Sorry#8

78 12 3
                                    

Jangan ngarep terlalu tinggi, nanti jatoh, sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan ngarep terlalu tinggi, nanti jatoh, sakit. Males amat gua nangkepnya.
-Reihan

"HACHIMMM!"

Mata yang spontan tertutup kini telah terbuka setelah Daisyara bersin untuk kesekian kalinya. Ia menggesekkan jari telunjuknya tepat pada hidung yang terasa gatal.

"Duhh jangan flu dong." Keluh Daisyara dengan mata yang mulai memerah mendominasi rasa gatal di hidungnya.

Setelah kepergian Nathan 30 menit yang lalu, tak ada lagi hal-hal absurd yang mengundang gelak tawa sehingga Daisyara kembali badmood dan berujung membaringkan tubuh mungilnya di ranjang. Rencana awal untuk menyantap ice cream sepuasnya pun ia kubur dalam-dalam.

Rasanya waktu berjalan begitu lambat. Tak tau harus berbuat apa, Daisyara melangkahkan kakinya ke ruang tengah. Menoleh kanan-kiri seakan dirinya akan menyebrang jalan. Namun yang ia cari sekarang adalah penghapus rasa bosan.

"Ya ampun....ini baru jam 2. Reihan pulang jam 3. Ars kan jadi boring. Mama kemana sih?." Rengeknya semakin tak jelas. Mungkin karena hidungnya yang mungil lalu jika tersumbat sedikit saja akan menghambat dirinya berbicara? Entahlah itu masih menjadi misteri.

Berdiam diri, menatap lurus ke depan, tak ada yang menarik.  Akhirnya ia menyalakan televisi yang menayangkan sebuah acara tentang kehidupan drama para artis jaman sekarang.

Di ruang tengah Daisyara hanya menekan tombol remote tanpa menikmati acaranya sedikit pun.
"Ih apaan sih, sinetron alay, gosip, acara unfaedah! gaasik! Kartun tuyul kembar gaada apa?" Entah berapa kali Daisyara mengeluh di jam yang sama.

Tak ada satupun acara yang berhasil membuatnya tertarik. Ia pun menekan tombol off pada remote. Berakhir dengan memandang bayangan dirinya di layar yang kini berubah menjadi hitam.

"Ah bodo! Mending manjain perut dulu." Daisyara terkekeh kemudian seakan sadar betapa konyol tingkah laku yang ia miliki.

Seperti tak setuju Daisyara melakukan aktifitas favoritenya, telepon genggam miliknya berdering sehingga menimbulkan keluhan dari si pendengar.

"Astaga, belom juga ke dapur." Usai mengucapkan salam, mendengar lawan bicaranya, Daisyara segera merespon "Ihh Mama! Kenapa ga bilang tadi pagi?!"

"Kan di rumah ada Reihan,"

"Yang buat sarapan besok siapa? Araa takutt! Masa Ara berdua aja sih,"

"Hush udah gede masih aja manjanya, uang jajan besok ada di Reihan, kalo mau apa-apa bilang sama Reihan ya sayang,"

"Ih mama! Kan tau kak Reihan kaya apa,"

"Biar makin akrab kan, oh iya ini bukannya belum jam pulang kamu ya?"

"Ummm, tadi Ara pusing jadi pulang sama temennya Reihan."

"Badannya anget? Minum yang banyak, habis itu makan terus minum obat ya." Jawab Sonya menasehati Daisyara, terdengar nada kecemasan dari seberang sana.

AFFECTION [Edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang