Rarka Aditya D2 di Dimensi 1
Aku menatap sebuah rumah, yang terlihat sederhana, didepannya terlihat seekor kucing kecil sedang duduk sambil menjilati salah satu kakinya.
"Oh...!, Mouka...!!," Diani memanggil kucing itu.
Kucing dengan bulu corak tiga warna itu langsung berlari ke arahnya.
"Wah ternyata kau punya seekor kucing..."
Mendengar perkataanku dia langsung menatapku dengan sinis. Apa lagi kesalahanku kali ini..?!!.
"Wah...benar-benar, kau sama sekali tidak mengingat dia..?, dia adalah kucing yang kau ejek...!!"Cepat-cepat aku menjawab,
"Ah... Iya benar aku hampir lupa...hehe.."
Bukan salahku...aku memang pertama kali melihatnya..!!, ah...benar-benar deh...!!.
Lalu Diani menarik tanganku untuk membawanya masuk ke dalam rumahnya,
"Ayo, masuk..."
"I...iya"
Di bagian dalam rumahnya terlihat luas, namun aku tak melihat satu orang pun disana, apa orang tuanya bekerja...?.
"Dimana orang tuamu...?"
"Terbaring di makam berdampingan...," jawabnya santai.
"Hah...?!!" seruku kaget.
Aku tidak percaya dia seorang yatim piatu,
"Jangan kaget begitu, ibumu juga sudah lama meninggal bukan...?"Benar juga, Rarka D1 sudah tidak mempunyai ibu lagi, aku baru mengingatnya.
"Tidak bukan begitu, maksudku kau kan perempuan bahaya kalau kau tinggal sendirian...,"
"Aku tidak sendirian kok, aku kan akan tinggal bersamamu...," jawabnya.
"Apanya sih, kalau bercanda jangan keterlaluan..." kataku sambil tertawa, dan tak mau menghiraukan perkataannya.
"Aku serius, jadi Rarka...kau akan membantuku kan...?"Setelah terdiam dia berkata lagi,
"Kau pikir, kalau semua orang tau, aku masih di izinkan bersekolah...?, tidak kan..."Aku berpikir sejenak, lalu menjawab,
"Iya tentu saja, aku pasti akan membantumu, untuk sementara, biarkan aku tinggal disini, kalau kau benar-benar tinggal sendiri, itu akan lebih berbahaya, sekarang kau sedang hamil..."Hahahahah, aku pasti sudah gila ya kan...??!!
"Sebenarnya, bibiku datang menjengukku sebulan sekali..., tapi dari pada itu, dua anak SMA tinggal serumah, bukankah itu lebih berbahaya...?"
"Be..benar juga, maaf..."Lalu dia tersenyum,
"Tapi aku suka sesuatu yang berbahaya, aku tidak membencinya...,"
Aku merasakan hawa panas pada pipiku..., Ah...ada apa dengannya...?!!, aku sama sekali tidak pernah bisa mengerti dia.
*----*Dari jendela aku melihat bintang-bintang di langit yang sangat terang malam itu, sambil memikirkan ini dan itu tidak jelas mau berbuat apalagi..., karena mendapati diri tidak kembali ke dimensi sendiri padahal misi sudah selesai, apa aku di kerjai ya...?.
"Loh kamu tidak mau memakannya...?,"
Diani bertanya padaku sambil menyuap nasi ke mulutnya hingga pipinya penuh menyerupai marmut.
"I...ya aku akan memakannya...,"
Rasa asin telur mata sapi itu menyebar di dalam mulutku dengan sangat menakjubkan, apa ini...?, padahal ini hanya telur kenapa seenak ini...?.
Tok...tok...tok..., suara pintu kayu di ketuk...
"Sepertinya ada tamu di luar....," kataku pada Diani.
"Ya.., sebentar...," sahut Diani sambil berlari ke arah pintu.
Terlihat seorang perempuan dengan kacamata serta wajah datar yang sedang berdiri sambil membawa sepiring besar macam-macam lauk-pauk.
"Shabrina...?," seru Diani.
"Ini aku membawa lauk-pauk ku dari rumah, boleh kah aku makan disini bersamamu...?,"
Masih dengan wajah datarnya dia melirik ke arahku. Entah kenapa aku merasa dia ingin sekali menyeretku keluar dari rumah itu segera.
"Siapa dia...?, apa yang sedang dia lakukan disini...?"
"Di...dia teman sekolahku namanya Rarka Aditya...," jawab Diani seolah terlihat seperti di introgasi.
"Aku tidak pernah tahu kau punya teman laki-laki, bisa kau suruh dia pergi sekarang...?, aku hanya ingin berdua saja bersamamu..., oh iya aku juga berencana menginap malam ini..."
Aku baru tahu ada orang yang sangat to the point seperti ini, sepertinya aku memang mengganggu saja.
Aku membersihkan mulutku sambil berdiri."Kalau begitu-"
"Tidak, dia juga akan menginap disini...,"
Diani menjawab sambil meraih piring yang di bawa perempuan itu.Aku melihat perempuan itu mulai bertambah cemberut, menatap ke arahku seolah ingin sekali memusnahkanku saat itu juga, baiklah aku sudah siap kalau dia marah padaku.
"Yasudah kalau begitu..., aku mau beli soda kalian mau menitip...?"
Loh..loh..loh...???
"Aku mau teh rasa lemon..., Rarka aku minta tolong antar dia ya...?, soalnya di luar sudah gelap..."
Aku masih tercengang dengan apa yang baru saja terjadi. Sungguh sangat luar biasa makhluk yang di sebut perempuan itu, aku selalu tidak penah bisa memprediksi isi kepala mereka.
"I...iya baiklah...," jawabku sambil berjalan ke arah pintu.
Kulihat, perempuan itu memutar badannya membelakangiku tanpa mengatakan apapun, aku pun hanya bisa mengikutinya dari belakang.
*----*
Canggung..., sungguh canggung sekali keadaan sekarang ini, kenapa dia bisa cuek sekali seperti itu...?, apa sebegitunya dia membenciku..., padahal kami belum berkenalan..., aku ingin mencoba bicara duluan, tapi apa yang harus kukatakan pada saat-saat seperti ini...?. Ya ampun aku sama sekali tidak mengerti...!!!.
Tiba-tiba dia memutar badannya menghadap padaku, lalu mengambil langkah seribu dan menatapku dari jarak yang sangat dekat. Sekali lagi masih dengan wajah datar, dan bibir terkatup rapat.
"A...apa yang kau i..inginkan...?"
"Ternyata benar..." serunya singkat.
Hah...?, apa maksudnya itu...?, tolong seorang penerjemah beritahu aku apa maksud perkataannya...!!!, bisakah kita berhenti seperti ini dan berbicara normal saja...??!!.
"Rarka D2...ya...?, aku hampir mengira kau Rarka D1..., ternyata kalian bertiga memang sangat mirip..."
.
.
.
.
.
Eh...????!!!Rarka Aditya D2 in Dimension 1 to be Continue...
![](https://img.wattpad.com/cover/137573912-288-k557069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimensions
FantasyRarka Aditya adalah seorang anak lelaki biasa yang kehidupannya tidak pernah menemukan sesuatu hal yang spesial, namun semua itu berubah saat dia bertemu anak bernama Diani Agatha. Disekitar anak itu, Rarka Aditya mengalami kejadian-kejadian yang ba...