It's not that diamonds are a girl's best friend, but it's your best friends who are your diamonds.
~Gina Barreca~Happy reading :)
●●●●●
KRING!!!
Akhirnya, bel istirahat berdering nyaring. Camila sedari tadi tidak sabar untuk memakan makanan favoritnya sepanjang masa. Udang Saos Tiram. Gadis itu mengambil kotak bekal dari dalam tasnya dan meletakkannya ke atas meja. Dengan rasa tidak sabar, Camila membuka tutup kotak bekalnya dan langsung memakan bekalnya.
Albert memandang Camila keheranan. Perilaku Camila hari ini berbeda dari sebelumnya. "Kirain mau dikasih ke kucing lagi."
Camila yang masih mengunyah makanan segera menatap Albert malas. "Inwi tuh mwakranan kesyukwaan guhwe.."
"Udah udah, lo telen dulu!" Albert tertawa kecil, lalu mengambil kotak bekalnya dari dalam tas. "Ibu gue juga hari ini masakin makanan kesukaan gue."
"Apa tuh?" tanya Camila setelah selesai menelan makanannya.
"Semur tahu. Mau coba?"
Camila mengangguk. Gadis itu dapat mencium harum makanan bekal Albert dan penasaran dengan rasanya. Albert segera memberikan sedikit dari makanannya ke dalam kotak bekal Camila. Camila langsung memakannya dan seketika matanya membulat lebar. "Enak banget! Gila, padahal cuma tahu kenapa rasanya bisa seenak ini?"
"Ibu gue emang jago masak."
"Lo juga harus cobain nih makanan kesukaan gue, gak kalah enak sama makanan lo!" Camila menusuk satu udang miliknya dengan garpu dan menyodorkannya ke mulut Albert. Albert segera memakannya dan rasanya sangat lezat.
Camila baru sadar dengan apa yang telah dilakukannya. Dia barusan menyuapi Albert. Gadis itu menggigit bibir bawahnya pelan. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini, Camila tidak mengerti.
"Ini juga enak!" respon Albert setelah selesai mengunyah makanan di mulutnya. "Walaupun sebenernya gue gak terlalu suka udang. Itu ibu lo yang masak?"
Perkataan Albert seketika membuat Camila teringat ibunya. Perasaan gelisah itu kembali muncul. Camila menunduk dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengusir rasa gelisah yang kini mengganggunya.
"La, lo gakpapa?" Albert yang menyadari perubahan ekspresi wajah Camila langsung bertanya to the point.
Camila spontan mengangguk. "Ehh iya, gue gakpapa."
"Gue mau ngomongin sesuatu ke lo." ucap Albert sambil memandang Camila lekat.
Camila menoleh dan menatap Albert penasaran. "Apa?"
"Lo mau ikut lomba bareng gue, gak?"
Dahi Camila mengerut. Gadis itu berusaha mencerna pertanyaan Albert. 'Apa katanya? Lomba? Gue gak salah denger, kan?'
"Lomba apa?"
"Olimpiade Sains dan Teknologi. Kira-kira tiga bulan lagi."
"Lo udah gak waras, ya?" tanya Camila frontal. "Buat apa lo ngajakin gue ikutan lomba gituan?"
"Gue lagi butuh satu orang lagi. Dan gue pengennya lo ikut. Kalo misalkan kita menang, kedua orangtua lo pasti akan bangga, kan?" Albert berusaha membujuk Camila supaya gadis itu menerima tawarannya.
"Heh, seumur-umur gue belom pernah ikut lomba-lomba! Mager ah! Buang-buang waktu!"
"Satu tim isinya tiga orang. Baru gue dan Revan. Yah, sayang banget lo nolak. Padahal ini kesempatan buat lo untuk..."
![](https://img.wattpad.com/cover/128940144-288-k941845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIFT OF LOVE [√COMPLETED√]
Ficção Adolescente"Ketika 'ia' datang di waktu yang salah." Camila, seorang gadis manja berusia lima belas tahun, selalu hidup bergelimang harta. Hidupnya dibutakan oleh kekayaan duniawi. Gadis itu tidak mengerti arti hidup yang sebenarnya. Carlos, sang ayah, merasa...