Epilog

182 16 4
                                    

"Ya!! Sana-ah jatuh ke bawah!!!"

Serentak Joon Myeon, Se Hun dan Kyungsoo menoleh.

Namja berseragam polisi itu langsung berlari sekuat tenaga. Pikirannya kalut, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Tapi yang dilakukannya hanya berlari.

Semua orang yang menyaksikan itu langsung terbelak. Tak mengerti apa yang harus mereka lakukan dalam kondisi genting seperti ini. Bahkan untuk bernafas pun mereka ragu.

Nafas Joon Myeon tak beraturan ketika sampai di tepi rooftop yang hanya dibatasi pagar besi sebatas pinggang. Ia melihat Sana yang jatuh dan berakhir dengan menghantam atas mobil yang sedang terparkir di bawah. Namja itu seakan berhenti bernafas.

"Joon Myeon-ssi! Awas di belakangmu!!"

Teriakan Ji Soo begitu cepat, begitupun peluru yang meluncur dari senapan Seo Ki.

Dua peluru sekaligus tertuju pada Joon Myeon yang berasal dari Ny. Kim.

Ny. Lee hanya bisa memejamkan matanya sembari memeluk Ji Soo yang menangis sesegukan atas apa yang terjadi dengan cepat ini. Mencoba menguatkan putrinya itu walau dirinya pun sangat rapuh.

Sepertinya belum cukup untuk memuaskan balas dendam nya, Seo Ki memakai kekuatannya untuk mendorong Joon Myeon jatuh dari sana menyusul Sana yang sudah ada di bawah.

Se Hun ingin berbuat sesuatu tapi energinya sudah ia gunakan semua. Ia harusnya ingat untuk menjaga tubuhnya agar tetap kuat agar bisa melindungi orang-orang yang disayanginya. Ia tak mau kembali terpuruk setelah keluarga berantakan.

Sedangkan Kyungsoo yang berada beberapa meter, menatap Se Hun dengan tatapan aneh.

Kejadian itu membuat Tao diam tak berkata sedikit pun. Ia begitu gembira saat terlepas dari kutukannya setelah beberapa dekade, tapi ia merasa sedikit kurang nyaman. Tentu saja, ia bebas di waktu yang sangat tidak tepat. Bagaimana mungkin, kejadian itu terulang lagi setelah ratusan tahun. Dan yang hanya bisa ia lakukan hanyalah diam. Ia hanya bisa menunduk, dengan pikiran bercampur aduk.

Kyungsoo mencoba kembali melayangkan pukulannya pada Seo Ki menggunakan tanahnya.

"Baekhyun! Eratkan rantaimu!" perintah Kyungsoo pada namja yang sedang fokus mengendalikan cahaya merantai Seo Ki agar tidak kabur. Kyungsoo langsung mengerahkan semua kekuatannya untuk menaklukan namja yang membuat kekacauan tak berujung ini.

Se Hun menatap Ny. Kim yang tengah bersuka cita atas kepergian adik dari yeoja yang dicintainya, dengan sorot mata kebencian.

"Yah, tugasku sudah beres di sini," ujarnya tanpa memerdulika erangan anak buahnya.

Seo Ki yang mendengarnya menoleh, "apa? Aku mau kemana?!"

Ny. Kim hanya tersenyum sinis, dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakan bercampur erangan dari Seo Ki.

"Kau tak apa?" tanya Tao melihat Se Hun langsung mendekati Tzu Yu yang menangis terisak.

Tzu Yu menangis sendu di dalam peluka Se Hun. "Andai aku menolongnya lebih cepat.. hiks.." ratap Tzu Yu menyesal atas kejadian yang menimpa Sana dan Joon Myeon.

Se Hun hanya bisa diam, mencoba menenangkan yeoja itu. Kejadian ini berlalu terlalu cepat. Ia tak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Di tengah kesedihan, terdengar suara yang hanya bisa didengar oleh Se Hun.

"Akan kuulang waktu, tapi sebagai gantinya ada satu permintaan yang harus kau tepati."

Ragu-ragu Se Hun menoleh. Apa dengan mengulang waktu semuanya akan baik-baik saja? Jika bisa mengulang waktu, semua ini tidak akan terjadi?

Where My Brother? [FF TwicExo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang