" Minseok lihat "
" apa ?"
" Luhan kemari "
Minseok berhenti menulis. Menghela nafas, ia mengubah raut wajahnya seperti biasa. Berbeda dengan Chaeyeon yang gugup. Gadis dengan rambut hitam sepinggang ini tentu saja tahu permasalahan diantara sahabatnya ini. Luhan datang dan langsung duduk di hadapan keduanya. Minseok mendongak dan tersenyum
" ada apa Lu ?"
" bisa kita bicara berdua ?"
" bicara saja "
Minseok melanjutkan menulis tanpa menatap Luhan. biasa, oke bersikap biasa. Luhan melirik Chaeyeon dan meminta gadis itu untuk pergi sebentar. Chaeyeon yang paham, pada akhirnya mengemasi buku dan pergi dari sana
" kenapa mengusirnya, aku kan sedang mengerjakan tugas "
" kenapa kau pindah "
" apanya "
" kau pindah ke apartemen "
" lebih dekat Lu. Rumahku ke tempat magang dan part time kan lumayan "
" kau butuh uang? Kenapa bekerja "
" memangnya kalau aku melakukan part time, itu artinya aku butuh uang ?"
" lalu ?"
" aku jenuh, jadi lebih baik bekerja. Uang jadi bagian yang lain "
Minseok berkedip dan menatap luhan dnegan mata almond khas miliknya. Luhan terdiam, menikmati wajah cantik dari mantan nya.
" ada apa ?berhenti menatapku "
" kau cantik "
" terima kasih, aku wanita tentu saja cantik "
" tapi sayang, aku menyakitimu "
" sudah jangan dibahas "
" aku minta maaf "
Minseok tersenyum, ia menutup buku lalu menatap Luhan
" aku memaafkanmu dan Sohee. Aku tidak bisa marah dengannya dan denganmu. Yaa itu memang salah satu kesalahanku. Jadi baiklah, bisa kita mulai dari awal "
" maksudmu ?"
" dari awal. Kita mulai dari nol.. kau adik iparku dan kita keluarga. Benar bukan ?"
Luhan menatap sendu, bagaimana bisa Minseok setegar ini sementara ia masih merasa bersalah.
" jangan merasa bersalah Han. Ini berarty kau dan aku bukan takdir. Kekekeke, maaf maaf maksudku yaa begitulah. Kau mengerti bukan ?"
"....."
" Han, aku minta tolong padamu. Kau masih ingat tentang pernikahan bukan? Kau bilang, jika kau akan menikah sekali dalam seumur hidup "
'menggenggam tangan Luhan '
" jaga adikku ya Han. Kau tahu, Sohee sebenarnya mencintaimu. Dia mencintai dalam diam "
Minseok mengambil sebuah kertas kecil yang dilipat menjadi burung kertas. Ia membuka lipatan burung tersebut lalu memberikannya pada Luhan
" aku mengambilnya di bawah kolong ranjang. Itu adalah 1 dari banyaknya tulisan di burung kertas. Sohee tidak bermaksud untuk merebutmu dariku. Tapi waktu laah yang merebutnya. dan Shixun, dia adalah hadiah untuk kalian berdua. Hadiah pembukaan, dan cinta, adalah hadiah penutupan. Kita memang saling mencintai, tapi tidak adil rasanya jika aku harus bersama dengan laki-laki yang dicintai dan ayah dari keponakanku sendiri. Selama ini ia hanya diam, dan memandangmu dari jauh. Dan bodohnya aku, sebagai kakak. Tidak pernah peka dengannya. Aku minta maaf "
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY BABY
Humorbertengkar itu sudah kewajiban mereka. wajib sekali, bahkan mengalahkan kewajiban untuk makan. sehun yang kelewatan jahil, dan jongin yang seperti anak laki-laki. Lalu, bagaimana jika mereka berdua harus mengurus seorang bayi? tentu saja bukan bayi...