«14»

328 27 2
                                    

Namja bermata bulat membuka pintu dengan tangan kanannya, karena tangan kirinya memegang gelas yang berisi susu coklat hangat.

Ia masuk kedalam kamarnya, ia menyesap susu coklat itu sebelum meletakkan gelas itu dimeja belajarnya.

Kyungsoo bersenandung tak jelas. Hari ini ia cukup senang, entahlah ia juga tak tahu kenapa.

Pandangan matanya beralih kebuku berwarna pink. Kyungsoo membuka buku itu pada halaman yang ditandai, seketika pandangannya fokus pada rantaian kata yang tertulis.

Kecelakaan Appa belasan tahun lalu, ternyata tidak tunggal. Ada korban lainnya, mobil Appa tertabrak dari lawan arah. Dan dibelakang mobil Appa malah menubruk mobil Appa. Polisi sudah menyelidikinya, tapi sayangnya rekaman CCTV lalu lintas hilang begitu saja.

Hanya ada satu benda untuk mengetahui detail kekasus itu. Yaitu sebuah kalung, dengan liontin bulat dengan huruf yang sepertinya inisial nama 'PSJ'. Aku tak tahu pasti,. Sampai akhirnya, kasus itu ditutup karena detektif yang sedang menyelidikinya tewas karena bunuh diri.

Kyungsoo terdiam sejenak, mencoba mencerna setiak kalimat disana. Ia berpikir, seperti ada keganjilan dalam kasus ini. "PSJ...PSJ...siapa orang berinisial huruf itu?"gumamnya.

Suara ringstone terdengar dari benda pipih di atas nakas. Kyungsoo mengambil ponsenya, Se Hun sedang mencoba menelfonnya.

Kyungsoo tak mengangkat telfon itu, karena ia tahu telfon dari Se Hun seringkali tak berguna.

Ia hendak pergi, tapi Se Hun menelfonnya kembali. Dengan kesal ia menerima telfon itu.

"Nde? Yeobseo? Ada apa? Kau ini—"

"Yeobseo? Kyungsoo-ah?"

Kyungsoo meneguk salivanya. Apakah ini orang yang sedang dipikirkannya?

"N-nde? Maaf, dengan siapa ini?"

"Kyungsoo-ah! Naega..."

"Kau... Hyung Min Seok?"

***

"Aku pulang!" Joon Myeon masuk kedalam rumah.

Terlihat Ny. Kim sedang menuangkan teh untuk Tn. Kim di ruang tamu. Joon Myeon berniat langsung kekamarnya, tetapi Tn. Kim memanggilnya. "Joon Myeon kemari!"

Joon Myeon sebenarnya malas, tapi ia masih menghormati kedua orang tuanya. Ia kemudian menghampiri mereka, "ada apa?"

"Duduk!" perintah Appanya tegas. Joon Myeon langsung duduk dihadapan Appanya. "Berhenti jadi polisi" ucap Tn. Kim to the point. Joon Myeon mengernyit, tak mengerti arah pembicaraan ini.

Mengerti tatapan anaknya, Tn. Kim kembali berbicara. "Berhenti jadi polisi, kau ini pewaris tunggal Kim Corp! Kita sudah kaya, kenapa kau harus membangun namamu kembali sebagai polisi?" inilah yang Joon Myeon tidak suka. Appa selalu seperti ini, secara tidak langsung ia meremehkan kemampuannya.

"Tapi aku bukan ingin mencari uang, aku hanya ingin menjadi seorang detektif untuk memecahkan kasus, membantu orang lain" jelas Joon Myeon. Tapi percayalah, ayah dan anak sama-sama keras kepala. Mungkin faktor keturunan.

Where My Brother? [FF TwicExo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang