"Aku tidak mengerti maksudmu."
Ujar Johnny dingin, matanya menatap Anna tak percaya.
"Tapi kenapa?!" Johnny meninggikan suaranya, kedua telapaknya sudah mencengkram lengan Anna.
"Aku sudah berapakali menjelaskan padamu apa alasannya Johnny!"
"Aku... aku akan coba Anna."
"Kau bilang kau tidak mau terus menerus menyakitiku? Kalau begitu, kau harus setuju kita bercerai."
...
"I'm sorry, i'm sorry, i'm sorry."
Johnny terus membisikkan kata maaf sambil mengeratkan pelukannya pada Anna,
Anna menghela nafasnya, Johnny yang seperti ini malah tambah menyiksa dan memberatkannya.
"Kau tidak ada salah apa-apa Johnny, berhenti meminta maaf." Anna mengusap lembut punggung lebar Johnny.
"Tapi kita masih berteman kan?" Tanya Johnny yang disambut tawa Anna.
...
Johnny mengusap wajahnya kasar, lalu memijat pelipisnya pelan.
Namun sesekali tertawa mendengar ocehan Lucas yang tengah mabuk berat.
Lucas mengajaknya pada sebuah party? Yang Johnny bahkan tak tahu untuk merayakan apa, tapi orang-orang yang datang kebanyakan masih teman-temannya juga.
Johnny menggerakkan tungkainya menjauhi keramaian, menuju atap bangunan.
Jam setengah 12 malam, angin bertiup tak begitu kencang.
Johnny merogoh sakunya, mengeluarkan benda yang sudah sangat lama tak disentuhnya, sesaat senyum kecil mengembang lalu membakar batangan kecil itu dan dihisapnya.
Ia memainkan sedikit asap putih yang keluar dari mulutnya,
dari luar Johnny terlihat biasa saja bahkan kokoh tapi di dalamnya sangat menyedihkan."Hei."
Johnny tersentak kaget, matanya melebar melihat sosok gadis di sebelahnya yang menyapanya barusan.
Pergerakan otomatisnya menjatuhkan rokok yang masih menyala lalu menginjaknya hingga mati.
"Kenapa dimatikan? Rokokmu masih panjang." Tanya gadis yang memakai dress ketat hingga menampilkan lekuk tubuh indahnya, sambil menatap Johnny heran.
"Ti-tidak." Jawab Johnny gugup, kembali mengambil rokok baru.
"Kenapa ke sini, .....?" Tanya Johnny lebih tenang, menatap wajah samping gadis itu mengingatkannya pada saat pertamakali Johnny melihatnya.
"Avi, kau? Oh ya aku hanya uhmm gerah."
"Johnny. Tapi kau akan kedingingan di sini." Johnny melirik pundak Avi yang tak tertutup apapun, bahkan bagian dadanya juga cukup terbuka.
"Ahahaa aku hanya sebentar di sini."
Tak bisa dipungkiri perkataan itu membuat Johnny sedih. Ia baru akan menanyakan sesuatu tapi seseorang memanggil.
"Viii, Avicenaa!" Panggil seorang pemuda, berdiri cukup jauh dari keduanya, Johnny pikir dia seumuran Avi.
"Oh bahkan aku dijemput hhhh." Gumam Avi, nadanya sedikit kesal.
"YA AKU DI SINI MAARK!" Pekik Avi setelahnya.
"Aku pergi dulu, jangan coba-coba kau terjun atau merindukanku John! Haha jk."
Avi sempat menepuk pundak Johnny cukup kuat, sebelum ia menghampiri laki-laki itu dan mencium pipinya.
Pacarnya? Johnny bertanya-tanya dalam hati, menatap seorang yang menjemput Avi tadi melingkarkan lengannya pada pinggang perempuan itu.
...
Kepala Johnny terus memunculkan berbagai pertanyaan tentang Avi, walau ia cukup bersyukur setidaknya ia sudah mengetahui nama gadis berdress ungu pastel yang sudah menarik hatinya.
Bagaimana cara agar ia bisa kembali bertemu Avicena?
"Ah mungkin Lucas tahu."
.
.
.TBC~

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day - NCT Johnny
FanfictionHati kuatnya yang rapuh perlahan, akankah ada seseorang yang dapat menguatkannya kembali di lain hari?