28 - Bad Feeling

48.4K 3.7K 96
                                    

I got a feeling
A bad feeling
You're leaving and baby
that's just got me mad
Thinking and crazy drinking
And I'm sinkin'
And I'm reachin'
For something to believe in

Gretchen Wilson - Bad Feeling

.

.

"Mau balik, Gin?" tanya Bayu yang masih sibuk berkutik dengan laptop di kampus mengerjakan tugas kuliah, meskipun jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

Gino mengangguk sambil mengemasi barang-barangnya. "Gue mau ke cafe, ada pegawai baru soalnya. Besok gue baru lembur."

Bayu mendecakkan lidah. "Alasan lo."

"Ribut lo, Richard sama Andre aja nggak tahu ke mana," gerutunya, sudah berdiri di ambang pintu.

Arkan terkekeh. "Udah, kalau emang harus pulang, pulang aja Gin."

"Kalian berdua hati-hati loh, nanti disamperin Mbak Kunti. Ini kan Malem Jumat," kata lelaki itu cekikikan.

Gino buru-buru pulang karena tadi ibunya menelepon dan memintanya untuk datang ke rumah. Ia tidak tahu kenapa, biasanya sang ibunda punya makanan berlebih dan menyuruhnya membawa pulang sebagian. Namun, sebelum ke rumah ibunya, Gino akan mampir ke cafe dan menjemput Nadine. Ibunya pasti senang bertemu sahabatnya itu kembali.

Gino menyapa para pegawainya saat memasuki dapur cafe. Ia duduk di salah satu kursi sambil menunggu Nadine selesai melayani pembeli. Saat gadis itu kembali, ia tersenyum lebar melihat Nadine yang mau bekerja keras. Padahal, ia yakin seratus persen, ini pertama kalinya gadis itu bekerja.

"Gimana hari kedua kerja?" tanya Gino. Kemarin, Nadine menjalani proses uji coba, tapi lelaki itu tidak sempat menengok. Itulah mengapa hari ini ia menyempatkan diri untuk mampir.

Nadine menjatuhkan diri di bangku depan Gino. "Great, lebih capek dari kemarin sih tapi."

"Al!" seru Gino pada salah satu pegawai seniornya. "Gue bawa Nadine keluar ya, kasih izin nggak?"

Aldo yang sedang sibuk mengiris bawang bombai menyahut, "kan situ bosnya, kenapa izin ke gue?"

"Ya udah kalau gitu." Gino beranjak berdiri. "Sana kamu beres-beres. Kita ke rumah Mami."

Nadine tampak bingung sesaat. "Mami? Tante Ratna maksud kamu?"

Gino mengangguk. "Ayo buruan, keburu malem."

Gadis itu memberengut, lalu berdiri, melepas celemeknya dan naik ke lantai dua untuk mengambil tas. Tidak ada sepuluh menit, Nadine sudah turun sambil membawa tas selempang abu-abu. "Ayo, aku udah siap."

Gino segera mengemudikan mobilnya menembus kemacetan menuju rumah ibunya. Selama perjalanan, ia dan Nadine asyik bercerita tentang banyak hal. Tentu saja mereka banyak membahas masa lalu yang membuat mereka terjebak nostalgia.

"Dulu kita naik motor boncengan ke Gunung Kidul, keliling Jogja malem-malem, makan mie ayam. Aku kangen kayak dulu, kangen kamu juga," kata Nadine sambil menatap Gino. "Kapan-kapan kita jalan lagi ya, Gin? Please, aku kangen banget."

"Masa SMA emang terbaik pas ada kamu. Aku jomlo tahu sampai lulus," sahut Gino tertawa.

"Tipe cowok setia nih kamu," goda Nadine.

Gino menepuk dadanya dengan bangga. "Aku emang cowok setia, menantu idaman pokoknya." Keduanya tertawa bersamaan sampai akhirnya mobil Gino memasuki pelataran rumah ibunya.

Not So Husbandable [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang