah Menengah, namun akhirnya jadi pegawai biasa diperusahan ayahnya, ya, meski ada hubungannya dengan fotography,

Irene sebelumnya tak pernah memikirkan latar belakang keluarga namun Ia sedikit tercengang melihat penampilan gembel Seulgi, membuatnya bertanya tanya apakah ia mendapatkan beasiswa kuliah di Amerika atau memang latar belakang keluarganya yang mapan.

American Style huh?!

Irene mengguman sarkastik,

"apakah tidak salah Nona memilih Kang Seulgi? Dia adalah pegawai baru dan belum begitu diperhitungkan di media online, dia bahkan hanya fotografer biasa untuk liputan berita standar"

"tak ada yang langsung memulai dari atas kan Mr. Kim? Aku terkesima melihat background pendididkannya"

jawab Irene masuk akal, dia tidak bohong untuk tercengang karena Seulgi tamatan salah satu Universitas ternama di Amerika.

"ahh.. begitu yaa.. tapi untuk mengikutimu selama kunjungan kerja, apa tak sebaiknya pria saja" tawar senior Kim lagi, ia sebenarnya sudah mencium ada hal yang aneh, dua orang ini terlihat seperti sedang melakukan perang dingin dan aura balas dendam antara kduanya terasa sangat mencekam membuat sunbae Kim merasa akan ada perang dunia yang ke- 3

"aku tidak pergi berdua Mr. Kim" Irene tersenyum, Sunbae Kim selaku atasan di departemen Media tak banyak bicara lagi, lalu izin mengundurkan diri keluar ruangan.

...

...

...

"hhhhh......"

Seulgi menghela nafas gugup, ia berdiri tepat di depan pintu kayu berukiran klasik berwarna coklat gelap yang beraura mencekam dan dingin menurutnya, ia bahkan bisa mencium bau kayu tua yang dilapis vernis , di balik ruangan ini ada seseorang yang sebentar lagi akan menjadi atasannya, dia sempat ciut untuk apa Irene memanggilnya ke kantor pusat sementara ia bisa memerintahkan menejer Kim untuk memberitahukan detail kerjaannya.

Seulgie mengetuk pintu pelan, pelan pelan ia berdehem antara memerdukan suaranya atau melegakan kerongkongannya yang kering, tiba tiba saja ia tercekat sesaat setelah pintunya langsung terbuka.

Seulgi masuk, wajahnya langsung masam ketika melihat seseorang yang membuatnya lebam beberapa minggu lalu tampak gagah berdiri di samping tuannya,

Bae Joo Hyun,

ukiran nama di mejanya kokoh berwarna gelap itu, bahkan di tuliskan juga

Irene Bae,

'sok western sekali' 

decih Seulgi kesal dalam hati.

...

...

...

to be continued


authors note: update tergantung moment Seulrene di timeline :D

[SEULGI x IRENE] DESTINY || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang