Johnny memasuki cafe langganannya, juga membeli kopi yang sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Johnny?"
Baru saja ia mengembalikan dompet pada sakunya langsung mengedarkan pandangannya, matanya menyipit menatap seorang yang baru saja memanggil namanya.
"Oh! Avi?!"
Avi dengan nampan di pelukannya mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Baru bekerja di sini?" Tanya Johnny, tentu saja karena baru kali ini dirinya melihat Avi di sini.
"Mhmmm! Ini hari pertamaku bekerja, dan kau pasti biasa membeli kopi di sini ya?"
"Begitulah.."
"Mau berangkat kerja?" Tanya Avi sambil mengerjakan hal-hal kecil, Johnny mengiyakan sebelum berpamitan dan mengatakan bahwa ia akan kembali ke sini nanti malam.
...
Seperti yang ia katakan tadi pagi, Johnny benar-benar kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam cafe tempat Avi bekerja sekarang.
Tidak biasanya Johnny ke sini malam hari, satu-satunya alasan memang hanya karena Avicena.
Harapan Johnny terkabul, cafe cukup sepi di jam setengah sepuluh malam ini.
Ia mendudukan dirinya pada kursi paling ujung,
Seakan lupa pada niat awalnya, Johnny malah terlarut pada suasana tenang cafe dan melamun, hingga sebuah tepukan halus di pundaknya mengagetkannya.
"Mau pesan apa?" Johnny memalingkan wajahnya dari kaca yang menampilkan jalanan kota, menatap pada Avi, yang sebelumnya memang memaksa pada temannya, agar dirinya saja yang melayani Johnny.
"Americano dan cheesecake saja."
...
Johnny mengatupkan mulutnya, sesaat setelah tahu bahwa dirinya dan Avi terpaut 11 tahun lebih tua dirinya.
Sedangkan perempuan berumur 17 tahun di hadapannya ini tak tahu.
Avi menanyakan balik umurnya, tapi Johnny mengalihkan pembicaraan, bukan karena apa, tapi yang Johnny takutkan Avi akan menghindar atau sikapnya berubah padanya. Berlebihan memang tapi begitu kenyataannya.
Lagipula tidak penting dia tahu.
"Sekitar dua bulan lalu kau datang ke acara ulang tahun Andrew? Uhh aku lupa nama belakangnya haha."
Tanya Johnny penasaran, karena bisa saja mereka ternyata orang yang berbeda.
"Ya.. dia pamanku." Jawabnya enteng kemudian kembali menyesap kopinya.
.
"Mau ku antar? Ini sudah sangat malam." Tawar Johnny sambil melihat pada jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul 12 malam kurang beberapa menit lagi.
"Sebentar..." Avi bergumam, lalu mendekatkan ponsel pada telinganya.
"Mark, kau tidak usah mampir ke cafe ya, aku pulang sendiri. Mmhm love youu."
Avi memutuskan panggilan, dan mendongak menatap Johnny.
"Boleh, kalau tidak merepotkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day - NCT Johnny
Fiksi PenggemarHati kuatnya yang rapuh perlahan, akankah ada seseorang yang dapat menguatkannya kembali di lain hari?