chapter 16

2.7K 235 11
                                    

a/n chapter ini alurnya cepat jadi jangan kaget cause i have no idea to build the plot. Intinya sebentar lagi sih bakalan tamat.









Enjoy!

Mungkin karena tinggi tempat tidur hanya mencapai sebatas lutut orang dewasa, kedua kaki Mingyu yang terbentang mampu menapaki lantai. 

Pinggulnya terus bergerak mendesak Taehyung yang mengandalkan tumpuan badannya. Wajah cantik itu menyiratkan kesakitan setiap menerima sentakan yang bisa dikatakan tidak pelan. Namun bibirnya tidak bisa berhenti mendesah seakan dia memang menikmatinya.

"Ah-haahh-hmpph."

Taehyung selalu reflek menegakkan tubuhnya setiap kali titik sensitifnya disentuh. Belum sepenuhnya bangkit, Mingyu langsung mendekap tubuhnya, memeluknya erat. Tangannya terulur mengusap lembut punggung Taehyung supaya tenang. Dia cium Taehyung sampai kehabisan nafas. Sementara satu tangannya merambat ke bawah, meremas salah satu bokong Taehyung penuh nafsu lalu menamparnya gemas.

"Ah-haaahh!"

Erangan yang berubah menjadi rengekan terdengar dari bibir subsmisif. Taehyung tidak bisa mengendalikan diri lagi. Semuanya dibiarkan keluar berhambur kemana-mana. Sementara Mingyu mendesis merasakan nikmat dan sakit bersamaan. Jari-jari kakinya tidak bisa berhenti menekuk setiap kali Taehyung mencengkeram kejantanannya begitu erat. Bagaikan candu dan akan selalu membuat mereka menginginkannya lagi dan lagi.

Taehyung mendudukkan diri, kemudian menumpukan kedua tangannya pada paha Mingyu dan mulai memejamkan mata menikmati sisa-sisa klimaks pertamanya.












Taehyung merasakan tubuhnya dibaringkan di atas kasur. Jari tangannya yang ramping membelai tulang rusuk Mingyu. Pegangannya makin gelisah ketika sepanjang milik Mingyu yang besar mencoba kembali menerobos masuk ke dalam analnya.

Nafas Taehyung terengah. Mingyu mencium bibir Taehyung lagi untuk mengalihkan rasa sakit. Dia mengambil kesempatan dengan bergerak. Membuat Taehyung melenguh dalam ciumannya. Kepala ranjang yang terbuat dari kayu jati itu sampai berbenturan dengan dinding beberapa kali. Menunjukkan betapa bergairahnya mereka dalam bercinta.

"Mmh-ahhh," Taehyung meraup oksigen sebebas-bebasnya ketika klimaks yang kedua datang mendera. Mingyu memerangkap tubuhnya lagi, memeluk salah satu kakinya yang tersampir di bahunya. Dia mencium bibir Taehyung yang terbuka. Ciuman kali ini begitu panas, penuh decakan ambigu dan didominasi oleh lenguhan submisif serta geraman rendah dari vokal dominan. Sementara pinggulnya masih menghujam Taehyung, ingin mencari kepuasaan tersendiri karena dirinya belum mencapai puncak.

Mingyu menegakkan tubuhnya, menatap Taehyung yang terbaring lemah. Tubuhnya dipenuhi lebam bekas gigitan juga cumbuan agresif dari Mingyu. Bibirnya yang merah makin bengkak, matanya sedikit berair. Kim Taehyung terlihat sangat kacau dan itu semua adalah hasil perbuatan Mingyu.

"Ah-haaah-ahh-Mingyu-uh!"

Taehyung mendesah saat Mingyu mulai mendorong pinggulnya lagi semakin dalam. Dia merasakan kejantanan Mingyu yang berkedut hebat dan siap menembakkan benihnya kapanpun.

"Ah!"

Benar saja. Selang beberapa hujaman terakhir, Mingyu mencapai klimaksnya. Taehyung melenguh pelan, merasakan hangatnya semen putih yang membasahi analnya. Mingyu kembali membungkam bibir Taehyung dengan bibirnya. Dia kembali memperdalam penetrasi, seperti tidak mau jika benihnya terbuang sia-sia.

.
.
.

Semenjak tinggal berdua, Mingyu selalu mengambil kesempatan dengan menyentuh Taehyung hampir setiap malam. Terkadang Taehyung menolak karena alasan dia punya jadwal kelas pagi. Tapi Mingyu sudah hapal betul jadwal kelas kakaknya sehingga dia tidak bisa membantah keinginan Mingyu sepenuhnya.

What am I to You? 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang