The truth#12

32 2 0
                                    

Kau sakit hati? Jangan salahkan aku, itu juga bukan kemauanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau sakit hati? Jangan salahkan aku, itu juga bukan kemauanku. Kau mengerti?
 
                    -Reihan-

"Jangan ke balkon kalau gaada yang penting," Titah Reihan sambil menyambar tasnya dan menghentakkan kakinya menuju tangga.

Terdengar bantingan pintu cukup kuat sehingga Daisyara terkejut bukan main. Reihan melangkah ke arah balkon setelah keluar dari kamarnya.

"Tuh kan, moodnya berubah secepet kedipan mata." Sebal Daisyara sebelum ia menghela napasnya pasrah.

Daisyara berjalan gontai menaiki anak tangga satu persatu. Tanpa komando, telapak kaki gadis itu mulai melangkah ke dalam kamar miliknya.

Traveling places i ain't seen you in ages, but i hope you can back to me🎶

Terdengar alunan musik yang membuat Daisyara memejamkan matanya sejenak, gabungan nada itu benar-benar terasa menyentuh.

My minds running wild with you far away, i still think of you a hundred time a day🎶

Musik indah itu berhasil memancing dirinya untuk menghampiri kamar Reihan. Tanpa pikir panjang, gadis itu menyambar smartphone gold dengan case hitam polos milik Reihan.

"Samuel?" Tanya Daisyara sebelum menekan tanda berwarna hijau dan menyalakan loudspeakernya.

"Bro! Where are you huh?! Gua ada informasi tentang Rachel, giliran kaga ada lo malah ngebet mulu!"

"I-ini bukan R-reihan,"

"Hah? Lo siapa?" terbayang betapa kagetnya pria bernama Samuel itu, "Bilang penting, from Sam." lanjut pria itu dan berakhir menekan endcall yang membuat Daisyara mengernyit.

Seketika ia teringat akan pesan Reihan tadi, Jangan ke balkon kalau gaada yang penting.

Berarti ia bisa menemui Reihan! Kan ini penting! Yeys! Batinnya bersorak gembira.

Daisyara menuju ke arah balkon. Tapi entah mengapa semakin dekat ia merasa sesak dan napasnya semakin tercekat ketika dirinya berhasil menemukan Reihan.

"R-reihan?" Manik matanya saling bertemu, ketegangan ini benar- benar membunuhnya. Daisyara terkesiap dengan keadaan Reihan saat ini.

"A-ada yang telfon, dari S-sam. Katanya p-penting," Reihan berjalan ke arah Daisyara. Yang biasanya menjadi candu sekarang terlalu mengganggu. Aroma tubuh pria itu membuat dadanya sesak.

Reihan menyambar benda pipih di tangan Daisyara, "Pergi!" Sentak Reihan sambil memandang gadis di hadapannya setelah itu berlalu ke posisi semula.

Bukan Daisyara jika ia menuruti perintah tadi, gadis itu malah semakin mendekat dan memandang Reihan nanar dari samping. "Gausah sok deket," satu baris kalimat yang berhasil menyayat hati Daisyara.

AFFECTION [Edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang