"Being normal is boring."
-Daisyara-Daisyara menyeka keringat dengan sapu tangan merah jambu kesayangannya. Ya, ia tengah jogging di sekitar rumahnya menuju persawahan yang jaraknya tak terlalu jauh, namun cukup untuk menguras tenaga dan keringat. Kesederhanaan gadis ini sangat terlihat jika menggunakan kaus putih polos serta celana training abu dan tak lupa sebotol air mineral setia berada di tangannya untuk berjaga jaga bila ia kehausan. Rambut panjangnya ia kuncir bagaikan ekor kuda. Bukannya wajah lelah karena mandi keringat, namun kecantikannya bertambah dua kali lipat.
"Haloo pak Adit! nyapunya pake semangat 45 yaaa!" sapa gadis itu kepada pria berseragam hijau yang setia menjaga kebersihan lingkungan disekitar jalanan.
"Siap neng! Semangat juga jogingnya tiati kesandung." Ucap Pak Adit untuk membalas sapaan hangat Daisyara.
Sedikit orang yang melakukan aktifitas seperti Daisyara. Mungkin kebanyakan dari mereka pada mager? Ya, mager atau males gerak mengalahkan semuanya. Makan saja bisa mager gimana jogging?
Sepuluh menit telah berlalu. Tiba di tepi sawah, Daisyara duduk di atas rerumputan hijau dan melihat betapa sibuknya para petani menyiangi gulma yang menghambat pertumbuhan padinya.
"Huh akhirnya bisa ngerasa bebas lagi." ucap Daisyara setelah menghela napas kasar. Ya, sudah sangat lama ia berencana untuk melakukan aktifitas yang satu ini. Namun, seakan akan kegiatan sekolah telah menguasai waktu ditambah lagi tugas bagaikan bukit dan sebentar lagi akan menjadi gunung.
"Ini baru namanya vitamin mata! Tapi yang pertama tetep cogan hehe." seru Daisyara sambil sesekali menyeka keringat yang bercucuran.
"Liat pemandangan sambil bayangin mukanya Taehyung asik kali ya,"
Bukannya wajah menawan seorang Kim Taehyung, entah dari mana datangnya kejadian semalam kembali menghantui pikiran gadis itu.Flashback on
Pria gagah itu berdehem menandakan pembicaraan menuju ke arah yang lebih serius. "Rencananya saya dengan Sonya akan melaksanakan pernikahan 2 hari lagi. Apa kamu setuju?" Pria itu bernama Nichol. Pria gagah yang sebentar lagi akan menjadi ayah tiri Daisyara.
"Hah apa? 2 hari lagi?! Gak salah?"
Tanya gadis kebigungan setengah mati itu setelah menyemburkan air dari mulutnya bagaikan mbah dukun sedang mengobati pasiennya.Kaget. Daisyara melirik kedua pihak mengharapkan sebuah kepastian. Kini hati dan otaknya saling berperang. Namun yah, akhirnya ia memilih setuju.
Tersirat nada menolak dalam setiap patah kata gadis itu. Ia harus menerima keadaan ini. Karena menghancurkan kebahagiaan seorang ibu adalah hal buruk. Bahkan sangat buruk.
"Baiklah, Terima kasih ya Ara, Kalau begitu saya pamit dulu." Sibuk dan tegas adalah dua kata yang mendeskripsikan tipikal Nichol.
"Segala persiapan sudah saya urus, beserta gaun dan perhiasan juga sudah saya siapkan. Jadi jangan khawatir." Ucapnya kembali sebelum meninggalkan kediaman Daisyara dan Sonya.
Hanya anggukan manis dari Sonya yang disuguhkan untuk Nichol sebagai jawabannya.
Hening.
"Mama tahu kamu kamu tidak setuju kan?" Sonya membuka pembicaraan.
"Engga ko Ma, apapun asal Mama bahagia." Fake smile terpasang jelas di wajah anak itu.
"Sayang, dengar. Mama setuju pernikahan ini dilaksanakan karna keinginan terbesar kamu akan terwujud. Bukan berdasarkan hati saja, ini semua juga demi kamu." ucap Sonya sambil memeluk anak tunggal nya itu dengan air mata yang mulai menetes. "Yes, Older Brother Honey."
![](https://img.wattpad.com/cover/136765665-288-k868628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION [Edit]
Teen FictionSedang tahap editing karena baru balik setelah hiatus satu tahun, akan ada pembaruan nama tokoh, cast dan lainnya. [Tidak ada pengubahan alur cerita] "You're my sunshine in the rain when it's pouring" Ini bukanlah kisah cinta seorang pelajar yang be...