chapter 11

2.9K 306 19
                                    

Masa skors Mingyu memang sudah berakhir, tapi lelaki itu tak kunjung datang ke sekolah hingga tiga hari setelahnya. Banyak yang bertanya bukan hanya dari teman-teman Mingyu sendiri, melainkan para siswa yang sempat menjadi saksi mata perkelahian dua siswa dari marga Kim dan Jeon itu. Tentang Jungkook—dia berhasil menjadi pusat perhatian setelah terlibat pertikaian dengan Mingyu. Sejujurnya dia merasa risih jika terus dilihat setiap siswa yang melewati lalu mencibirnya. Tak sedikit rumor buruk yang menyebutkan namanya, berpura-pura inosen agar bisa menyingkirkan si anak teladan, padahal disini dia menjadi korban.

Mingyu benar-benar menunjukkan pada Taehyung bahwa jika dia tidak main-main dengan kemarahannya. Taehyung pikir adiknya bisa kembali ke sekolah setelah masa hukumannya berakhir. Namun Mingyu masih belum puas menyiksa dirinya. Taehyung kehabisan kata-kata pun akhirnya berhenti berbohong di depan ibunya.

"Kenapa Mingyu bisa pergi keluyuran dan tidak pulang? Apa kau sengaja membiarkannya?"

"Dia menginap di rumah Seungcheol. Katanya tidak ingin pulang karena mau belajar disana."

"Apa kamu mencoba berbohong?"

Taehyung mengernyit tak mengerti karena dia sudah bicara apa adanya. Tetapi mengapa ibunya justru mempertanyakan jawabannya?

"Barusan Eomma mendapat telepon dari pihak sekolah kalau Mingyu bolos selama tiga hari. Kau sengaja berbohong lagi untuk melindunginya?"

"Eomma, Taehyung bisa jelaskan—"

"Seharusnya kau bisa menjaga adikmu, Taehyung. Jangan turuti kemauan Mingyu kalau itu tidak benar. Kau terlalu memanjakannya, sama seperti ayahmu!" Kata Ibunya mencela.

"Sebagai kakak kau harus mengerti tugasmu, Eomma harus bekerja sepanjang hari demi mencukupi kebutuhan kalian berdua. Aku berharap banyak agar kau bisa mengatur Mingyu ketika di rumah. Ternyata kau tidak bisa diandalkan."

Taehyung hanya bisa meringis ketika ibunya terus menyudutkan dia. Ucapannya tegas, juga ketus disaat bersamaan. Taehyung tahu jika cepat atau lambat ibunya akan menyadari ketiadaan Mingyu. Tapi dia tidak menyangka akan jadi serumit ini. Mungkin memang inilah yang Mingyu inginkan.

"Besok kau harus bisa membujuk Mingyu agar mau sekolah lagi. Sebentar lagi dia ujian dan harus mendapat nilai yang bagus. Kau harus memantaunya, Taehyung. Eomma tidak bisa mengurusinya karena ada banyak pekerjaan."

Dengan patuhnya, Taehyung mengangguk. Selalu—pekerjaan yang menjadi alasan berat yang tidak bisa ditinggalkan. Taehyung kembali menyendiri di kamar, mengunci pintu rapat-rapat lalu duduk di lantai. Kakinya sengaja di tekuk hingga menempel pada perutnya. Dia meringkuk sedih. Seharusnya Taehyung tidak boleh tersinggung karena apa yang dikatakan ibunya adalah benar. Dia sangat diandalkan dan sekarang semuanya jadi berantakan karena perbuatannya sendiri. Taehyung salah, tak sepatutnya dia tergoda dan mendekati Jungkook. Dan yang lebih parah—menghancurkan kepercayaan adiknya yang begitu mendambakan sosok kakak sekaligus lelaki yang dicintainya dalam diri Taehyung.

"Maafkan aku... maaf... aku benar-benar gagal menjadi seorang kakak yang baik," gumam Taehyung sedih.

.
.
.

Taehyung tidak ingin berlarut dalam kesedihan. Dia sendiri yang memicu masalah ini, dia pula yang harus menyelesaikannya. Setelah bertemu dengan Seungcheol, Taehyung langsung bergegas menuju apartemennya. Seungcheol tidak bisa mengantar karena dia masih harus menuntaskan jadwal kelasnya. Taehyung dibiarkan ke tempatnya sendiri setelah mendapatkan kunci. Taehyung menyempatkan diri untuk membelikan makanan kesukaan Mingyu meskipun jam makan siang sudah lewat. Semangatnya menggebu-gebu selama perjalanan, tapi jadi redup ketika dia berdiri di ambang pintu. Taehyung menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Berharap segala kekhawatiran yang membebaninya itu akan sirna. Dengan hati-hati dia memutar kunci dan membukanya. Di dalam sepi, tidak ada siapapun saat ini.

What am I to You? 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang