chapter 14

2.6K 291 17
                                    

Jari Taehyung berhenti menggeser ketika melihat preview foto keluarga mereka yang lengkap. Senyum kecil merekah dari bibir merah muda itu. Dalam foto tersebut mereka tampak bahagia seperti keluarga kecil pada umumnya. Tidak ada yang berpura-pura, baik ayah maupun ibunya sama-sama bahagia. Mereka menunjukkan kebahagiaan untuk Mingyu.

"Apa yang membuat hyung-ku terus tersenyum, huh?"

Kedua lengan Mingyu melingkari tubuh Taehyung yang begitu pas untuk dipeluk. Dia sengaja menempatkan dagunya pada salah satu pundak Taehyung. Menariknya dengan mudah hingga tubuh keduanya semakin merapat. Sejujurnya Taehyung agak risih mengingat mereka masih ada di area publik. Dia hanya tidak ingin jika ada orang yang mengenal identitas mereka sebagai saudara kandung melihat mereka bermesraan tak wajar seperti ini.

"Hyung?"

"Ah, kau bilang apa tadi?"

Mingyu menghembuskan nafas pendek. Agaknya kesal karena Taehyung lamban merespon. "Apa yang sedang kau lakukan?" ucapnya sekali lagi.

"Hanya melihat foto kita yang tadi," sahut Taehyung yang masih mengagumi kumpulan foto itu. "Aku lupa kapan terakhir kali kita berfoto bersama appa dan eomma."

Mingyu melihat salah satu potret yang sedang ditampilkan dalam mode preview. Dia sendiri pun tidak ingat momen bersama keluarganya secara utuh yang di abadikan dalam lembaran foto. Karena sudah lama sekali hubungan keluarga mereka renggang sampai akhirnya orangtuanya sepakat untuk berpisah.

"Aku ingin mencetaknya lalu memberi sebuah pigura."

Mingyu bergumam pelan mengiyakan keinginan Taehyung. Terserah. Biarkan saja yang penting Taehyung senang. Terkadang kakaknya masih menaruh harapan lebih agar keluarganya bisa rujuk lagi. Mingyu tidak ingin banyak melarang atau memaksakan supaya Taehyung berhenti berharap.

Taehyung menyadari Jungkook yang melihat ke arahnya dan Mingyu. Dia mendorong tangan Mingyu agar lepas dari pinggangnya. Tapi Mingyu berhasil menahan dan justru semakin mengeratkan pelukan itu. Taehyung mengalihkan tatapannya karena salah tingkah diperhatikan. Lain halnya dengan Mingyu yang terus mengamati pemuda Jeon itu dengan serius seolah menantangnya.

Kening Jungkook berkerut samar. Lelaki itu bisa melihat secara nyata jika Taehyung tidak nyaman diperlakukan demikian. Tapi Jungkook tidak berdaya lantaran tidak punya hak untuk menghakimi. Dia masih diam dan menatap dua Kim bersaudara itu. Mingyu menyeringai puas melihat Jungkook yang sudah kalah telak.

"Mingyu!"

"Apa?" Bibir Mingyu nyaris menempel dekat dengan telinga Taehyung, membuat tubuhnya jadi merinding. Terlebih, suara adiknya yang berat terdengar seksi. Taehyung memejamkan matanya erat. Tidak, dia tidak boleh tergoda dengan adiknya dalam situasi yang tidak tepat seperti ini. Dengan cepat Taehyung berbalik, dengan kedua tangan yang menahan lengan Mingyu. Wajah keduanya saling berhadapan satu sama lain.

"Ayo kita makan siang, hyung sudah lapar."

"Oke, Seungcheol hyung dan Jeonghan hyung pasti juga sudah menunggu."

Taehyung langsung menggandeng tangan Mingyu tanpa menoleh ke belakang lagi. Sementara Mingyu kembali menatap sekilas ke arah Jungkook (yang ternyata masih betah melihat mereka) sebelum akhirnya mereka menghilang di balik kerumunan orang-orang.

.
.
.

Dentingan gelas kaca saling bertubrukan. Seungcheol dan Jeonghan melakukan love-shot dalam hitungan detik. Sementara Mingyu ikut menenggak minuman 'dewasa' perdananya. Tapi tidak dengan Taehyung yang hanya diam dan menggenggam erat gelas berukuran mini itu.

What am I to You? 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang