Toilet?#1

121 17 8
                                    

Kasih sayang? Hahaha Hal tak berwujud dan bersifat "fana" layaknya manusia Itu opini ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasih sayang? Hahaha
Hal tak berwujud dan bersifat "fana" layaknya manusia
Itu opini ku. Masalah?!
-Reihan-

"Cioooooo anterinnnn Araa ke toilettt udah kebelet banget nihh!" Rengek gadis berwajah pucat pasi dengan susah payah melawan panggilan alam kecil yang di alaminya.

Sesungguhnya ia tahu merapatkan kaki tak akan membantu meringankan keluhannya saat ini.

"Bentar bego ni jengkol enak banget anjirrr!"

Dan satu lagi, ia tahu bahwa mengusik bule kampung seperti Ciola bersama sumber kehidupannya yaitu makanan tak akan mengubah situasi dalam keadaan genting sekalipun.

Tapi Daisyara bingung, apa yang akan Cio lakukan jika tsunami datang ketika ia menonton televisi sambil ngemil makanan favoritnya? Diam atau lari? Baiklah biarkan itu menjadi misteri.

Ciola Randana. Gadis cantik berkulit putih cerah yang memiliki slogan kehidupan 'makan untuk hidup, hidup untuk makan' serta sumber terpercaya dalam bidang gosip menggosip.

"Ihhh lo mah, emang mau nanggung kalo Ara beser? Ayolaaa bentar doangg nanti ada om-om pedo! Ara gamau di ganggu."

Baiklah ini keterlaluan. Cio masih asik bersama pemuas perutnya. Daisyara yang geram akan sifat batu temannya ini melemparkan sebuah singkatan dipadukan suara melengking bagaikan toa usang sekolahnya dulu.

'Dasar BoBi!"

"Bobi apaan woi ?!" Cio yang tidak mengerti istilah baru itu spontan menoleh dengan kerutan di keningnya.

"BOCAH BIADAB !" balas gadis itu cepat menghiraukan kutukan yang dilontarkan dari bibir tipis Cio.

Tak kuat menahan cobaan kali ini, seketika jiwa flash menyembul keluar dari tubuhnya. Berlari menggunakan tenaga yang tersisa menuju toilet. Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Daisyara.

Namun, ia harus menghentikan acara marathon menuju toilet ketika Bu Ana, guru matematika kelas XII meneriakkan identitas dirinya.

"Daisyara! kamu mau ke atas kan? Nah tolong bawakan hasil ulangan ini ke kelas XII IPA-1 yaaa ibu dipanggil sama kepala sekolah makasih." cerocos Bu Ana tanpa mengetahui Daisyara dalam keadaan sulit. Hey! yang benar saja, ini waktu yang tidak tepat. Ralat. sangat tidak tepat!

"Anjay parah parah parah bisa ngompol nih Ara-!"
Tak mau ambil pusing akhirnya Daisyara berlari menuju lantai 2 dan memutuskan menuntaskan masalahnya di toilet kelas XII.

Menaiki satu per satu anak tangga dengan gesit membuat Pak Bon, si tukang sapu melongo keherahan.

"Oalahh kenapa neng? Dikejar setan? Kalau jatuh kayanya lengkap saya ketawain."

Baiklah tinggal beberapa langkah lagi ia sampai ke ruangan terkutuk itu.

Tapi tunggu, jarak toilet lebih dekat dari pada tujuan utamanya.

AFFECTION [Edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang