Velly sedang sarapan bersama Karen dan kedua kakak perempuannya di ruang makan.
"Bunda, habis sarapan aku ingin pergi ke taman untuk bertemu Kak Devin" uvap Velly pda ibunya. "Dan aku juga akan pergi ke Alun-alun lagi untuk mengambil buku diaryku" tambah Gwen sambil minum air putih hingga tandas.
"Kenapa bukumu ada di sana?" tanya Karen.
"Ceritanya panjang" balas Gwen merentangkan tangannya, "kau tidak pergi Nara?" tanya Karen melihat anaknya yang satu itu dari tadi diam. Nara menoleh, "pergi? Sepertinya aku akan berada di rumah saja."
Velly menoleh pada Nara, "kak, bukannya kau kemarin akan pergi ke super market?" membuat Nara berpikir sejenak. "Oh iya, sepertinya aku akan ke supermarkert."
"Baiklah, nanti hati-hati di jalan ya?" pesan Karen "sip!" balas ketiga serentak.
***
"Maafkan saya Pak, tapi sampai kapan kita akan disini?" tanya pengawal Eka yang sudah tidak nyaman duduk berjam-jam di dalam mobil.
"Diamlah" tukas Eka sebal. Sudah 2 jam ia berada di depan rumah Velly, bahkan ia bangun pagi-pagi sekali untuk menunggu wanita itu. Eka dari tadi hanya duduk di dalam mobil sambil mengawasi rumah sederhana itu.
Tak lama orang yang ditunggunya keluar, lalu menghentikan taksi yang baru saja lewat. "Ikuti taxi itu!" perintah Eka, mobilnya pun mengikuti taksi yang Velly tumpangi.
10 menit kemudian...
Velly turun di sebuah taman cukup luas, bersih dan enak untuk dijadikan tempat bermain anak-anak. Velly berjalan menemui seseorang. Eka pun ikut turun, dan bersembunyi di sebuah pohon tak jauh dari tempat Belly dan seorang pria yang sedang duduk.
"Maafkan aku, apa Kakak sudah lama menunggu?" tanya Velly merasa tidak enak.
"Tidak, duduklah" balas Devin -pria duduk tadi- "ya" Velly pun duduk di sebelah pria itu. "Senang rasanya bisa bertemu denganmu lagi" Devin memulai pembicaraan. "Ya, menyenangkan," balas Velly sedikit gugup.
"Sudah berapa lama ya kita tidak bertemu" Devin menghitung tahun yang ia habis waktu kuliahnya, "sekitar 6 tahun lalu, karena kau memutuskan kuliah di luar negeri," timpal Velly sedikit murung mengingat kepergian pria itu dulu.
"Lama juga ternyata, baiklah karena kita sudah bertemu kembali, mari kita jalan-jalan" ajak Devin tak ingin Velly mengingat kembali perpisahan itu. "Ya."
Sedang asiknya mendengar percakapan Velly dan Devin, Eka melihat seseorang berbaju serba putih sedang bersembunyi di balik tong sampah. Eka segera mengejarnya.
"Hei! Hei! Berhenti!" teriak Eka, sedangkan pengawalnya lebih lambat dari pada dirinya.
Orang yang dikejar Eka berbelok ke sebuah jalan sempit.
Dan ia segera mengejarnya, tapi sayangnya orang itu sudah kabur, ia salah berbelok malah bertemu dengan jalan buntu.
"Anda tidak pa-pa?" tanya pengawal Eka sedikit tidak enak.
"Kau ini bagaimana? Kau bahkan berlari sangat lambat bagaimana kau bisa melindungiku?" tanya Eka kesal.
Kembali lagi ke tempat Velly tadi.
Baru beberapa langkah Velly dan Devin melangkah, ponsel pria itu berdering.
"Velly, aku angkat telfon dulu ya?" gadis hanya mengangguk, ia pun pergi untuk mengangkat telfon.
Tak lama menerima telfon, Devin kembali lagi menemui Velly.
"Velly, maafkan aku. Tapi aku harus pergi karena ada rapat yang mendadak," Devin merasa bersalah karena akan pergi secepat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where My Brother? [FF TwicExo]
Fantasy(Ngayal dikit gak pa-pa kali...) Demi mencari kakak laki-lakinyanya, Lunar harus menjadi seorang detektif bagaimanapun caranya demi menemukan kakaknya yang hilang 16 tahun lalu. Caci makian setiap hari ia terima dari kedua orang tuanya, yang mengang...