chapter 5

4.6K 410 27
                                    

Awalnya Taehyung mengira kalau dia hanya terserang demam biasa. Agak berlebihan memang jika sampai pingsan dan harus masuk IGD segala. Tapi memang seperti itulah kenyataannya. Karena sehari sebelumnya dia kehujanan lalu kedinginan akibat mandi (dan bercinta) terlalu lama. Ditambah, Taehyung menghabiskan sedikit sarapan yang dibuatkan ibunya pagi ini karena tidak terlalu nafsu makan.

Gejala tifus—begitulah yang dokter sampaikan pada Mingyu. Dan orang yang menyebabkan Taehyung jatuh sakit tentulah dirinya sendiri.

Tatapan mengiba tidak pernah pudar dari wajahnya sejak dia masuk ke dalam kamar inap. Taehyung nampak pucat dan layu dalam tidurnya.

Seungcheol yang kebetulan memang membawa Taehyung ke rumah sakit langsung pulang tak lama berselang ketika Mingyu datang. Taehyung menyelesaikan ujiannya dengan baik. Namun setelah itu dia benar-benar tidak mampu mempertahankan kesadaran lagi dan ambruk setelahnya.

Mingyu tidak mementingkan lagi jam pelajaran atau tasnya yang masih teronggok di samping kursi. Beruntung saja usai sekolah, Jaehyun datang ke rumah sakit membawakan tas Mingyu bersama Yugyeom.

"Gyu biar aku yang jaga kakakmu, kau cari makan dulu saja," kata Yugyeom.

Mingyu menggeleng pelan, masih tak bosan duduk di sisi ranjang mendampingi Taehyung. Dua temannya yang jangkung itu hanya bisa menghela nafas karena sudah hapal dengan tabiat Mingyu yang keras kepala. Akhirnya Yugyeom berinisiatif turun ke lantai bawah hanya untuk membawakan makan malam.

"Kau boleh peduli pada siapapun, tapi jangan sampai jadi orang tolol juga," sindir Yugyeom.

Di belakangnya, Jaehyun mendengus tertawa. "Aneh kalau melihat kau menolak makanan, Gyu."

Mingyu melirik kotak styrofoam yang dibawa Yugyeom tadi masih menunggu untuk disantap. Dari aromanya tercium bau khas jajjangmyeon. Menu itu memang paling mudah dicari dan dipesan, plus Mingyu itu suka makanan apa saja jadi teman-temannya tidak perlu repot memikirkan harus membawa apa untuk Mingyu.

"Thanks guys," Mingyu tersenyum pada akhirnya.

.
.
.


Taehyung baru membuka mata menjelang malam. Pelan-pelan dia beranjak dari ranjang karena ingin buang air kecil ke toilet. Mingyu menyadari suara-suara kecil yang berasal dari Taehyung pun langsung terjaga dari tidurnya.

"Hyung, kau sudah bangun?" Gumamnya tidak jelas karena masih mengantuk. Taehyung menoleh dengan tatapan sayu. Dia tak menghiraukan dan terus berjalan sambil menuntun tiang infusnya.

Mingyu pikir kakaknya masih marah akibat pertengkaran mereka yang melibatkan Wonwoo dan Jungkook. Dia membiarkan Taehyung ke toilet sendiri, sampai beberapa menit kemudian dia kembali lagi lalu susah payah merebahkan diri ke ranjang. Walaupun dari lubuk hatinya sangat bertentangan ingin membantu karena tidak tega melihat Taehyung kesusahan.

"Aku panggilkan dokter dulu ya, hyung."

Taehyung tetap bertahan dalam diam dan mengalihkan pandangannya ke jendela. Sampai Mingyu menghilang di balik pintu, dia tak kuasa lagi meneteskan air mata. Taehyung tidak tahu kenapa dia bisa selemah ini. Setiap kali melihat Mingyu, yang muncul selalu hubungan percintaannya bersama Wonwoo dan itu terasa menyakitkan.

.
.
.


"Jangan lupa makan, minum air putih, tidur yang cukup. Urusan ujian bisa menyusul kan. Daripada kamu paksakan tapi akhirnya tidak sesuai ekspektasi?"

Ibunya terus berceloteh menasehati Taehyung dalam percakapan melalui telepon. Taehyung hanya bergumam saja 'ya' saja karena terlalu malas meladeni. Setelah sambungan telepon itu berakhir dia sengaja melempar ponselnya ke nakas yang berada di samping ranjangnya hingga benda itu membentur keras.

What am I to You? 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang