Aku tidak mengerti mengapa profesor terlihat begitu tertarik tentang ini. Dia seperti telah mengetahui respon yang akan kami keluarkan saat itu.
"Jadi..., kami harus berganti dimensi dan menyelamatkan Diani begitu...?" tanyaku pada profesor.Dia pun menjawab dengan dengan bibir tersenyum.
"Benar sekali..." sahutnya terlihat sangat puas.
Aku terlalu memperhatikan jari-jemari profesor memainkan sebuah pensil kecil, sampai aku tak menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Rarka D3, aku melihat dia mengambil sebuah gelas keramik kosong dan melemparkannya ke arah profesor.Dia berseru,
"Jangan bercanda...!"
Aku tidak sadar tentang apa yang baru saja terjadi, tetapi aku melihat gelas itu telah berada di genggaman Rarka D2, kapan dia menangkapnya...?, aku bahkan tidak melihat apapun, seakan itu tak pernah terjadi.Sambil menatap Rarka D2, profesor berkata
"Kerja bagus, tidak salah aku memberikanmu kalung itu...!!"
Sementara itu aku melihat eskpresi Rarka D3 yang sepertinya telah mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Karena sama sekali tidak mengerti apapun aku bertanya,
"Apa hubungannya dengan kalung...?, lalu kalung apa yang kau bicarakan...?"Profesor menjawab, sambil menunjukan kalung berliontin D3
"Rarka D1...apa kau mengenal kalung semacam ini...?"Tak lama Rarka D3 berteriak sambil meraba sakunya,
"Hei...!, kalungku..."
Aku tak meperdulikan celotehan Rarka D3, karena aku mulai mengingat bahwa kalung itu serupa dengan yang kutemukan di dalam sepatu Diani.
"Iya aku rasa aku memilikinya, tetapi liontinnya bertuliskan D1"
Aku terdiam karena menyadari sesuatu,
"Itu menyatakan dimensinya...!!" aku pun berkata dengan nada puas.
Profesor pun tersenyum
"Iya masing-masing dari kalian kuberikan sebuah kalung..., dan seperti yang kau lihat liontin ini menyatakan dimensi si pemilik kalung..."Aku pun menjawab dengan senangnya,
"Hebat jadi ini miliku..."Namun profesor berkata,
"Bukan hanya itu saja, setiap kalung mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, dan sepertinya kau sudah melihat kekuatan kalung Rarka D2..."Aku bingung karena aku tidak mengetahui kekuatan apa yang dia maksud, lalu aku berkata
"Benarkah...?" jawabku tak yakin.
Profesor memutari mejanya dan berjalan menuju Rarka D3, memberikan kalung yang dipegangnya, dan tentu saja Rarka D3 langsung merampasnya dengan kesal.Tanpa meperdulikan ekspresi Rarka D3 dia kemudian berkata dengan wajah santai,
"Ya, mungkin kau tidak melihatnya, karena kekuatannya adalah menghentikan waktu, dan hanya dia saja yang dapat bergerak dalam periode waktu tersebut..."Aku pun mulai mengerti,
"Jadi itu sebabnya aku tidak melihat dia menangkap gelas itu..."
Rarka D3 pun menyela, dan mulai marah kepada Rarka D2 sambil mengarahkan telunjuknya kepada profesor,
"Dan kalungku...!!, untuk apa kau memberikan kalungku pada pak tua gila itu...!!"Tanpa memperdulikan perkataan Rarka D3, Rarka D2 mengajukan pertanyaan yang mengembalikan semua ke poin pembicaraan yang sedari tadi melenceng,
"Jadi Profesor...untuk apa kita bertukar dimensi...?, bukankah lebih baik kita berada di dimensi yang sama dengan sebelumnya...?, sehingga kita sudah mengetahui situasi apa yang harus kita hadapi..."Alih-alih menjawab pertanyaan Rarka D2, profesor malah mengarahkan pandangannya pada Rarka D3,
"Memang benar, tetapi bukankah dengan bertukar dimensi, kalian bisa lebih terbuka dengan mengenal Diani sebagai orang yang baru dan meninggalkan persepsi sepihak..."
Aku spontan melihat Rarka D3, dia memalingkan wajahnya dengan kesal. Apa yang dikatakan profesor memang benar, sepertinya dari awal Rarka D3 memang tidak menyukai Diani yang ada di dimensinya karena tertuduh membunuh ibunya, tetapi dia terlalu fokus pada tuduhan tersebut sehingga menutup segala kemungkinan ketidakbersalahan Diani.
Sementara itu aku menangkap ekspresi tidak senang yang tergambar pada wajah Rarka D2, walau begitu Diani di dimensinya mungkin sangat dekat dengannya hingga dia tak mau dirinya digantikan.
Tetapi berbeda denganku aku sangat setuju dengan usul profesor, aku tidak terlalu beruntung seperti mereka, aku mempunyai kehidupan yang sangat kacau di dimensiku, sudah lama aku ingin terlepas dari semua itu, aku sangat bersyukur walau pun jika itu hanya terjadi untuk sementara saja, jadi aku dapat terlepas dari segala siksaan orang- orang itu, aku juga tidak perlu melihat ayah yang mabuk setiap hari, aku tidak berharap banyak tetapi, mungkin aku bisa bertemu ibuku yang sudah meninggal dunia.Akhirnya aku berkata dengan sangat yakin
"Baiklah profesor aku akan melakukannya..."Rarka D2 dan D3 saling berpan- dangan dan akhirnya Rarka D2 berkata,
"Baiklah profesor..."
Setelah lama memandangi wajah profesor, dengan sebal Rarka D3 berkata,
"Baiklah, terserah saja aku tidak peduli..."Lalu profesor berkata dengan kembali memainkan pensilnya yang ada di meja.
"Sebelum itu aku akan menjelaskan kekuatan masing-masing kalung, kalung D1 memiliki kemampuan untuk mengulang kembali waktu yang diinginkan, kalung D2 memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu, sedangkan kalung D3, memungkinkan untuk pemiliknya melompat ke masa depan yang diinginkan..."Rarka D3 lalu memulai keluhannya dan berkata,
"Huh..., kenapa kekuatan kalungku sungguh tak berguna, tidak seperti si kacamata bodoh itu dan si kurus kering ini...?" katanya sambil menunjuk Rarka D2 dan aku dengan dagunya.
"Aku lupa bilang, kalau kekuatan yang didapatkan sesuai dengan harapan kalian saat pertama kali menemukan kalung itu..."
Kami semua terdiam setelah mendengar perkataan profesor, aku tidak mengira keinginanku hari itu menjadi kekuatan yang bisa diandalkan seperti ini.
Lalu profesor berkata lagi
"Apa kau ingat saat pertama kau menemukan kalung itu Rarka D3...?"Another Dimension to be Continue...
![](https://img.wattpad.com/cover/137573912-288-k557069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimensions
FantasíaRarka Aditya adalah seorang anak lelaki biasa yang kehidupannya tidak pernah menemukan sesuatu hal yang spesial, namun semua itu berubah saat dia bertemu anak bernama Diani Agatha. Disekitar anak itu, Rarka Aditya mengalami kejadian-kejadian yang ba...