BAB 17 : EXTRA PART DERA 5

1.7K 100 3
                                    

"Janji harus di tepati, jika di ingkari maka akan mendapat karma."

♨♨♨♨

Di hari ini, tepat 40 hari kepergian Mama Dera, Mytha ingat ada janji pada Maria bahwa akan mengembalikan Matanya. Mytha meminta pada Panji untuk mengantarkannya ke sebuah rumah sakit, tujuannya juga belum di ceritakan.

Panji akhirnya mengantarkan Mytha ke sebuah rumah sakit, hingga pada akhirnya dalam perjalanan, tepatnya di mobil. Mytha yang duduk di samping Panji mulai mengatakan perihal kepentingannya ke rumah sakit?

"Panji. Sebenarnya aku ingin operasi pengambilan Mata biru ini, aku ingin menyudahi dendam Maria, aku ingin kehidupan yang tenang." Ungkap Mytha.

"Aku mengerti Mytha, memang tidak ada cara lain selain itu." Jawab Panji.

"Panji. Jika mata ini sudah tidak bersamaku, aku ingin mata ini di kubur di pemakaman Maria. Itulah permintaan ku." Mytha berkata, lalu menoleh ke arah Panji yang fokus menyetir mobil.

"Baiklah." Jawab Panji yang setuju.

"Terimakasih, Panji." Tatap Mytha dengan penuh senyuman. []

♨♨♨♨

( Operasi pengambilan Mata )

Sesampainya di rumah sakit, Panji sudah menyiapkan semua biaya administrasi operasi, kini saatnya Mytha bersiap-siap untuk melakukan operasi pengambilan Mata. Mytha kini berganti pakaian rumah sakit warna hijau, tubuhnya kini sudah berbaring di troly, dibawanya tubuh di dalam ruang operasi.

Operasi berjalan lama.

Dalam perjalanan operasi, Panji mondar-mandir di depan ruang Operasi, dia tak bisa membayangkan akan seperti ini kisah Mytha.

Sudah hampir 4 jam akhirnya operasi selesai dan Dokter keluar dengan senyuman kecil.

"Bagaimana, Dok, dengan keadaan Mytha." Tanya Panji dengan ketegangan batin.

"Semua baik-baik saja. Operasi pengambilan Mata berjalan lancar, kini Mytha harus istirahat dan akan di bawa ke ruang inap."

"Syukurlah." Ungkap Panji.

Dokter lalu pamit pergi dari hadapan Panji. Panji mengiyakannya.

Panji kali ini harus menunggu kembali, dia kini merasa sedikit haus, ia segera ke kantin rumah sakit untuk membeli minuman sebelum perpindahan Mytha ke Ruang Inap. Panji melangkah pergi dari ruang operasi. []

Saat Panji baru dari kantin dan sudah kembali di depan ruang operasi, keluarlah Suster muda dari dalam, Panji lekas bertanya.

"Suster, bagaimana dengan keadaan Mytha. " Tanya Panji dengan ekspresi wajah tak sabar menunggu jawaban.

"Mytha. Dia semakin membaik, sekarang sudah di pindahkan sekitar 10 menit yang lalu di kamar mawar no 20." Jawab suster.

"Terimakasih infonya, Suster." Ucap Panji.

Panji lekas berlari cepat menuju ke arah kamar inap Mytha.

Sesampainya di kamar inap Mytha. Panji lekas membuka pintu dan nampak kosong tidak ada apa-apa. Dimanakah Mytha berada, namun dibalik kepergiannya yang tiba-tiba, Panji melihat aurat di atas meja dekat ranjang tidurnya. Surat itu tertulis dari Mytha untuk Panji.[]

♨♨♨♨

Mytha. Ia melangkah lirih dengan tongkat buatannya, ia berjalan keluar dari rumah sakit untuk menuju ke sebuah tempat, namun entah apakah tempat itu baik atau buruk. Namun Mytha nampak sudah memutuskan hal ini begitu matang.

Ia terus berjalan hingga sampai di pinggir trotoar jalan. Di situlah ia menghembuskan nafas dan memikirkan sesuatu hal untuk melepas apa yang seharusnya dilepasnya. Mytha akhirnya melangkahkan kakinya ke jalanan raya tanpa ketakutan. Disitulah nyawa taruhannya, ia terus berjalan hingga ada sebuah mobil melaju cepat dari arah kirinya dan saat itulah Mytha tertabrak, tubuhnya terpental jauh hingga darah mengucur tanpa ampun.

Kematian adalah jalan terbaik.?

Kini janji Mytha sudah ditepati, semua sudah selesai.

Mytha meninggal di tempat.[]

17 Februari 2018

Dera 6 | Final Chapter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang