Sedang tahap editing karena baru balik setelah hiatus satu tahun, akan ada pembaruan nama tokoh, cast dan lainnya. [Tidak ada pengubahan alur cerita]
"You're my sunshine in the rain when it's pouring"
Ini bukanlah kisah cinta seorang pelajar yang be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
So if love is nothing more than just a waste your time, waste on me.
-🎶
"Woi woi si cabe otw kesini!" ucap Rani tak kalah heboh dengan seorang fangirl yang ternotice oleh biasnya.
"Lah panjang umur lo! Baru aja mau gua tanyain."
"Gila! Gila! Gila! Si cabe otw noh!"
"Gawat amat sih lo! B aja kali." sanggah Angel kesal dengan gerakan bibir yang sok centil karena salah satu sahabatnya terkesan berlebihan.
Suara langkah kaki terdengar dari ujung koridor, mereka pun menoleh mengikuti suara itu.
Setelah memutuskan tempat bersembunyi yang aman, sudut bibir Angel tertarik karena sebentar lagi ia berhasil mempermalukan hama yang mengganggu kehidupan pria idamannya. Reihan.
Banyak konsekuensi yang harus ia tanggung dari misinya kali ini. Tapi Angel tak peduli, yang penting ia berhasil menjalankan rencananya.
Suara langkah kaki mulai mendekat, semakin dekat dan sangat dekat sehingga,
BRUKKKKK
"ADUHHHHHH!"
🍫
Daisyara sibuk menyeka air matanya sambil menundukkan kepala, melangkah perlahan menuju gerbang utama sekolah melalui koridor. Di satu sisi ia ingin Reihan menerimanya, tapi di sisi lain ia juga memiliki titik kelemahan yang memaksanya untuk meyerah.
Saat Daisyara sibuk berkelana dalam pikiran kosongnya, tiba-tiba sebuah tangan kekar menarik tubuh mungilnya dan memeluk Daisyara erat agar isak tangis gadis itu tak terdengar.
"Awww!" Erang Daisyara sambil mencengkram bahu orang asing itu.
Entah tarikannya terlampau dari kata kuat atau Daisyara terlalu kaget sehingga punggung pria itu berujung mencium beton dan sang gadis tepat berada di atas tubuhnya.
Seorang guru pun melintasi keduanya dengan langkah tergesa-gesa dan matanya fokus pada berkas yang terdapat di tangannya.
Ketika Daisyara hendak memberontak, pria beraroma vertiver dengan perpaduan kayu cendana sehingga menciptakan kesan lembut itu mengeratkan pelukannya dan kembali berdesis.
"Ssst....bisa diem ga sih?" Bisik cowok itu luar biasa pelannya seakan mereka adalah buronan polisi.
Daisyara mendongak dan melihat wajah kebingunan pria ini. "K-kak Nathan?! Ngap-
"Dikata diem astaga.....bawel banget." Nathan kembali mengisyaratkan untuk diam dengan menaruh telunjuknya tepat di depan bibir ranum gadis itu.
BRUKKKK
"ADUHHH! SIAPAA YANG JATUHIN PELICIN SEMBARANGAN DI SEKOLAH!!!!!!"
Sang korban berusaha untuk menyelamatkan berkas-berkasnya agar tak ternodai sedikitpun.