Jam menunjukan pukul 12.00, kira kira sudah hampir dua jam lamanya aku menunggu keterlambatan pesawat yang akan membawaku ke negara yang benar benar menjadi impianku dari kecil, Korea. Negeri dengan julukan Negeri Gingseng itu telah memikat banyak perhatian dariku sehingga aku memutuskan liburanku kesana sekaligus untuk mencari universitas.
Kira kira pukul 13.00 aku sudah berada di dalam pesawat. Pandanganku terus menuju keluar jendela, dengan hal hal menarik tentang Korea dalam pikiranku.
" Hai, namaku James, siapa namamu?" kualihkan pandanganku menuju orang yang berada tepat disampingku. Kulihat dia mengangkat tangan nya dengan arti mengajak bersalaman. Sambil tersenyum aku berkata ke laki laki di sebelah ku itu " Katherine, panggil saja Kath". Terlihat jelas senyum James ditunjukan kepadaku, dengan lesung pipi di wajahnya dan pupil berwarna coklat yang sedang memandangku.
"Senang bertemu denganmu Kath, kau asli Indonesia ?
" Ya, aku ke Korea untuk liburan. Bagaimana denganmu?"
"Aku orang Korea, tapi sudah lama tinggal di Indonesia jadi bahasa Indonesia ku bisa dibilang cukup lancar. Aku pulang ke Korea karna aku rindu negaraku, juga karna ada sesuatu yang harus kuurus"
Aku hanya diam mendengar penjelasannya, cukup menyenangkan bisa berkenlan dengan orang Korea.
"Kau akan liburan kemana di Korea, kau sudah menyiapkan tempat mana saja yang akan kau tuju?"
"ya hanya beberapa tempat yang akan kutuju. Karna aku ke Korea sekaligus mencari universitas"
"berapa umurmu? "
"19 tahun"
"kurasa umur kita tak beda jauh, aku 21, bagaimana jiika aku yang menjadi tour guide mu disana?"
Aku tolak permintaannya karna aku tak ingin merepotkannya, itulah basa basi yang kupelajari dari orang orang kebanyakan. Sejujurnya aku sangat setuju akan hal itu, bayangkan saja, liburan ditemani orang tampan, siapa cewek yang akan menolaknya?
"tak apa, waktuku cukup banyak di Korea sebelum kembali lagi ke Indonesia "
"baiklah jika kau tak keberatan"
Banyak yang kami obrolkan saat itu, cukup untuk membuat aku mengantuk. Kupejamkan mataku untuk tidur. Dua jam lamanya aku tidur sampai pada akhirnya aku sadar bahwa James tidak ada di kursiku. Mungkin di toilet, pikirku, karna aku juga tak ingin tahu dimana dia.
Hanya tinggal aku saat itu di deretan kursi A sampai C karna James belum kembali. Aku melihat buku berwarna hitam di kursi sebelah James, dengan tas James di belakangnya. Ku buka buku itu, di dalamnya berisikan catatan harian James. Pada halaman halaman belakang terdapat 4 catatan pendek, tulisan tangannya beda dari catatan harian yang lain.
Catatan yang pertama bertuliskan
Jader lexan,
Seoul, april 4 2014
Catatan yang kedua bertuliskan
Bryan
Indonesia, Juny 4 2016
Catatan yang ketiga bertuliskan
Alex
Seoul, July 4
Pada catatan ke 3 tidak tertuliskan tahun. James kembali tepat sebelum aku membaca catatan keempat. "apa yang kau lakukan dengan bukuku?", aku takut James akan marah besar kepadaku karna aku sudah melanggar privasinya. Seharusnya aku tak membacanya dari awal.
Dengan suara gemetar aku menjawab "maaf, aku hanya penasaran tadi jadi aku buka, aku tak membaca apapun, hanya bolak balik halamannya". Aku terpaksa berbohong kepada James.
James hanya mengangguk. Tak ada salah satupun dari kami yang berbicara setelah itu, pandanganku terus menembus keluar jendela melihat langit, aku terus berpikir apa maksud dari catatan kecil itu. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk memecah keheningan diantara kami berdua.
"James, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"tentu saja, apa yang mau kau tanyakan?"
Aku sudah berpikir akan meanyakan apa maksud dari 4 catatan kecil tadi, tapi kuurungkan niatku karna aku sudah berkata pada James tadi tidak membaca apapun.
"Sejak kapan kau pindah ke Indonesia?"
" sejak umurku 20 tahun, kurasa itu Desember 2015"
" lalu apa kau bekerja di Indonesia?"
"ya, aku ke Indonesia karna sedang menyelidiki sebuah kasus, aku bekerja sebagai detektif. "
Aku mulai tertarik dengan pembicaraan ini, aku selalu ingin menjadi seorang detektif. Aku sering membaca novel fiksi kriminal milik Agatha Christie, senang rasanya jika bisa seperti Poirot yang bisa menyeleskan segala misteri.Aku sering bermain berpura pura menjadi detektif dengan keempat ketiga sahabat karibku, Kerrie, Karin, dan Natalie. Dan saat ini aku sedang duduk di pesawat dengan seorang detektif sungguhan, benar benar menakjubkan.
"menjadi seorang detektif di umur 21 tahun?"
"Ya, apa salahnya? aku menyelesaikan kuliahku 3 tahun"
Aku terkeut mendengarnya. Kurasa James adalah orang yang pintar, dia dengan cepat menyelesaikan kuliahnya, lalu menjadi seorang detektif dengan tampang yang akan membius semua wanita yang berada di dekatnya.
Tak banyak yang kami obrolkan pada waktu itu karna aku bingung mencari topik pembicaraan. Kulihat mata James terpejam saat itu. Syukurlah aku tak perlu susah susah mencari topik agar suasana terlihat tidak canggung.
YOU ARE READING
Four Notes
Fanfictionmenjadi detektif memang seru. tapi bagaimana jika petunjuk yang kamu dapat, didapatkan dari hantu? namaku Katherine sekarang pekerjaan ku adalah detektif terkenal. sebelum menjadi detektif terkenal, tahukah kamu aku mendapat banyak masalah? petunjuk...