06

1.1K 173 13
                                    

"Thanks."

Gumam Johnny sambil melirik sekilas, mug putih yang mengepul asap dari dalamnya.

Anna hanya mengangguk pelan lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.

.

Johnny melepas kacamatanya, melipat koran yang sedari tadi dibacanya dan ditaruhnya ke atas meja makan.

Untuk beberapa menit, yang ia lakukan hanya memperhatikan punggung Anna, yang diperhatikan sedang sibuk dengan piring-piring kotor.

"Anna..."

"Uh? Ya ada apa? Ada yang kamu perlukan?"

Anna menyelesaikan piring terakhir, lalu buru-buru berbalik, menatap Johnny yang terduduk tak jauh darinya.

"Aku hanya ingin mengobrol." Jawab Johnny, mengulas senyum tipis di bibirnya.

"Ahh baiklah.."

...

"Setelah ayahku meninggal, aku menjadikan fokusku 100% hanya untuk kerja,"

Johnny mengangguk, tanda ia mendengarkan cerita Anna antusias.

"Jadi ya... mungkin kalau orang lain masih bisa menjalin hubungan, tapi aku, waktu senggangku benar-benar kupakai untuk beristirahat saja. Lagipula, aku tidak dekat dengan laki-laki dan tidak ada laki-laki yang mendekatiku juga haha."

Selesainya cerita, langsung disambut senyuman manis Johnny.

"Kau hebat." Ujarnya singkat, mau tak mau membuat Anna tersipu.

"Di depanku juga ada pria yang jauh lebih hebat."

.
.
.

"Mama pikir kamu tertarik,"

Johnny langsung mengalihkan pandangannya pada lantai.

"Err sebenarnya tidak. Tapi... okay kalau itu bisa membuat mama senang."

Johnny sedikit memaksakan senyumnya, namun apapun yang bisa membuat ibunya senang, akan ia lakukan.

Seperti sekarang, ia menerima saja perjodohan dengan putri dari sahabat ibunya, yang tak lain adalah Anna. Lagipula itu akan jauh dari kata rugi.

...

"Katakan saja apa yang mau kamu katakan."

Ujar Johnny sambil melepas jas hitamnya, menatap Anna yang masih lengkap memakai gaun putih, lewat pantulan kaca, wanita yang terduduk di pinggiran kasur itu masih sedikit menundukkan kepalanya.

"Uhmm aku takut ini terdengar lancang..."

"Lancang?" Johnny mengkerutkan keningnya sedikit.

Lantas ikut duduk di pinggir kasur, tepat di sebelah Anna. Menatap seorang yang kini sudah sah menjadi istrinya, dengan tatapan penasaran.

Anna pun balik menatapnya, dan hal cukup ajaib baginya saat menatap pada iris coklat terang itu, ketenangan ia dapatkan. Membuatnya lebih berani untuk berbicara.

"Bisakah.. mulai sekarang, kau mengurangi rokokmu? Aku akan membantu."

Johnny terdiam sesaat, terkejut tentu saja.

Namun tak lama membentuk senyum hangat, diusapnya lembut surai bewarna cokelat tua Anna.

"Akan aku usahakan."

Anna mengembangkan senyumnya senang, dan langsung berhamburan memeluk Johnny.

"Thank you so much, Johnny."

.
.
.

TBC~

apa ya?

Another Day - NCT JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang