Chapter 49

272 37 2
                                    

*Kim Minhwa

Suasana ruangan memanas karena cahaya matahari masuk ke ruangan hingga membangunkanku. Aku membuka mataku dan melihat langit-langit ruangan dan sekitar.

"Akh. kenapa kepalaku pening sekali." gerutuku. Sambil memegang kepalaku saat aku bangkit dan duduk. Begitu aku duduk, aku langsung melihat Chika yang tidur di depanku, tapi tempat tidur sampingnya, yang seharusnya ada Cella, gadis itu tidak ada.

"Apa dia sudah bangun lebih dulu??" gumaman samar tertangkap oleh telingaku.

"Yaa.. kenapa kau bicara sendiri pagi-pagi begini?" tanyaku sambil menatapnya sambil mengerutkan dahiku.

"Aku tidak bicara sendiri tau." protes Chika. "Ya! Apa kau melihat Cella?" tanya Chika kemudian

"Aku tidak tau karena aku baru saja bangun.. dan lagi kepalaku sangat sakit.." ucapku sambil memijit-mijit kepala. Seketika keadaan menjadi hening, dan sangat terlihat raut wajah Chika berubah menjadi khawatir.

"Mungkin dia sedang jalan-jalan atau cari makan??" ucapku yang berusaha menenangkan Chika.

"Kalau begitu, aku mau mencarinya dulu." kata Chika lalu turun dan melangkah ke arah pintu. "Oh iya, lebih baik kau lanjutkan tidurmu.." ucap Chika terkekeh dan langsung keluar dari kamar. Aku hanya menatapnya bingung.

"Aku tidak ingin tidur lagi. Rasanya seperti sudah tidur selama beberapa abad. Oke itu lebay. Haha." gumamku sambil tersenyum sendiri.

"Kenapa kau ngomong dan tersenyum sendiri? Kau sehat kan?" tanya seorang namja yang berdiri di depan pintu.

"Hehe. sehat sih. Hanya kepalaku masih sedikit sakit."

"Ini, aku bawakan kau minum." ucap Inseong oppa sambil berjalan mendekat padaku.

"Wah~ makasih, oppa~. Ah, Jimin oppa mana?" tanyaku sambil menerima sebotol air mineral darinya.

"Dia ada di kamar sebelah. Masih tidur. Yoongi juga sama."

"Oh~ yang lain juga sudah bangun?"

"Sepertinya sudah. Kau mau keluar?" tanya Inseong oppa.

"Aku ingin ke Jimin oppa dulu." ucapku sambil tersenyum. Inseong oppa pun ikut tersenyum dan mengacak puncak kepalaku.

"Rapikan dulu rambutmu yang seperti singa ini." ucap Inseong oppa terkekeh.

"Sudah tau seperti singa, jangan tambah di acak dong, oppa~" protesku sambil menyisir rambutku dengan tanganku. Setelah itu kami ke ruang rawat yang ditempati Jimin oppa, Yoongi oppa, Inseong oppa dan Youngbin oppa untuk tidur.

"Aku akan bangunkan Yoongi dan Youngbin." ucap Inseong oppa saat kami di depan kamar.

"Oppa, hati-hati kalau membangunkan Yoongi oppa. Dia sangat galak." ucapku sambil terkekeh. ARMY mana yang tidak tau tentang si monster tidur yang selalu bisa tidur dimanapun dia berada itu?

"Hahaha. Baiklah." ucap Inseong oppa yang kemudian berjalan ke ranjang Youngbin oppa terlebih dahulu. Sedangkan aku langsung ke tempat tidur Jimin oppa.

"Oppa~ bangun. Ini sudah pagi. Oppa~~" ucapku sambil membangunkan Jimin oppa. Dari yang hanya menyolek pipi gembulnya yang menggemaskan, sampai menggoyangkan badannya dengan brutal, tapi dia sama sekali tak bergeming. Akhirnya pilihan terakhir adalah mengelitikinya di perut, tempat abs kesayangan para ARMY, fans BTS.

Saat aku mengelitikinya di perut, dia langsung bangun dan langsung memelukku tapi ia malah berbaring kembali, membuatku akhirnya tertidur di atasnya.

"Ih~ oppa~~ bangun. Menyebalkan!" gerutuku yang langsung bangkit dan pergi ke ranjang tempat si monster tidur berada alias Yoongi oppa.

"Haha~ iya-iya aku bangun nih.. Tapi kepalaku sakit sekali jagiya~" ucap Jimin oppa dengan manja. Aku hanya mengabaikannya.

Z Apocalypse EvolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang