Episode 05 Comellean Colosseum

67 8 3
                                    

Tiga hari setelah kejadian pencurian ....

"Kenapa semuanya terlihat buram, apakah ini mimpi? Suara itu terdengar tak asing tapi aku tak bisa mengingatnya, tapi suara itu semakin jelas, di mana ini? Dari mana datangnya suara itu? Apakah aku sudah mati? Tidak,tidak,tidak, pikirkan apa yang terjadi kemarin, kenapa suara itu semakin jelas dan kenapa ada air hujan? Bukankah ini di dalam ruangan? Bagai –"

"Lyt, Lyt bangunlah! Hey ini sudah siang apa kau ingin aku siram! Kenapa kau selalu tidur seperti orang mati. Ah, aku sudah tak peduli!" Reina melemparkan air di ember kecil ke wajah Lyto yang masih tertidur pulas.

"Kenapa ada hujan di dalam rumah." Lyto seketika terbangun dari mimpinya.

"Kenapa kau selalu sulit untuk bangun, lihatlah ini sudah hampir tengah hari! Mau sampai kapan kau bermalas-malasan!" Reina memasang wajah marah.

Jika diingat kembali, ini sudah hari ketiga setelah kejadian itu. Kejadian saat Lyto harus kehilangan uang karena pencurian di pusat perdagangan saat mereka berkeliling kota. Saat ini mereka tinggal di sebuah gubuk tua yang terbuat dari kayu dengan atap jerami dan beralaskan tanah. Gubuk itu terlihat sudah sangat reot, mungkin jika terjadi badai di daerah ini, gubuk itu akan terbawa angin hingga tak tersisa. Tapi entah kenapa ada perasaan hangat dan nyaman saat berada di gubuk tua ini yang membuat Lyto berasa seperti sedang berada di kampung halamannya sendiri.

Gubuk tua berukuran kecil dan hanya terdapat sebuah tempat tidur kayu yang sudah usang, sebuah meja makan berbentuk persegi dan juga dapur kecil untuk memasak, tidak ada kamar mandi sehingga jika ingin mandi dan buang air mereka lakukan di sungai yang berada tidak jauh dari gubuk tua itu.

Lyto mulai tebiasa dengan keseharian ini, meski Reina masih tidak terbiasa karena harus mandi di tempat yang sedikit terbuka dan tidur diruangan yang sama dengan laki-laki. Reina tidur di tempat tidur kayu di gubuk tua itu sedangkan Lyto dan pemilik rumah Vin tidur di lantai dengan alas tikar yang terbuat dari jerami.

Pemilik gubuk tua ini, Vin. Seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Lyto dengan tinggi badan yang sama dengan Lyto dan memiliki tubuh kurus tapi terlihat berisi seperti sudah melewati latihan yang berat. Vin memiliki rambut berwarna kuning yang sebagian rambutnya menutupi telinganya dan matanya bulat berwarna biru cerah, kulitnya putih jika dilihat sesaat hampir terlihat seperti seorang wanita.

Vin selalu mengenakan pakaian lengan panjang berwarna merah dengan kerah berwarna hitam dan memiliki variasi 2 kancing di bagian dadanya, kemudian mengenakan celana panjang berwarna cokelat serta sepatu kulit berwarna cokelat. Vin memiliki kepribadian yang hangat dan sangat lembut yang terpancar dari senyumnya, mungkin karena alasan inilah Lyto dan Reina dengan mudah setuju menerima bantuan dari Vin.

Kini Lyto dan Vin terlihat seperti sahabat yang sudah berteman lama meskipun baru bertemu beberapa hari, membuat Reina terkadang tersenyum sendiri ketika melihat mereka berbincang bersama. Mungkin karena kehangatan yang terpancar dari aura mereka membuat Reina menjadi nyaman.

"Kemana Vin?" Tanya Lyto.

"Vin pergi ke kota membeli bahan makanan." Balas Reina lembut. Reina yang terlihat sedang memikirkan sesuatu bertanya kepada Lyto, " Apa ini tidak apa-apa? Maksudku, Vin memang tidak keberatan tapi jika terus seperti ini kita hanya menjadi beban."

"Tentu saja tidak, apa kau lupa tujuan kita. Karena itu, aku akan mencari pekerjaan di kota setelah makan siang."

Tak lama setelah itu, Vin kembali dari kota dengan membawa bahan makanan untuk makan malam dan sebuah gulungan kertas. Penampilan Vin sekarang sedikit terlihat berbeda dan sedikit gagah dengan adanya sebuah pedang hitam legam dan sarung bercorak perak yang terpasang di pinggang kirinya.

Historia : The Blackworld AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang