12.Kehidupan Baru 2

9.6K 345 6
                                    

Selamat membaca :)
Jangan lupa vote dan komen kalian sangat di butuhkan

Mereka semua sudah berada di pesawat,dan akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lepas landas.Lia duduk bersama Aldrian dengan Lia yang berada di dekat kaca dan Aldrian di sebelahnya.Mata Lia berbinar melihat pemandangan di luar jendela dan meraba-raba seakan ia bisa menyentuh gumpalan awan putih yang terlihat indah senyum kecil tersemat di bibirnya.sedangkan Aldrian fokus dengan majalah bisnis di tangannya dan ia pun sesekali melirik Lia yang tengah asyik dengan kegiatannya.Bosan dengan kegiatan memandang luar jendela ia pun mengambil majalah yang tersedia di samping tempat duduknya. Dia membolak-balik lembar demi lembar majalah tersebut,tiba-tiba kantuk mendera dirinya,ia seakan ingin sekali memejamkan mata dan dia pun akhirnya tertidur dengan majalah yang masih berada di tangannya.di liriknya Lagi Lia yang tengah tertidur bersandar  pada kursi dan tengah membolak-balik tubuh mencari posisi nyaman Aldrian merasa kasihan pelan-pelan ia singkirkan majalah yang berada di tangan Lia dan ia pindahkan kepala Lia agar bersandar dengan nyaman di bahunya,Lia sedikit menggeliat dalam tidurnya dan Aldrian berusaha menenangkannya dengan menepuk-nepuk puncak kepala Lia yang tertutup jilbab peach agar tertidur dengan nyenyak.Dan entah sejak kapan dirinya ikut tertidur dengan posisi kepala menyandar di kepala Lia serta mendekap Lia erat.

Akhirnya pesawat yang mereka tumpangi sudah mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Kinara bangkit dari kursi untuk mencari bangku yang kakak dan kakak iparnya duduki.karena dirinya dengan sang mamah dan papah berbeda tempat duduk dengan Aldrian dan Lia.Dan ketika Sudah menemukan bangku kakaknya
Senyum di wajah Kinara tiba-tiba terbit melihat mereka sedang tidur saling bersandar dan berpelukan.

"Kak Al kakak ipar bangun" Kinar berusaha membangunkan keduanya dengan mengguncang bahu mereka pelan.Keduanya bangun dengan mengerjap ngerjap mata dan Aldrian langsung melepas pelukan di pinggang Lia dan Lia pun langsung menjauhkan kepalanya dari bahu Aldrian,semburat merah tercetak jelas di kedua pipi Lia dirinya merasa malu ketahuan  tertidur saling berpelukan. Aldrian berdehem dan bersikap biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa diantara keduanya.

"Sudah sampai ya dek?" tanya Aldrian kepada Adiknya.

"Sudah dari tadi malah" jawab Kinara.

"Ciee pengantin baru penginya peluk-pelukan aja, yang jomblo kaya aku sih bisa apa" goda Kinara kepada mereka berdua,Aldrian hanya menjawab dengan pelototan bola mata sebal bisa bisanya adiknya ini selalu saja memggoda dirinya,ia pun langsung berlalu meninggalkan Kinara dan Lia. Wajah Lia nampak semakin merah seperti kepiting rebus saat di goda oleh adik iparnya.

"Yuk kakak ipar kita turun" ajak Kinara seraya menggandeng tangan Lia.mereka berdua pun turun dari pesawat.

Kini mereka tengah berada dalam mobil untuk menuju kediaman Aditama.Aldrian semobil dengan Lia dan Kinara sedangkan mamah dan papahnya di mobil satunya.
Mereka semua duduk di belakang dengan Lia yang berada di tengah tengah antara Aldrian dan Kinara.Aldrian tak terlibat obrolan bersama Kinara dan Lia matanya sedari tadi fokus pada layar ponsel dan sesekali melihat di balik luar kaca mobil. Tetapi yang lebih mendominasi obrolan adalah kinara,Lia hanya menanggapinya dengan anggukan dan senyuman.

Tak terasa mereka akhirnya sudah sampai di kediaman Aditama.mereka semua keluar dari mobil,Lia mengedarkan pandangannya kesekeliling rumah megah nan luas dengan pilar pilar yang tinggi serta banyak pepohonan di sekitar rumah yang terlihat rindang. Ketika sudah sampai dekat pintu Kinara langsung memencet bel rumah.sedangkan dari arah dapur terlihat ada perempuan
Paruh baya yang berjalan tergopoh-gopoh saat bel rumah berbunyi dirinya sudah tau pasti keluarga Aditama yang sudah sampai ia pun langsung menuju ke depan untuk membukakan pintu.

"Assalamualaikum" salam mereka semua ketika bisa Inem sudah membukakan pintu.

"Waalaikumsalam Eh tuan,nyonya,den Al,non kinar sudah  datang"
Dan setelah menyambut kedatangan majikannya tatapan bi Inem langsung tertuju pada Lia yang sedari tadi menunduk.

Setulus Cinta AzaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang