Life is not a competition. Life is about helping and inspiring others so we can reach our potential.
~Kim Chase~
Happy reading :)
*****
"Kira-kira SMA Pelita Jaya bisa menang gak ya? Soalnya Kak Revan cedera! Dia kan yang paling jago!" Luna berkomentar asal-asalan. Perkataan Luna langsung dihadiahi pukulan kecil dari Anna. Luna menatap Anna kesal. "Apaan sih main mukul-mukul?!"
"Heh, di lapangan yang jago bukan cuma Kak Revan aja! Banyak juga kok yang lain, Albert contohnya."
"Iya deh iya! Terserah lo aja."
Camila menatap Anna dan Luna dengan ekspresi meyakinkan. "Gais, tenang aja, Albert tuh orang cerdas! Pasti dia udah nyusun strategi gimana caranya biar menang. Percaya deh sama gue."
"Wah seriusan lo?" tanya Luna dan direspon dengan anggukan kepala oleh Camila. "Bagus deh kalo gitu!"
Pertandingan babak tiga telah berlangsung lima menit yang lalu. Inilah babak yang menentukan nasib kemenangan SMA Pelita Jaya. Dalam dua babak terakhir, SMA Nusantara dan SMA Pelita Jaya memperoleh skor imbang. Di babak terakhir ini, SMA Nusantara unggul sementara dengan perolehan skor 35-28. Meskipun tertinggal tujuh point, tim basket SMA Pelita Jaya tetap optimis dan percaya diri untuk memenangkan pertandingan. Walaupun sang ketua basket mengalami cedera kaki, hal itu tidak membuat semangat mereka padam. Justru mereka menganggapnya sebagai great booster agar mampu mengalahkan tim yang sempat bertindak curang.
Albert berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar skor lawan. Dengan gerakan lincah andalannya, Albert mampu merebut bola basket yang semula dikuasai lawan. Biasanya jika Albert berhasil menguasai dan mempertahankan bola, ia selalu menjebak gerakan lawan dan langsung melakukan teknik passing jarak jauh ke Revan agar dapat mencetak three point. Namun, sayangnya Revan mengalami cedera kaki. Mengingat hal itu, Albert langsung naik pitam, lalu men-dribble bola dan melakukan shooting jarak jauh di luar garis penalti.
"Three point untuk SMA Pelita Jaya!"
Riuhan suara tepuk tangan mewarnai suasana saat ini. Semenjak adanya aksi kecurangan, banyak pendukung SMA Nusantara beralih ke SMA Pelita Jaya. Perolehan skor sementara kini 35-31. Masih tersisa empat point untuk mengejar skor lawan.
Albert menghampiri Vero, teman sebangkunya Revan sekaligus partner Revan ketika bermain basket di sekolah. "Ver, karena waktu tinggal sedikit, gue ingin lo melakukan strategi Zone Defense Set. Kata Revan, lo yang paling jago di bagian ini. Jangan sampe ring kita kebobolan satupun skor dari lawan."
"Gue kurang yakin sih, soalnya gak ada Revan. Dan gue gak sejago Revan yang mampu baca gerakan lawan dengan mudah."
"Kita gak punya banyak waktu! Percaya sama gue, kita pasti bisa menang kalau bisa kerja sama dalam mengatur strategi. Gue dan pemain pengganti akan jadi forward buat mencetak gol. Jaga ketat posisi guard. Paham?"
Vero mengangguk. "Waktu kita tinggal tiga menit. Ayo!"
Vero tahu kemampuan Albert yang jago merebut bola dari tangan lawan. Ditambah dengan kemampuan Revan yang handal melakukan teknik shooting, kedua sahabat itu adalah kombinasi yang pas. Namun, semenjak Revan cedera, Albert mulai mempercayakan pemain pengganti Revan untuk membobol ring lawan.
Albert berlari menuju lawan yang berusaha men-dribble bola menuju ring basket. Dengan pergerakannya yang gesit, Albert mampu merebut bola itu dan melakukan passing kepada pemain pengganti. Pria itu langsung menggiring bola kembali menuju ring lawan dan melakukan teknik lay up shoot.
![](https://img.wattpad.com/cover/128940144-288-k941845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIFT OF LOVE [√COMPLETED√]
Roman pour Adolescents"Ketika 'ia' datang di waktu yang salah." Camila, seorang gadis manja berusia lima belas tahun, selalu hidup bergelimang harta. Hidupnya dibutakan oleh kekayaan duniawi. Gadis itu tidak mengerti arti hidup yang sebenarnya. Carlos, sang ayah, merasa...