It may sound silly, but true
My heart just stopped
When I caught your eye
So overwhelming
Was my first impression of youBilly Holiday - My First Impression of You
.
.
Jadi, malam ini Andara dikenalkan Sophie pada temannya yang bernama Irwan. Menurutnya sih, kesan pertama yang ia dapat saat melihat lelaki bertubuh tinggi yang terlihat manis dengan kulit cokelatnya itu adalah ramah, dan karena terlalu ramahnya Andara berpikir jika pasangan kencan butanya cerewet. Dan yang membuat Andara tidak nyaman adalah Irwan banyak melontarkan pertanyaan yang menurutnya adalah pertanyaan pribadi. Seperti menanyakan, kamu tipe cewek yang suka ngutang nggak? Dan di situ Andara langsung menyusun rencana kabur dari kencan buta ini.
Saat Irwan mengajaknya untuk bergabung menari dengan para pengunjung lain, ia memanfaatkan kesempatan ini untuk lari dari lelaki itu. Namun, kelegaan Andara tidak bertahan lama, karena setelah berhasil kabur dari Irwan, ia dihampiri lelaki yang memberikan pertanyaan konyol lain padanya.
"Kamu bukan teroris yang dikejar densus 88 kan?" Itu adalah pertanyaan dari laki-laki yang berdiri di hadapan Andara.
"Ya?"
Lelaki aneh itu tertawa. "Sorry, habisnya kamu nengok ke belakang terus, kayak dikejar gitu."
"Ah, itu iya, eh nggak kok," jawab Andara sekenanya.
"Duduk lah, nggak enak ngobrol sama berdiri." Lelaki itu menunjuk dua kursi berhadapan yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Andara melihat ke arah lelaki itu ragu. Ia tidak kenal lelaki ini dan kenapa pula harus repot-repot menerima ajakannya, setelah dia berhasil kabur dari Irwan?
"Aku bukan orang jahat kok dijamin. Namaku Gino, aku ke sini diajak temenku, eh akhirnya aku ditinggal dia yang sibuk di barisan paling depan ngelihatin DJ Butterfly," ujar lelaki bernama Gino itu.
"Oke, ayo." Dan Andara pun menerima ajakan Gino. Menurutnya, Gino terlihat sedikit cute jika dibandingkan dengan Irwan yang macho. Oh, dan Gino punya senyuman lebar termanis yang pernah Andara lihat. Adem banget.
"Mau pesen apa?" tawar Gino.
Andara menggeleng. "Nggak, aku udah minum sebelum kabur."
"Jadi, beneran lagi dikejar?" tanya Gino, Andara mengangguk. Ia pun menceritakan tentang pasangan kencan butanya. "Gila deh! Jadi, sekarang orang ke klub malam mau pada cari jodoh," tawa Gino.
"Nggak gitu juga," kilah Andara. "Aku juga ini dipaksa sama temen aku yang nggak tahu ngilang ke mana."
"Nasib kita sama," kekeh Gino.
"Sama-sama jomlo apa sama-sama ditinggal temen?" tanya Andara.
"Dua-duanya." Dan mereka tertawa bersama. "Eh, kamu belum kenalan. Masa udah ngobrol banyak, aku nggak tahu nama kamu."
"Emang perlu?" Andara menaikkan alisnya.
"Perlu lah. Aku aja udah kasih tahu nama aku. Kalau perlu, kamu seacrhing di Google pasti tahu siapa aku," kata Gino sombong.
"Kamu artis?" Mata Andara membulat. "Aku nggak mau kena gosip!"
Gino malah tertawa melihat Andara yang panik. "Tenang, bukan kok. Emang kamu pernah lihat wajah aku di teve?"
"Eh, udah lama aku nggak pulang ke Indonesia, jadi nggak tahu kabar-kabar artis Indonesia," jawab Andara malu.
"Loh, emang selama ini tinggal di mana?" tanya Gino. "Eh namanya dulu ah. Nggak seru main rahasia-rahasian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not So Husbandable [REPOST]
General Fiction[KAMPUS SERIES | 1] Bagaimana jika dua orang yang tidak saling kenal harus menikah? Bukan karena perjodohan apalagi tragedi hamil duluan. Ada suatu kejadian menarik, yang membuat mereka 'terpaksa' menikah. Bingung, canggung, jengkel, pokoknya nano-n...