Johnny mendudukkan dirinya dengan terburu-buru, nafasnya terengah-engah dan keringat yang membasahi hampir seluruh tubuhnya.
"Hah hah cuma mimpi... tidak, itu.. sangat nyata tadi akkh!"
Johnny mengalihkan pandangannya pada jam dinding, lalu beranjak terburu-buru menuju kamar mandi,
Namun sebelum benar-benar pergi, ia sempat tersenyum kecil pada Karin yang tertidur pulas di sebelahnya tadi.
...
Bukan sesuatu yang mudah bagi Johnny, untuk mendadak mengurus semuanya sendiri, bahkan ia kadang mendadak jadi lupa bagaimana memakai dasi, begitu pula dengan kemejanya yang kini kusutpun ia pakai.
Johnny mengerinyit saat tak ada tanda-tanda Karin terbangun, ia pikir semalam Karin bisa kembali diajak mengobrol, akan membuatnya kembali mau bersekolah dan bersikap normal.
"Karin? Hei masih tidur?"
Johnny mendekat perlahan, dengan berat menelan ludahnya sendiri, ia tak ingat bagaimana posisi Karin tidur sebelumnya, tapi kenapa ia rasa Karin tak merubah posisinya sama sekali.
"Karin? Jangan bercanda hei, ayah tidak suka candaan seperti ini. Karin!"
Sebagai ayahnya, tidak mungkin bagi Johnny, Karin masih tertidur hingga pukul 9 pagi, kalau itu Johan masih memungkinkan.
Tapi karena memang ia tidur untuk selamanya.
...
Tangan bergetar Johnny menggenggam ponselnya erat agar tidak jatuh, rasa gugup luar biasa ia rasakan untuk menghubungi mertuanya. Apa lagi yang harus ia katakan?
Setelah seperti terus menerus terjadi bagai kutukan, Johnny berfikir apa tak lama lagi ia akan menyusul 3 orang tersayangnya itu?
Johnny terduduk di atas tanah, memegangi kepalanya yang terasa pening sangat, sesaat menyudahi panggilan dengan mertuanya.
"Kenapa mereka terus seperti itu? Memang siapa yang menginginkan semua ini terjadi?!"
Batinnya. Johnny beralih menghubungi kedua orang tuanya yang berada jauh darinya, rasa gugup tak kalah hebat dari sebelumnya.
...
Wanita lanjut usia namun masih terlihat cantik itu tak kuasa menahan tangisnya, ia berjalan mundur sedikit untuk menenangkan sedikit pikirannya.
Setelah lebih tenang, ia berjalan pelan mendekati seorang pria yang terduduk di kursi yang berada di balkon.
"John..." panggilnya lembut, diusapnya sayang rambut anak semata wayangnya yang tengah menatap kosong entah kemana.
Tidak ada jawaban sama sekali.
Dari pertamakali dirinya sampai di rumah ini, bukan seorang Johnny Suh yang menyambutnya, melainkan seorang yang memperkenalkan diri sebagai Lucas teman Johnny.
Lucas bilang, Johnny tidak masuk kantor, dan saat mendengar kabar tentang Karin, teman-teman dekatnya langsung menemui Johnny di rumahnya, dengan keadaan seperti ini.
Tidak menjawab pertanyaan siapapun, ia hanya terus duduk diam, terkadang menggumam tak jelas.
.
.
.TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day - NCT Johnny
FanfictionHati kuatnya yang rapuh perlahan, akankah ada seseorang yang dapat menguatkannya kembali di lain hari?