I'm running out of breath
You're the one who made me like this
I can't say anything
I've never felt this way beforeMiss A - Only You
.
.
Ramadhan tahun ini akan menjadi pengalaman luar biasa bagi Gino. Ia berdebar-debar menyambut kedatangan bulan puasa kali ini. Selain karena penuh berkah, juga karena ini adalah Ramadhan pertama yang ia jalani bersama sang istri. Anehnya, Gino merasa gugup, ia takut jika membebani Andara dengan persiapan ini itu untuk puasa. Namun, di sisi lain ia juga sangat antusias merencanakan banyak kegiatan bersama wanita itu.
"Kalian kok malah ribut sendiri? Diskusi apa?" Suara Andara yang menggema di kelas membuat Gino terbangun dari pikirannya. "Diskusi jadwal bukber?" tanya wanita itu.
Tawa renyah dari para mahasiswa mengisi ruangan.
"Dari pada kalian diskusi jadwal bukber, mending kalian diskusi buat tugas akhir aja," imbuh Andara.
"Ah, Bu Andara nggak asyik, masa udah ada ujian akhir masih dikasih tugas akhir," keluh seorang mahasiswa.
"Suka-suka saya lah, saya kan dosennya," jawab Andara.
"Bu Andara kayak Pak Daniel, kalau kasih tugas nggak tanggung-tanggung," sahut seorang gadis yang duduk paling depan. "Jangan-jangan jodoh lagi."
Tatapan mata Gino secara otomatis mengarah pada teman sekelasnya itu, dengan raut wajah tidak suka. Ia heran kenapa banyak temannya yang menilai jika Andara dan Daniel cocok jadi pasangan. Sekarang, mereka malah sibuk menggoda istrinya dan menanyakan berbagai hal yang bersangkutan dengan Daniel. Halu semua otaknya!
"Panas ya, panas!" seru Andre cukup keras dari kursi paling belakang, membuat beberapa anak menoleh ke arahnya dengan heran, termasuk Andara. Lelaki itu melirik ke arah Gino yang tampak kesal.
"Udah dong, gosipin Pak Danielnya. Telinga dia panas nanti karena kebanyakan diomongin," kata Andara. "Kalau mau tahu Pak Daniel bukber pertama sama siapa, jangan tanya sama saya, saya bukan ibunya."
"Iya, tapi pacarnya!" celetuk Richard yang membuat seisi kelas terbahak-bahak. "Pasti bukber pertamanya sama Bu Andara, 'kan?" Lelaki itu sengaja memanasi Gino yang sudah tidak nyaman di kelas itu.
"Ngapain saya hari pertama puasa bukber sama dia? Ya, sama suami saya lah," jawab Andara.
"Bu Andara udah punya suami? Bohong pasti ini, ngeles doang. Orang di Instagram nggak ada foto suami Ibu," kata seorang anak yang memakai flower dress oranye
"Kamu ngepoin saya, ya? Saya udah punya suami, beneran. Terserah sih, kalian mau percaya atau nggak," kata Andara dengan senyum jahil di bibirnya sambil mencuri pandang ke arah Gino yang menahan senyum.
***
"Kamu udah rapi gini mau ke mana?" Andara heran melihat suaminya pada pukul tujuh malam sudah rapi memakai celana jeans panjang dan kaus abu-abu. Bau minyak wangi juga tercium di ruangan.
"Belanja dong, Bunny," jawab Gino. "Aduh! Kamu kok masih pakai daster? Cepet ganti baju."
"Belanja apa?"
"Belanja buat persiapan puasa, kan banyak yang harus dibeli. Lagian besok udah tarawih, udah nggak ada waktu buat belanja," kata Gino frustasi melihat istrinya yang tidak peka.
"Astaga, cuman beli gituan aja," ujar Andara. "Iya ... iya ... aku ganti baju." Ia mendecakkan lidah saat Gino mendorong tubuhnya masuk ke kamar.
"Jangan suka menyepelekan pekerjaan ringan, Bunny. Kita butuh sayuran, makanan beku, buah, susu, oh iya kurma. Itu banyak yang harus dibeli," tukas Gino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not So Husbandable [REPOST]
General Fiction[KAMPUS SERIES | 1] Bagaimana jika dua orang yang tidak saling kenal harus menikah? Bukan karena perjodohan apalagi tragedi hamil duluan. Ada suatu kejadian menarik, yang membuat mereka 'terpaksa' menikah. Bingung, canggung, jengkel, pokoknya nano-n...