BAB 12 : DEATH COURSE

1.8K 93 9
                                    

Ruangan Dokter_

Malam semakin kelam, hujan di luar sana begitu deras, terlihat Ayah Panji masih sibuk dengan kerjaannya di ruang kerja. Ayah Panji duduk risau, berkali-kali membuka lembaran kertas kerja, dia tak sadar bahwa hari sudah mulai malam dan sangat pamali jika masih di rumah sakit. Dia tak menghiraukannya, tetap pada pendiriannya untuk terus bertahan. Bertahan, tak akan lama karena ada sesuatu yang datang dari kegelapan, dia menginginkan keadilan.

Di kejauhan, tersamar terdengar dikuping sebuah lagu berbahasa  Belanda dengan dana begitu menyedihkan, seolah lagu itu melangkah mendekati Ayah Panji. Ayah Panji merasakan suara sama dikupingnya makin mendekatinya, ia merasakan betapa hati dan pikiran mulai goyah oleh rasa takut, timbulah rasa kegelisahan dalam hati, dan terciptalah emosi ketakutan. Ia tak konsentrasi lagi mengerjakan pekerjaannya, mata Ayah Panji menatap ke arah pintu dan terus mendengar lantunan lagu Bahasa Belanda yang makin lama makin terdengar jelas di kupingnya.

Begitu penasaran, ia mulai berdiri dari duduknya dan melangkah ke arah pintu keluar ruang kerja. Disitulah rasa deg-degan mulai timbul. Saat akan mendekati pintu, tiba-tiba lampu berkedip-kedip sendiri, suaranya menggelegar ingin memecahkan lampu bohlam yang terpasang. Papa Panji menghiraukannya, ia tetap berani membuka pintu dan melihat ke arah luar tak ada siapa-siapa. Ia melangkah ke luar ruangan kerja tepat di titik tengah jalan lorong, dan ia menolehkan kepalanya ke arah lorong Kanan dan Kiri, nampak tak ada siapapun manusia.

Desah Ayah Papi, "tak ada siapa-siapa." Ungkap dalam hatinya.

Lalu saat membalikan badan ke arah pintu masuk ruang kerja, tiba-tiba pintu tertutup sendiri, lampu di sepanjang lorong berkedip nyala mati, lalu suara lagu Belanda yang tadi terdengar kembali. Ayah Panji kaget dan ketakutan.

Suara lagu Belanda itu berasal dari arah lorong Kanan, Ayah Panji menoleh ke arah kanan dan melihat sesosok gadis berdiri di ujung lorong dengan baju putih, wajah dingin, mata menatap ke arah nya dan lantunan lagu Belanda seram bernuansa horor. Sosok itu dilihat, maka semakin mendekati Ayah Panji, ia kini tahu siapakah sosok yang mendekatinya adalah Maria.

Setelah jiwa penasaran Maria mendekati Ayah Panji.

"Maria." Ungkap Ayah Panji, ia tak percaya melihat keanehan ini.

Maria hanya tersenyum, lalu berkata? "KAU PEMBUNUH, KAU HARUS MATI." Setelah berkata penuh dendam dengan kerasnya, Maria mencoba mencekik leher Ayah Panji.

Ayah Panji tahu akan hal itu, ia lalu menghindar dari Maria dan lekas kabur.

Maria gagal mendapatkan leher Ayah Panji untuk di cekik. Maria marah dan lekas mengejar Ayah Panji.

Ayah Panji berlari  pontang-panting menghindari Maria, ia berlari entah menuju ke mana, hingga pada akhirnya ia masuk ke dalam sebuah ruangan kosong di ujung lorong, ditutupnya pintu hingga rapat. Dalam kegelapan dituangkan itu ia berdiri ketakutan, mencoba mencari Handphone di sakunya dan lekas menghidupkan senter cahaya hp. Namun di balik ketenangan di kamar itu ternyata Maria sudah berada di sekitarnya, berada tepat di belakang punggung Ayah Panji. Ayah Panji mulai merinding, bulu kuduknya menegang dan nampak ada sesuatu yang aneh di belakangnya dengan memberikan sebuah bisikan di kupingnya.

"KAU PEMBUNUH, KAU HARUS MATI." Ucap Maria dengan suara seramnya.

Ayah Panji kaget dan berteriak keras. Kini lehernya di cekik oleh Maria dan di tali paksa hingga menggantung di tengah ruangan kosong itu hingga mati. Saat itulah lampu menyala mati dan suasana terlihat begitu menyeramkan dengan tubuh Ayah Panji mati mengantung.

 Saat itulah lampu menyala mati dan suasana terlihat begitu menyeramkan dengan tubuh Ayah Panji mati mengantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Intermezo-

Dera 6 | Final Chapter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang