Jongin juga berfikir, tapi sama saja. Sejak tadi pikirannya hanya tertuju pada panti asuhan. Tapi mendengar Sehun yang tidak yakin dia jadi urungkan. Entah apa alasannya. Sampai akhirnya Jongin menoleh ketika mendengar helaan nafas dari namja albino disampingnya.
" aku tahu kemana harus membawa shixun "
" eeh "
Belum sempat bertanya, tangan kiri Jongin sudah ditarik Sehun untuk berdiri dan masuk ke dalam bus yang kedatangannya tepat sekali.
Selama di perjalanan, beberapa pasang mata melihat ke arah mereka berdua. Tentu saja Sehun maupun Jongin begitu risih. Jongin bahkan memiringkan duduknya ke arah jendela dan mengabaikan tatapan penumpang lain. Sehun juga begitu dia berkali-kali berdehem untuk menutupi kekesalannya. Sedang Shixun? Bayi itu nampak anteng dengan dot kecil di dalam mulut. Mata sipitnya hanya berkedip imut dan sesekali tertawa karena guyonan kecil penumpang wanita yang kebetulan berdiri di depan Sehun.
" lucu sekali bayinya, tapi sayang. Mereka masih pelajar "
" kau tahu sendiri bukan bagaimana tingkah pelajar jaman sekarang ?"
" yaa, hasil dulu baru proses "
Sehun dan Jongin hanya mendelik diam. Mereka mendengar pembicaraan wanita yang tadi menggoda Shixun.
'sial'
Rutuk keduanya dalam hati. Sebenarnya sejak tadi mereka pura-pura tidak mendengar tapi entahlah telinganya begitu gatal ketika mendengr semua ocehan para kaum hawa.
Halte tempat tujuan Sehun sudah didepan mata, dengan cepat dirinya menarik tangan Jongin dan menjinjing keranjang Shixun. Telinga sudah panas dengan ocehan apra ibu-ibu dibis tadi. Sehun turun dan segera menarik tangan Jongin dan membawanya ke gang sempit di dekat halte. Satu-satunya gang sempit jika kalian ingin tahu. Jongin hanya diam saja, dia masih manyun gara-gara tadi dan Shixun, baby itu masih setia mengenyot dotnya. Mereka sampai di persimpangan gang dan Sehun masih menggenggam salah satu tangan jongin yang masih bebas. Jongin memicingkan mata dan menatap sekitar. Ia tidak pernah pergi ke daerah ini. Menurutnya cukup jauh dari rumah dan sekolahnya. Bahkan tadi saja mereka harus berganti bus 2x.
" kau mau membawaku kemana albino ?"
" ikut saja, kau pasti akan tahu nanti "
" kau mau membuang shixun ?"
Teriak jongin dan dia segera berhenti berjalan. Sehun yang berada 2 langkah didepan jongin segera menoleh dan menatap datar gadis yang menatapnya dengan pandangan menyelidik.
" tidak, kau fikir aku tega meninggalkan shixun seperti dia tadi "
" mungkin, kau saja tidak mau mengakui shixun. Sudah pasti kau akan membuangnya "
Sehun menarik nafas geram, berapa kali dia menjelaskan pada jongin, gadis ini tetap akan pendiriannya
" aku akan membawanya ke tempat bibiku. Puas ?"
Jawabnya dengan marah
" bibi?"
" pengasuh hyungku dan aku "
" oh "
Jongin acuh, dia berjalan ke depan meninggalkan sehun yang frustasi dan menahan geram padanya.
Mereka tiba di sebuah rumah kecil di ujung gang. Ada taman kecil disana, dan juga bangku besar yang muat untuk 6 orang serta meja makan kecil diatasnya. Sehun membuka pagar setinggi 1 meter itu dan mendoronnya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BABY
Humorbertengkar itu sudah kewajiban mereka. wajib sekali, bahkan mengalahkan kewajiban untuk makan. sehun yang kelewatan jahil, dan jongin yang seperti anak laki-laki. Lalu, bagaimana jika mereka berdua harus mengurus seorang bayi? tentu saja bukan bayi...