14.Pergi bersama Kinara

9.2K 365 11
                                    

Selamat membaca :)
Di tunggu vote dan komennya

Setelah mengantarkan Aldrian di teras rumah dan menutup pintu nya Lia kembali ke ruang makan di sana sudah ada bi inem yang sedang membereskan piring kotor.

"Sini bi aku bantu beresin" tawar Lia sembari membereskan piring kotor bekas sarapan pagi.

"Ehh non gak usah biar bibi saja" tolak bi Inem sambil menghentikan kegiatan Lia yang sedang mengangkat piring kotor.

"Nggak papa bi. Kaya sama siapa aja" jawab Lia sambil tersenyum dan berlalu pergi menuju ke dapur untuk menaruh piring kotor di wastafel. Sedang kan bi inem masih di ruang makan dan ia masih mengamati kepergian Lia sudut bibirnya mengembang ke atas membentuk senyuman dan ia berucap dalam hati" Ya allah beruntung sekali den Al memiliki istri sebaik dan secantik non Lia"
Lamunannya buyar ketika ada suara majikannya mengagetkan dirinya.

"Bi Lia mana?"tanya majikannya.

"Eh itu nyonya sedang di dapur non Lianya"

"Oh nanti bilangin ya bi suruh ke ruang keluarga" pesan mamah Aldrian pada  bi inem.

"Iyya nyah nanti saya sampaikan"

Setelah itu mamah Aldrian berlalu pergi setelah berpesan pada bi inem menuju ke ruang keluarga. Bi inem memasuki dapur dan melihat Lia tengah membilas piring yang sehabis di cucinya sambil bersenandung sholawat, "yaa habibal qolbi... yaa khoirol baroyaah... yaa li'jil tabilhaqqi... Rosuulal hidaayah"
Lia tak sadar sedari tadi di perhatikan oleh bi inem sampai ia selesai mencuci piring dan mengeringkan tangannya dengan serbet. Dan ketika ia hendak membalikan badan suara bi inem terdengar dari arah belakang mengagetkan dirinya.
"Masyaallah suara non merdu sekali" puji bi inem kagum mendengar suara Lia yang melantunkan sholawat dengan suara merdu.

"Ah bibi bisa aja,suara aku nggak bagus ko bi biasa aja" Lia terlihat tersipu atas pujian bi Inem dan tersenyum malu-malu.

"Eh iyaa bibi lupa, non tadi di cari sama nyonya katanya di suruh langsung ke ruang keluarga"

"Oh gitu ya bi.. Ya udah aku kesana dulu" jawab Lia dan langsung berlalu pergi menuju ke ruang keluarga, di sana  sudah ada mamah mertua dan adik iparnya yang tengah asyik menonton televisi.

"Mah tadi kata bibi mamah manggil aku?" tanya Lia pada mamah mertuanya.

"Ehh sayang.. Sini duduk dulu"perintah mamah mertuanya sambil menepuk sofa disebelahnya.Lia mengangguk dan segera menghempaskan tubuhnya di sebelah mamah mertuanya.

"Iyaa tadi mamah suruh bibi panggil kamu, katanya kamu lagi ke dapur, gini loh sayang kamu mau yaa temenin kinar keluar katanya dia mau beli sesuatu mama gak bisa nemeni soal nya mamah udah ada janji sama temen mamah" jelas mama mertuanya panjang lebar.

"Iyaa mau ya kakak ipar nemenin aku pliss" mohon kinar yang tengah duduk di sebelah mamanya dan memasang puppy eyes serta mengantupkan kedua tangannya tanda memohon.Lia tak tega melihat adik iparnya memohon seperti itu pun langsung menganggu kan kepala tanda setuju.

"Ya udah sekarang kalian berdua siap siap gih" perintah mamah mertua Lia pada putri dan menantunya

"Siap mah" jawab Kinar bersemangat dan langsung melesat pergi begitu saja.

"Aku ke atas dulu ya mah mau siap-siap"pamit Lia dan diangguki oleh mamah mertuanya.

Sedangkan di kantor Aldrian baru saja sampai di perusahaanya. Dan ia pun langsung masuk dan seperti biasa banyak sapaan yang terlontar dari sebagian karyawan yang melintas di hadapannya dan hanya ia tanggapi dengan anggukan tanpa senyuman. Dan kabar bahwa Sang atasan yang memiliki wajah tampan serta kaku dan dingin  baru saja melepaskan masa lajangnya pun langsung berhempus dan menyebar luas ke seluruh jajaran staf karyawan perusahaan Aditama banyak sebagian karyawan perempuan yang mengaku patah hati mendengar kabar tersebut padahal mereka berharap bisa mendapatkan hati Sang atasan suatu saat nanti dan menjadikannya sebagai suami tapi kini harapan tinggal harapan karena nyatanya sang atasan sudah menikah , mereka semua pun di buat penasaran sosok wanita  seperti apakah yang beruntung di persunting sang atasan. Aldrian melangkah mantap ke lift yang di sediakan khusus direktur, tiba tiba langkah kakinya terhenti dan ia mempertegas penglihatanya dan benar saja di sudut kubikel ada beberapa karyawan yang tengah asyik bergosip ria, ia pun langsung mendekati karyawan tersebut, dan setelah sampai di sana ia berdehem untuk memperingatkan mereka. Mereka yang tengah asyik bergosip melirik takut takut pada suara deheman tersebut dan benar saja zona bahaya sudah di depan mata mereka.

Setulus Cinta AzaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang