The ultimate victory in competition is derived from the inner satisfaction of knowing that you have done your best and that you have gotten the most out of what you had to give.
~Howard Cosell~
Happy reading :)
*****
Hiruk pikuk keramaian memenuhi stadium basket yang mampu menampung ratusan orang penonton. Sorak sorai para penonton terdengar nyaring menderu. Sebagian orang membawa spanduk besar bertulisan SMA Pelita Jaya yang telah berhasil masuk ke final phase. Tim cheerleaders berpakaian biru terang telah siap menyemangati para pemain basket di lapangan.
Camila duduk di bangku paling depan dan berteriak lantang saat mengetahui SMA Pelita Jaya berhasil masuk ke babak final. Tim basket SMA Pelita Jaya sukses mencetak skor 62:45 melawan SMA Cendrawasih di babak semi final. Revan bahkan selalu mengatur shooting dari luar garis penalti sehingga mendapatkan three point berkali-kali. Ya, pada umumnya setiap tembakan atau shooting dari jarak jauh dapat menghasilkan nilai yang tinggi.
Pertandingan babak final akan diadakan lima belas menit lagi. SMA Pelita Jaya melawan SMA Nusantara. Pertandingan yang akan menentukan pemenang turnamen basket tahun ini. Para penonton bertepuk tangan dan bersorak tidak sabaran. Sebagian merupakan pendukung SMA Pelita Jaya, dan sebagian lainnya pendukung SMA Nusantara. Kedua tim basket telah menampillkan performa luar biasa dan tak tertandingi. Revan dan Albert selalu berkolaborasi bersama dalam mencetak point tinggi. Camila merasa kagum dengan kekompakkan sepasang sahabat itu.
Di dalam ruang istirahat basket, Revan berdiri di tengah-tengah gerombolan timnya yang sedang beristirahat. Pergerakan Revan langsung menjadi pusat perhatian seluruh anggota timnya. Revan merasa bangga dengan pencapaian tim basket yang berhasil lolos ke babak final.
"Perhatian semua! Sebagai ketua tim, gue sangat bangga dengan kerja keras dan semangat kalian. Semua usaha dan latihan keras kita selama ini akhirnya membuahkan hasil yang terbaik. Tepuk tangan untuk kita semua!" seru Revan dengan lantang. Alhasil, seluruh anggota tim bertepuk tangan memenuhi seisi ruangan. Sudut bibirnya tertarik ke atas.
"Tinggal selangkah lagi, kita akan meraih kemenangan dan mendapatkan piala besar itu! Gue ingin kalian menunjukkan usaha yang terbaik, kekompakkan yang stabil, dan yang terpenting keluarkan jiwa semangat kalian! Bersama kita pasti bisa!" Revan memberikan motivasi kepada semua anggota timnya yang direspon dengan anggukan kepala.
Revan mengulurkan tangannya ke depan, lalu memandang ke seluruh timnya. Mereka spontan menghampiri Revan sambil mengulurkan tangan masing-masing. Menyatukan tangan mereka bersama. Suatu bentuk komitmen semangat dan pantang menyerah. Albert yang berdiri di samping Revan mengangguk perlahan. Memberikan keyakinan penuh bahwa kita pasti mampu memenangkan pertandingan final nanti.
"TIM BASKET SMA PELITA JAYA?!" Revan bersorak lantang.
"PASTI MENANG!" teriak seluruh anggota timnya dengan penuh semangat.
*****
"Alberttt semangatt!!!"
"Albert lo pasti bisa!!!"
"Albert ayoo kerahkan semua kemampuan lo!!!"
Anna dan Luna saling memandang satu sama lain. Merasa heran melihat tingkah Camila yang selalu menyemangati Albert. Seharusnya nama Revan yang disebut, bukanlah Albert. Belakangan ini sifat Camila telah berubah. Gadis itu akhir-akhir ini jarang menghabiskan waktu bersama dengan mereka berdua. Camila lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar bersama Albert di kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/128940144-288-k941845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GIFT OF LOVE [√COMPLETED√]
Ficção Adolescente"Ketika 'ia' datang di waktu yang salah." Camila, seorang gadis manja berusia lima belas tahun, selalu hidup bergelimang harta. Hidupnya dibutakan oleh kekayaan duniawi. Gadis itu tidak mengerti arti hidup yang sebenarnya. Carlos, sang ayah, merasa...