«23»

105 13 2
                                    

"Kita harus bergerak sekarang?"

Se Joon, Sana, Tzu Yu dan Jong In sudah bersiap di sebuah gang yang sempit dan jarang dilewati orang. Mereka sudah membawa beberapa barang seperti earphone bluetooth untuk berkomunikasi dan beberapa alat lain untuk bersiap-siap jika diperlukan.

Setelah SMS dan Email yang sudah diterima dengan petunjuk teka-teki yang sudah terungkap, mereka langsung membagi tugas.

Ya, setelah Sana memberitahu Tzu Yu untuk ikut serta membantu misi ini. Siapa tahu Ji Soo bisa ditemukan. Perasaan mereka sangat khawatir, dengan kondisinya yang masih sangat lemah sekarang malah diculik oleh seseorang. Mereka percaya, pasti Kasus ini bersangkutan dengan kekerasan dan penculikan pada Ji Soo.

"Nde, nyawa seseorang ada di tangan kita. Kita harus segera bergerak," komando Joon Myeon.

Semua mengangguk, "tempat pertama yang harus kita kunjungi di mana?" tanya Sana.

Jong In menjawab dengan tegas, "sebuah gudang tempat menyimpan daging."

Tzu Yu mengernyit, "kenapa di sana?"

"Karena, ia kembali mengirim foto seorang gadis yang sedang duduk dan ikat di sebuah kursi. Dengan sebuah uap yang sangat terlihat diantara mulutnya. Ia berarti, mereka sedang berqda di tempat yang dingin."

Semuanya mengangguk mendengar penuturan Joon Myeon.

Mereka segera masuk ke dalam mobil dan bergegas ke sana. Jong In mengeluarkan sebuah laptop untuk memandu jalan menuju tempat penyimpanan sebuah toko daging besar yang cukup jauh.

Hari semakin sore, jam menunjukkan pukul 10 pagi menjelang siang. Waktu mereka hanya sekitar 14 jam lagi. Setelah strategi yang dibuat kemarin didiskusikan, mereka bergerak sesuai dengan tugas masing-masing.

"Kita sampai," Joon Myeon menunjuk sebuah toko daging besar yang ramai.

Merrka segera keluar dari mobil, berlari bersembunyi terlebih dahulu takut ada yang mencurigakan.

Setelah situasi aman, Joon Myeon dan Jong In bergegas ke belakang toko itu. Menuju tempat penyimpanan daging.

Sebuah gerbang besi tinggi menjulang, mereka memandang kembali sekitar. Tak ada yang mengawasi mereka. Pelan tapi pasti, Joon Myeon mengitip di lubang kunci.

Tangannya bergerak membuka gerbang, namun sepertinya gerbang di kunci dari dalam.

Joon Myeon menguncang gerbang itu, namun gerbang itu tetap bergeming seolah tak mau terbuka. Tangan Jong In menepuk pundaknya, mengisyaratkan agar mundur. Setelah mundur, Jong In mengambil langkah mundur untuk bersiap-siap. Dengan sekuat tenaga ia berlari menuju gerbang, lalu mendobrak gerbang sehingga terbuka.

Nafasnya sedikit memburu ditambah rasa sakit di lengan kanan tak terasa karena rasa puas bisa membuka gerbang.

Udara dingin berhembus menusuk kulit mereka. Ruang penyimpanan daging ini sepertinya sama dengan puncak musim dingin di tengah malam. Bau amis langsung menyergap penciuman, walau tak tahan dengan bau amis dan dinginnya suhu di sana tak menyurutkan semangat mereka yang menggebu-gebu untuk menyelamatkan seorang yeoja yang terjebak dalam sebuah permainan seorang psikopat.

Kasus ini sebenarnya sudag ditutup beberapa hari lalu, karena kurangnya bukti. Joon Myeon sudah berusaha keras untuk tetap mempertahankan agar kasus ini tetap diselidiki. Namun, pangkat Joon Myeon yang masih junior tak mampu mempertahankan kasus pembunuhan berantai ini.

Pelan tapi pasti, mereka melanfkah lebih dalam. Suara pendingin terdengar berdengung di gendang telinga.

Setelah masuk lebih dalam, ia menemukan sebuah kursi yang tergeltak begitu saja. Lalu sebuah suara seperti jeritan tertahan terdengar. Joon Myeon dan Jong In berusaha mencari sumber suara, tapi hasilnya nihil. Mereka tak menemukan sesuatu yang mencurigakan sebagai sumber suara tadi. Yang ada hanya deretan lemari es dan pendingin di mana-mana.

Where My Brother? [FF TwicExo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang