BAB 13 : PESAN DARI GAIB

1.8K 110 14
                                    

Malam ini, tepat pukul dua belas malam. Mytha duduk di kursi ruang makan, ia nampak sedang menunggu kedatangan seseorang. Menunggu dan mendengar dentuman suara jam begitu membosankan, hingga pada suatu detik datanglah sosok yang dikenalnya yang secara tiba-tiba muncul dan duduk di hadapan Mytha. Mytha menatap wajah Bibi Minah, kini dia terlihat begitu tegar menghadapi masalahnya di dunia gaib. Dalam pertemuan malam ini, Mytha dan Bibi Minah akan saling mengobrol tentang yang sudah terjadi dan yang belum terjadi

"Dia (Maria), sudah membuka balasan pertama atas dendam kesumat dalam dirinya pada Orang yang membunuh keluarganya. Kini, saatnya dia mencari apa yang hilang dalam dirinya yaitu mata yang kau pakai. Sampai masa hidupmu saat ini, dia akan tetap mengejarnya sampai dapat, jika kau tidak mati dan maupun mati. Bibi sarankan, kembalikan mata itu atau taruhannya nyawamu._

Bibi ada satu hal lagi, dari jauh yang belum terselesaikan kini sudah menampakkan diri, eyang putri. Eyang putri berpesan padaku bahwa kutukan tetaplah kutukan yang dulu pernah di langgar, maka dari itu eyang putri kini meminta Jiwa Mamamu untuk tumbal selanjutnya, karena jika tumbal sudah putus dan tidak ada turunan maka secara harfiah akan terputus kutukan itu. Hanya itu pesan dariku, kau dan mamamu harus hati-hati." Ungkap Bibi Minah, matanya menatap kearah Mytha.

Mytha hanya diam dan melihat Bibi Minah mulai menghilang dari matanya. Namun saat menghilang kini berganti aura yang negatif, dua aura saling memberikan energi tak enak. Mytha tetap duduk tenang hingga terdengar di semua pintu rumah terbuka berbarengan dengan bunyi khasnya.

"Apa yang yang terjadi ?." Ucap dalam hati Mytha. Matanya menatap ke arah semua lini pintu.

Tanpa di undang, satu demi satu mulai keluar, yang pertama keluar adalah Maria yang langsung duduk di kursi hadapan Mytha dan di susul oleh eyang putri. Kini ketiganya saling bertatapan dan berhadapan. Apa ada sesuatu hal dalam pertemuan gaib ini, semua akan menjadi misteri yang harus di pecahkan.

"Kembalikan mata itu ?." Ucap Maria pada Mytha. Maria menatap penuh kengerian.

"Mana tumbal selanjutnya untuk ku dari keluarga mu." Ucap juga oleh eyang putri.

Mytha mulai bingung, ketika berada dalam dunia gaib/lain, maka tidak diperbolehkan mata berkedip sekalipun, jika mata berkedip maka secara langsung mahluk gaib akan mendekati kita. Justru kali ini Mytha melanggar peraturan itu, matanya terasa ada kemasukan debu, lalu kedipkanlah kedua mata Mytha dan kedua mahluk gaib di hadapannya mendekatinya.

Eyang Putri kini mengunci kedua tangan Mytha agar tetap berada di kursi. Sementara Maria sudah berdiri di atas meja dengan kedua tangan ingin mencakarnya. Saat itulah ketakutan mulai menjalar dalam tubuh Mytha, ia kini menunggu apa yang terjadi selanjutnya.

Maria lekas berjalan cepat ke arah Mytha, lalu kedua tangannya menyentuh bola mata biru dan mencongkelnya. Mytha merasa kesakitan dan berteriak kencang. []

♨♨♨♨

"Mytha_
     Mytha_
       Sadarlah nak, jangan terbawa oleh mimpi buruk." Ucap Mama Dera yang menepuk pundak Mytha agar sadar dalam mimpinya.

"TIDAAK" Mytha tersadar, ia lekas bangun dan memeluk tubuh mamanya yang berada di sampingnya. Lalu berkata pada Mamanya."Dia datang Ma, dia membawa pesan.".

"Siapa? " Tanya Mama Dera.

"Bibi Minah. Dia membawa pesan bahwa Maria berhasil membunuh Ayah Panji." Ungkap Mytha pada Mamanya.

Mamanya kaget, wajahnya begitu sedikit panik. "Mama mengerti, tenanglah dulu." Mama Dera memeluk Mytha dengan eratnya, mulai berfikir bahwa Dera harus menunjukan jalan atas semua masalah yang di alami oleh Anaknya, untuk saat ini psikologis Mytha nampak begitu memprihatinkan akibat Indigo mata biru.

( Story Line )

Pagi_

Di kamar Mytha, Dera berdiri di dekat jendela kamarnya yang mengarah ke pemandangan hutan hijau, sedangkan Mytha duduk di ranjang tepat di samping Mamanya.

"Mama awalnya yakin bahwa mata awalmu yang bisa melihat dunia lain (indigo) sudah hilang dan di gantikan oleh mata biru itu, namun dugaan Mama salah, justru Mata biru itu adalah kutukan dari dendam seorang gadis di masalalu. Maafkan Mama, Mama telah membuat hidupmu tambah sengsara." Ucap Mama Dera pada Mytha.

Mytha mendengarnya, lalu menjawab ? "Jika aku merasa menderita, tidak menerima kutukan ini. Maka dari dulu aku sudah bunuh diri, Aku sayang Mama tapi untuk saat ini yang kutakutkan kehilangan Mama. Kutukan Eyang Putri masih melekat di Jiwa Mama, dia menginginkan Mama mati dan ikut dengannya. Aku nggak mau itu terjadi." Air mata Mytha meleleh di pipi setelah berkata.

"Jangan pernah takut dengan kematian_

Semua orang akan mengalami kematian dengan caranya sendiri, dengan kehendak Tuhan.

Kita sebagai manusia hanya menerima kematian kita secara tragis atau Istiqomah, semua Tuhan yang mengatur.

Untuk saat saat ini, Mama harap kita saling jaga satu sama lain. Kita berdoa kepada Tuhan agar di hindarkan dari malapetaka." Ucap Dera. Dera lalu menoleh ke arah Mytha, Mytha terlihat sembap oleh tangisannya. Dera melangkah ke arah Mytha dan memeluk anaknya.

"Mama sayang kamu." Bisik Dera di kuping Mytha.

"Mytha juga, Ma." Jawab Mytha dengan pelukan erat. []

"Pesan dari gaib, itulah pertanda bahwa Mytha dan Dera dalam keadaan bahaya."

8 Februari 2018

Dera 6 | Final Chapter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang