11.Kehidupan Baru

9.3K 318 11
                                    

Selamat membaca :)
Jangan lupa vote dan komen kalian sangat di butuhkan.

Hingga akhirnya deru nafas keduanya terdengar dan entah siapa yang memulai keduanya sudah berpelukan dengan membelit tubuh masing masing. Lia yang sudah bersandar dengan nyaman di dada Aldrian dan Aldrian yang melingkarkan tangannya di pinggang Lia dan Guling pembatas antara mereka berdua sudah jatuh di lantai entah siapa yang membuangnya.

Suara  kumandang Adzan subuh terdengar dari mushola terdekat.Lia menggerjap ngerjap mata untuk bangun setelah mendengar Adzan subuh tapi ketika dirinya ingin membalikan badan serasa ada tangan yang melingkari tubunya sejenak dia terkaget  akhirnya dia sadar bahwa tangan yang memeluknya adalah tangan Aldrian suaminya. Wajahnya bersemu merah ini kali pertama dia tidur satu ranjang bersama laki laki yang sudah berstatus sebagai suaminya apa lagi dengan posisi sedekat ini.pelan pelan ia singkirkan tangan Aldrian dari pinggangnya. Aldrian sedikit mengeliat dari tidurnya kemudian ia merubah posisi tidur menjadi meringkuk seperti janin.perasaan  semalam ada guling pembatas kenapa sekarang tidak ada gumam Lia dalam hati.
Dia pun clingak clinguk mencari keberadaan guling tersebut dan ternyata gulingnya sudah terjatuh di lantai. Lia langsung memumut guling itu dan meletakannya di samping Aldrian. Kemudian ia melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu. Setelah selesai ia membangunkan Aldrian dengan mengguncang pelan bahunya.

"Mas bangun sudah subuh"

Merasa ada yang mengusik tidurnya Aldrian pun langsung bangun dengan posisi mata masih terpejam dia lalu bersandar di kepala ranjang dan setelah dirasa kuat berdiri dia masuk ke kamar mandi. Selagi menunggu Aldrian di kamar mandi Lia menyiapkan sarung dan baju koko serta menggelar sajadah untuk mereka sholat berjamaah. Mereka sholat dengan tenang dan khusyu hati Lia bergetar ketika lantunan ayat suci yang di bacakan oleh Aldrian sewaktu sholat terdengar merdu sampai sampai bulu kuduk nya meremang. Selesai sholat Lia mengencium punggung tangan suaminya. Dan tak berharap ada kecupan kening dia sadar bahwa mungkin Aldrian belum terbiasa. Selesai melipat mukenah Lia keluar untuk membantu ibu menyiapkan sarapan dan benar saja di sana terlihat ibunya sedang berkutak dengan alat dapurnya. Merasa ada orang yang berjalan kedapur ibu Lia menengok dan tersenyum kala sang putri sudah berada di dapur.

"Selamat pagi sayang. Tidurmu nyenyak?" tanya ibunya.

Lia hanya mengangguk dan tersenyum dan mulai mengupasi bawang karena sang ibu kebetulan ingin memasak nasi goreng untuk menu sarapan.

"Nak Aldrian sudah bangun?" tanya ibunya lagi.

"Sudah bu" jawab Lia.

Akhirnya menu sarapan yang mereka masak sudah matang.Lia bertugas untuk menyajikan dan menatanya di meja makan.

"Sana kamu kekamar ajak nak Aldrian kesini untuk sarapan" perintah ibunya.

Lia langsung mengangguk dan menuju kekamarnya. Sesampainya di kamar di lihatnya Aldrian sedang menelpon seseorang dengan posisi menggadap jendela kamar dan membelakangi Lia. Ia pun menunggu di pinggir ranjang. Aldrian membalikan badan setelah mengakhiri sambungan teleponnya. Di lihatnya lia sedang duduk di pinggir ranjang.

"Ada apa?" tanya Aldrian kepada Lia.

"Emmm.. itu mas di suruh ibu keluar untuk sarapan bersama" ucap Lia pelan  sambil meremas tangannya. Aldrian mengangguk dan mengekori langkah Lia menuju ke ruang makan. Di sana sudah ada kedua orang tua Lia.dengan sang ibu yang sedang mengambilkan nasi untuk suaminya. Lia mengembang senyum melihat keharmonisan orang tuanya dan berharap kelak rumah tangganya akan bisa seperti itu.

"Tidurmu  nyenyak nak Aldrian.maaf rumah kami tak sebesar rumah keluargamu yang di kota " tanya ayah lia kepada sang menantu sembari tersenyum hangat.

Setulus Cinta AzaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang