Episode 16 Pelajaran Pertama

37 8 7
                                    

Tekanan gravitasi semakin berat dirasakan, tanah bergetar menimbulkan retakan-retakan. Tubuhnya benar-benar menyatu dengan tanah, seluruh tulangnya berasa diremukkan, dadanya sesak berasa ingin meledak, darah keluar dari setiap bagian tubuhnya, pandangannya mulai gelap dan kesadarannya menghilang secara perlahan.

"Aku mati, kali ini aku benar-benar mati." Lyto hanya pasrah dengan keadaannya saat ini.

'DUARRR'

Sebuah ledakan besar terjadi. Sihir gravitasi yang diterima Lyto pun menghilang, atau lebih tepatnya orang yang merapalkan sihir itu menghilang. Tubuhnya bisa digerakkan kembali, tetapi itu adalah hal yang mustahil karena Lyto sudah kehabisan kekuatannya, sekuat apapun dia mencoba bergerak dan memahami apa yang terjadi saat ini hingga akhirnya dia mencapai batasnya dan tak sadarkan diri.

Apa yang sebenarnya terjadi? Ledakan apa itu? Bagaimana bisa terjadi? Apa yang terjadi dengan kota? Apa yang lain sudah mengalahkannya? Atau aku ... mati?

Dalam hatinya Lyto terus memikirkan hal itu sebelum kesadarannya benar-benar direnggut darinya. Hal yang tidak diketahui Lyto bahwa orang terdekatnya lah yang telah menyelamatkannya ... tidak, lebih tepatnya menyelamatkan kota.

Ya, Canis yang baru kembali dari hutan iblis melihat kegaduhan di kota dan langsung bergegas karena pasti terjadi hal yang buruk di kota. Benar saja, begitu dia tiba di pusat kota, dia melihat penyihir kota sedang menahan serangan dari orang-orang yang memakai jubah hitam.

Orang-orang berjubah itu pastilah kelompok yang menyebabkan kegaduhan ini. Lalu dia melihat ke arah lain, pemandangan yang membuat darahnya mendidih seketika. Di depan gerbang pemerintahan yang hancur, Lyto terbaring menahan tekanan gravitasi dengan luka dan darah disekujur tubuhnya.

Canis benar-benar berada dipuncak emosinya, darahnya sudah naik memenuhi kepala seperti ingin meledak. Melihat Lyto yang benar-benar mengenaskan serta begitu banyak penyihir kota yang terluka membuatnya sudah tak bisa menahan emosinya.

Canis melangkah ke medan pertempuran, di angkat staf kayunya ke langit dan merapalkan mantra yang sepertinya akan mengaktifkan sihir tingkat tinggi. Udara di sekitar berubah menjadi dingin, langit malam yang sebelumnya diterangi sinar bulan berubah menjadi kegelapan total, awan tebal menghiasi langit pusat kota, suara guntur menggelegar terdengar dari dalam awan hitam pekat di langit kota.

Pemandangan itu membuat panik semua orang, bukan hanya para penyihir berjubah tetapi juga para penyihir kota karena mereka tidak mengetahui siapa yang merapalkan sihir mengerikan itu, semua mata tertuju pada seorang gadis berpakaian minim yang berada di tengah pertempuran, udara berputar disekitarnya membuatnya sedikit melayang ke udara.

Mengetahui bahwa orang itu adalah Canis membuat para penyihir kota tersenyum lega dan kembali bersemangat, para penyihir kota berbalik melindungi Canis yang kini menjadi sasaran penyihir berjubah. Rapalan yang cukup lama menandakan sihir yang diciptakan merupakan sihir tingkat tinggi sehingga bagaimanapun caranya para penyihir kota harus melindungi Canis hingga ia selesai merapalkan mantranya.

Para penyihir berjubah manjadi panik dan menyerang membabi-buta, tetapi serangan-serangan yang mereka arahkan kepada Canis berhasil dimentahkan oleh para penyihir kota yang melindunginya.

Rapalan sihir selesai, Canis kembali menginjakkan kaki di tanah dan membuka kedua matanya, tatapannya mengunci setiap lawannya. Di angkat tinggi-tinggi staf kayunya ke langit menyebabkan gemuruh guntur semakin terdengar jelas, kilatan-kilatan petir memenuhi langit kota malam itu.

[Lighting Thor]

Seketika cahaya berwarna biru turun dari langit terbagi menjadi lima belas kilatan dan menciptakan ledakan luar biasa. Hanya sepersekian detik cahaya itu menghanguskan semua yang diincarnya. Tak ada yang mengedipkan mata melihat fenomena luar biasa tersebut, seluruh mata tertuju pada arah kilatan cahaya itu.

Historia : The Blackworld AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang