Chapter 42

413 46 3
                                    

*Kim Minhwa

Sejak aku sadar, semua orang yang baru melihatku, pasti langsung menatapku terkejut. Tidak heran sih, karena perubahan warna pada mata kananku ini. Tapi tak sedikit yang menatapku begitu lama hingga aku merasa risih.

"Kami sudah memutuskan 2 tim akan mencari markas baru, dan aku akan memilih siapa saja yang akan ikut dengan timku. Tim kedua di pimpin oleh Yoongi.", ucap Mark oppa saat kami semua sedang berkumpul di lobby klinik. Kami akan mencari markas yang baru. Tim Dojun oppa sudah pergi untuk mencari amunisi tambahan.

Dan sisa aku, Jimin oppa, Jeongkuk oppa, Yoongi oppa, Chika, Cella, Jinyoung oppa, Mark oppa, Bambam oppa, Sanha, Binie, Eunwoo oppa, Rocky, Dowoon oppa, Bobby oppa, Chanwoo, Chanhee, Inseong oppa, Dawon oppa, Youngbin oppa, Yeri, Mina, Eunha, Jongsuk oppa, Suzy eonni dan Prof Yuu.

"Aku! Aku ikut dengan Yoongi oppa.", ucapku sambil mengacungkan tangan kananku setinggi mungkin.

Akhirnya kami membagi diri menjadi 3 kelompok. Yang 1 ikut dalam tim Mark oppa, lalu tim Yoongi oppa. Dan sisanya menjaga markas.

Aku masuk di tim Yoongi oppa bersama Jimin oppa, Dawon oppa, Inseong oppa

Sedangkan yang ada di tim Mark oppa adalah Eunwoo oppa, Bambam oppa, Youngbin oppa dan Dowoon oppa.

***

Kami terus berputar sekitaran klinik hingga ke Yonsei Sarang Hospital yang sudah sangat berantakan dan juga cukup sepi.

2 tim yang berangkat, menaiki 2 mobil yang berbeda. Tapi selama perjalanan, Jimin oppa terlihat tidak bersemangat, dia hanya diam saja menatap ke luar jendela.

Aku yang duduk di tengah, diantara Jimin oppa dan Dawon oppa, langsung memegang tangan Jimin oppa yang membuat Jimin oppa sedikit terperajat dan langsung menoleh ke arahku

"kau kenapa oppa?" tanyaku sambil mengelus punggung tangannya yang kugenggam, tapi Jimin oppa tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

"apa yang sedang kau pikirkan?" tanyaku mendesaknya agar berbicara. Karena aku menyadari kalau sejak pagi hinga sekarang, dia jarang bicara denganku.

"aku sedang tidak memikirkan apapun jagiya" kata Jimin oppa sambil tersenyum dan mengelus pipi kananku.

Aku tau dia berbohong, aku tau dia sedang memikirkan sesuatu, tapi aku mengurungkan niatku untuk mendesaknya lebih jauh. Jadi aku hanya tersenyum kemudian merangkul lengannya dengan hati-hati. Aku tidak ingin lengannya patah karenaku.

Karena saat aku baru sadarkan diri kemarin, saat aku memeluknya, aku mendengar suara seperti tulang yang tergeser saat aku tidak ingin melepaskan pelukan Jimin oppa.

Tak berapa lama, Yoongi oppa memberhentikan mobilnya, aku langsung menegakkan badanku sambil melihat sekitar.

"tsskk. Yoongi-ah, kita coba lihat di sini ya. Di sini terlihat sepi, sih. Mungkin saja aman." Terdengar suara Mark oppa dari radio yang sedang di pegang Inseong oppa, kemudian Yoongi oppa mengambil radio itu dari tangan Inseong oppa.

"baiklah hyung. Kita turun semua? Ato kita berdua saja?" balas Yoongi oppa

"beberapa orang saja. Dan jangan biarkan Minhwa ikut"

"eh? Ah waee~~?!!" pekikku protes

"kau baru saja pulih. Jadi kau tidak usah ikut, ya. Kau di mobil saja." Kata Yoongi oppa sambil menatapku. Aku menatapnya sambil memanyunkan bibirku.

"ya sudah" kataku pasrah.

"aku ikut denganmu hyung." Kata Jimin oppa pada Yoongi oppa dan membuat kami semua terkejut.

Z Apocalypse EvolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang