Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang cukup terang, terlihat dua orang namja.
Joon Myeon dan Lu Han. Joon Myeon berniat menemui teman lamanya yang kini sudah menjadi seorang spikiater profesional, untungnya hari ini Lu Han sedang tidak sibuk jadi Joon Myeon menemuinya sekarang.
"Apa bisa, seseorang dapat memiliki karakter yang berubah?" tanya Joon Myeon. Lu Han berpikir sebentar, rasanya ia pernah mengatasi kasus seperti ini.
"Bisa saja, orang seperti itu ada dua jenis. Yang pertama mungkin memang dari lahir karena faktor keturunan namun yang kedua bisa karena suatu tragedi. Bisa seperti trauma berkepanjangan. Rasa takut itu memicu otaknya untuk bersikap, tapi bukan untuk menjadi dirinya melainkan orang lain." Lu Han memberi jeda sebentar, memikirkan kalimat yang mudah untuk dimengerti.
"Sikapnya berubah-rubah sesuai dengan orang yang di temuinya, jika ia menemui orang yang lembut ia akan lembut, jika ia menemui orang yang tempramental ia bisa tempramental. Tapi ia juga mudah dihasut walau tanpa bukti."
Mendengar penjelasan Lu Han, Joon Myeon menjadi mengerti.
"Tapi jika, misalnya, ia sudah membenciku karena pertemuan pertama yang kurang berkenan, apa di pertemuan kedua ia bisa merubah kelakuannya?" pertanyaan kedua terlontar dari Joon Myeon.
Lu Han menaruh jari telunjuknya di dagu, ia tampak berfikir. "Sepertinya akan sulit, karena kesan pertama menurutnya sangat penting untuk membuatnya menjadi orang lain. Mungkin membutuhkan beberapa kali pertemuan menyenangkan, itu pun sangat sulit karena ia sedang menjadi orang lain dan kau tak tahu siapa yang sedang ada dalam dirinya untuk mengetahui informasi."
Joon Myeon mendesah pelan, sepertinya kasus ini akan sulit untuk di atasi. Dan ya, ia harus segera berdiskusi dengan Sana dan memikirkan solusinya bersama.
Merasa informasinya sudah lengkap, Joon Myeon pamit karena langit pun sudah mulai gelap. Walau sebenarnya ia tak ingin pulang, tapi tetap saja ia harus pulang. Kalau tak pulang, mau kemana lagi ia pergi?
Tak lama setelah Joon Myeon pergi. Terdengar suara berbunyi. Lu Han segera bangkit berdiri dan membuka pintu.
"Seo Ki?" ucapnya kaget. "Anyyeong?" Terlihat Seo Ki sedang melambaikan tangannya di ambang pintu.
Lu Han segera mengontrol ekspresi wajahnya. "Bisakah aku bercerita?
***
Hari sudah menjelang malam, Jong Dae, Baek Hyun dan Min Seok barus selesai belanja. Sebenarnya mereka hanya membeli beberapa barang tapi setiap mereka memilih barang, pasti akan terjadi perdebatan karena selera mereka berbeda.
"Hari ini sangat melelahkan, bagaimana kalau kita makan dulu" usul Baek Hyun sambil menepuk perutnya yang mulai bersuara.
Jong Dae dan Min Seok bahkan lupa makan siang karena sibuk berbelanja. Dengan senang hati mereka menyetujui saran Baek Hyun.
Mereka duduk di salah satu restoran di mall.
Mata Min Seok tak sengaja menangkap beberapa orang berjas hitam dengan satu berjas biru. Orang berjas biru itu tampak menyuruh anak buahnya untuk berpencar.
"Ehm..aku ingin ke toilet sebentar," Min Seok langsung pergi tanpa menunggu jawaban.
Min Seok harus segera pergi dari sini, bagaimana pun caranya. Ia berbaur dikeramaian, semoga ank buah Se Joon tidak menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where My Brother? [FF TwicExo]
Fantasía(Ngayal dikit gak pa-pa kali...) Demi mencari kakak laki-lakinyanya, Lunar harus menjadi seorang detektif bagaimanapun caranya demi menemukan kakaknya yang hilang 16 tahun lalu. Caci makian setiap hari ia terima dari kedua orang tuanya, yang mengang...