«8»

354 39 0
                                    

Spesial Gwen × Ashen

Lampu temaram di tengah malam, seorang pria duduk di depan laptop. Layar tak menunjukkan sesuatu, hanya gelap yang tak memberi informasi. Ternyata Ashen sedang menatap sebuah buku berwarna cerah di depannya.

Semua tentang gadis itu membuatnya semakin... Entahlah Ashen belum yakinn dengan perasaannya, ia mulai tertarik pada semua yang berkaitan dengan Gwen. Gadis misterius yang baru ia temui tadi pagi.

Pikirannya berkecamuk menyuruhnya tidak membuka buku yang merupakan barang pribadi yang tak boleh ia langgar. Namun hatinya dipenuhi hasrat keingintahua yang tinggi memintanya untuk membaca diary bersampul imut itu.

Setelah 10 menit berdebat dalam diri, Ashen membuat kesepakatan, bahwa ia hanya akan membaca sedikit dari kumpulan cerita pengalaman hidup seorang gadis pencuri hatinya.

Ibu tiriku bilang, Ayah dan Ibu ku sangat menyukai film Titanic.

Ada saat dimana pemeran utama namja melakukan pengorbanan untuk pemeran utama wanita.

Dan pada saat itu ayah dan ibu ku selalu mengatakan “cinta itu pengorbanan, pengertian, juga perlindungansampai saat ini aku tak mengetahui arti dari kalimat itu.

Ashen menutup buku itu perlahan sembari bergumam pelan, "cinta itu pengorbanan, pengertian,dan perlindungan...? Apa maksudnya?"

Ia kembali membuka buku itu, membuka halamanya secara acak dan cepat. Tanpa sengaja secarik kertas jatuh. Badannya membungkuk, meraih kertas itu. Ada barisan kalimat di sana yang berbunyi,

Alun-alun adalah tempat yang sering aku kunjungi dari aku kecil. Tapi baru kali ini, entah kenapa jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.

Entah aku lapar atau apa, tapi aku menyukai debaran jantung ini.

Alun-alun, 14 maret.

Ashen kembali menyimpan kertas itu di antara lebaran kertas lainnya. Perasaannya campur aduk, hingga ia sendiri tak bisa mengekspresikan air muka. Mungkin  badan serta pikirannya terlalu lelah. Sebaiknya ia bersiap tidur.

***

"Gwen sayang!"
"Iya Bu?? "

Panggilan ibu dari dapur membuat Gwen segera turun dari kamarnya menuju dapur.

"Ya, ada apa? "
"Gwe bisakah kau besok pergi ke rumah nenekmu? Nenem tak mau ke rumah sakit, kecuali kau kesana" Bunda berbicara seraya membereskan cucian piring di wastafel.

"Oh, tentu saja. Biar Gwen yang ke sana. Jika ibu ke sana, tak ada yang mengurus kafe" balas Gwen menerima permintaan ibunya. Tak pernah terbayangkan jika ia menolak permintaan ibunya itu. Selama permintaan itu baik, Gwen akan selalu menuruti perintah ibunya.

"Uhhh, terimakasih" Bunda memeluk Gwen.

"Ehem! Ada apa ini? Kenapa kami tak diajak berpelukan?"

Suara itu berasal dari belakng, Gwen dan Bunda menoleh. Velly berkacak pinggang sementara Nara melipat tangan, wajah mereka tampak dibuat segarang mungkin. "Baiklah sini" Velly dan Nara tertawa atas tingkah mereka yang kekanak-kanakan.

Akhirnya mereka berpelukan seperti Teletubis.

***

Where My Brother? [FF TwicExo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang