chapter 9

3.1K 306 50
                                    

Beberapa kali mata sebesar biji almond itu mengerjap lemah setiap mendapat sentakan keras pada bagian bawahnya. Kedua kakinya mulai pegal karena terus dibiarkan terbuka lebar dan bertumpu pada bahu lelaki di atasnya.

"J-jangan berhenti..." 

Kain sprei yang menjadi alas tidur mereka sampai kusut tak berbentuk lagi—bermuara pada sepasang insan yang tengah melakukan penyatuan. Guncangan orgasme kali ini benar-benar luar biasa. Hanya dirinya seorang yang bisa merasakan sensasi ini jika dia melakukannya bersama Taehyung.

Melihat Taehyung juga menikmatinya sampai sesenggukan memohon untuk terus melakukannya membuat gairah Mingyu meletup lagi. Dengan mudah kedua tangan besar Mingyu menarik pinggang Taehyung sedikit lebih tinggi agar memudahkan penetrasi. Di sisi lain Taehyung tidak bisa berhenti mendesah seiring dengan lonjakan yang dia terima, sesekali dia terisak manja hingga suaranya terdengar menggemaskan.

Mingyu melakukannya lagi semakin cepat dan tepat demi mengejar kembali klimaks yang sudah di penghujung. Tidak peduli jika cum yang baru saja memenuhi mulai merembes keluar dari tubuh Taehyung dan mengotori kasur.

"Oh, God!"

Mingyu memejamkan matanya rapat meresapi kehangatan yang melingkupinya. Dia tidak pernah mencapai titik tertinggi secepat ini.  Lantas dia merebahkan diri sebentar di atas dada Taehyung, masih sibuk mengatur nafasnya yang memburu. Sisa-sisa klimaks itu masih ada, Taehyung mengikis jarak di antara mereka dengan memeluknya erat hingga membuat tubuh mereka saling menempel tanpa cela. Dia selalu menyukai apa yang terjadi setelah ini—ketika kedua tubuh mereka saling bersentuhan rapat. Berbagi panas tubuh serta merasakan kelembapan khas yang menyenangkan.

"Apa yang membuatmu jadi sangat horny seperti ini, hyung?" tanya Mingyu sambil menatapnya dalam-dalam.

Taehyung terkekeh membentuk seringai kecil. Di balik senyuman bak malaikat itu, Mingyu tidak tahu jika Taehyung memintanya atas dasar karena dia masih haus akan sentuhan dari Jungkook. Selama melakukan hubungan seks, Taehyung berusaha membayangkan jika dia melakukan bersama dengan Jeon Jungkook dan bukan adiknya sendiri.

"Hanya menginginkannya," balas Taehyung, masih terkekeh dan kini menatapnya sayu.

Taehyung sudah menyerupai seekor serigala licik yang akan melakukan apapun demi menguntungkan dirinya sendiri. Dia terpaksa menggunakan Mingyu karena dia benar-benar butuh sentuhan untuk menyalurkan hasratnya. Taehyung belum pernah merasa bergairah seperti ini andai saja Jungkook tidak menyentuhnya lebih dulu.

.
.
.


Taehyung sudah tertidur sambil memeluk boneka big teddy-nya setelah lelah menghabiskan waktu bercinta yang tidak ada habisnya. Mingyu tak langsung tidur karena masih betah menelusupkan jemarinya ke dalam surai lembut milik Taehyung. Menarik pelan, mengacaknya lalu mengusap pucuk kepala Taehyung dengan sayang.

Sambil memainkan helaian rambut kakaknya, Mingyu mengecek ponselnya yang dipakai Taehyung. Jempolnya mengusap layar dari bawah ke atas. Beberapa temannya sekolahnya, termasuk Seungcheol sudah tahu kalau dia sedang menggunakan ponsel Taehyung. Ternyata selama ini Taehyung tidak membuka semua pesan itu hingga akhirnya menumpuk dan sempat membuat ponselnya hang. Dari sekian banyak pesan tertinggal disana, ada satu pesan yang menarik perhatian Mingyu.








Jangan lupa save nomorku, hyung.

-Jungkook-






Kening Mingyu mengernyit tidak suka membaca pesan itu. Dia penasaran dan tanpa berpikir panjang langsung menekan tombol panggilan. Agak lama dia menunggu sebelum akhirnya sambungan itu terjawab.






What am I to You? 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang