Seulgi berada di mansion milik Presdir Bae setelah sempat berfikir untuk tak pernah menginjakan kakinya lagi di sini, tapi ajakan Irene bahwa ia di undang secara khusus untuk makan malam bersama keluarganya membuat ia stress hingga hari ini,
berpakaian santailah seperti biasa ini hanya makan malam biasa
pesan Irene tadi sore, mereka akhirnya bertukar nomor ponsel beberapa waktu lalu sejak ia resmi menjadi karyawan 24 jam standbye untuk Irene. Seulgi mendengus, tapi degupan tak tabil dadanya membuat Ia diam diam tersenyum, .
meskipun Irene sudah bilang untuk berpakaian santai, ia juga harus menghargai orang tua Irene yang merupakan CEO di perusahaan tempatnya bekerja, jadi dengan sedikit saran dari Joy ia berusaha terlihat rapih dengan mengenakan kemeja putih bergaris, oversize yang kata Joy lagi trend sekarang, ia juga menanggalkan celana robeknya kali ini,
"Hai...!"
senyum Irene menyapanya tepat beberapa saat setelah tiba di rumah mewah itu, terharu sekali Irene berinisiatif membukakan pintu,
"orang tuaku sudah menunggu"
lanjutnya kemudian mengesturkan untuk Seulgi ikut kedalam , wajah Seulgi memanas dengan kalimat itu, seperti mengandung magis yang berhasil membuat jantungnya berdegup kencang, ia seperti pacar yang akan dikenalkan dengan calon mertuanya, tiba tiba saja Seulgi menggeleng menyadarkan dirinya untuk kembali pada realita dan membuang jauh jauh pikiran konyolnya,
mansion ini begitu besar tapi sederhana dengan kebanyakan profil kayu yang menghiasinya,
Seulgi dibawa tepat dihalaman belakang rumah Irene, melewati beberapa bangunan dan balkon serta jembatan yang menghubungkan bangunan satu dengan yang lainnya, sepanjang jalan itupun tak henti hentinya Seulgi memendam pujian kalau Irene menawan sekali hari ini, dengan menggunakan terusan sederhana yang tak terlalu menyolok, Irene terlihat sangat manis dengan penampilan rumahannya itu, rambutnya ia ikat dan membiarkan poninya jatuh menutupi dahinya, Seulgi tak bisa melepaskan pandangannya pada Irene saat ini.
"Kang Seulgi sshi!!"
Panggil ayah Irene ia tersenyum sumringah menyambut Seulgi yang jalan malu malu di belakang Irene, seseorang yang merasa di panggil namanya itu gugup bukan main, Presdir Bae memanggilnya dengan lantang diselingi tawa ringan Ibu Irene yang juga tersenyum menyambutnya, sedikit terkejut, Seulgi tidak membayangkan akan menghabiskan makan malam seperti ini bersama Keluarga kecil Presdir Bae,
halaman belakang begitu luas, dengan gasebo mininya, Presdir Bae berdiri tepat di depan pemanggangan sementara Istrinya yang tengah asik memotong motong bahan Barbeque, hanya ada satu maid yang bertugas bila suami istri Bae meminta sesuatu, sementara yang lainnya, dikerjakan sendiri oleh mereka, ini lebih privasi dari makan malam yang ia bayangkan semalam suntuk, Irene melanjutkan menusuk daging disamping Ibunya membiarkan ayahnya bercengkrama dengan Seulgi di tempat pemanggang,
Sudah yang kedua kalinya Seulgi berbincang panjang lebar dengan ayah Irene, waktu kejadian pahit yang mengorbankan kameranya, terlihat raut wajah dari dua orang yang sama itu begitu jelas berbeda, ia berharap tak melihat hari esok ketika mencoba menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa Irene kepada Presdir Bae dan istrinya, Irene tak berbicara sepatah katapun, setelah sampai di Seoul waktu itu, maka dari itu presdir bae memanggil Seulgi yang mengetahui kronologi kejadiannya.
raut wajah murka Presdir mengingatkannya pada ayahnya dan ia berusaha sebisa mungkin mengabaikan itu, kali ini wajah presdir yang sumringah dan selalu tersenyum itu membuatnya rindu pada ayahnya, meskipun tak sering bercanda seperti Presdir Bae, namun ayahnya adalah lelaki yang hangat dan perhatian,
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEULGI x IRENE] DESTINY || END
Ficción GeneralSeulgi tak terima ia di hadiahi bogem mentah oleh pengawal Irene hanya karena penampilannya yang seperti preman, perang dingin pun dimulai Seulgi harus membuat Irene merasa kalah dihadapannya, namun Irene adalah orang yang tak akan pernah menerima...