Rarka D1 di Dimensi 3Banyak sekali hal yang tidak menyenangkan disini, setidaknya itulah satu-satunya yang ku mengerti untuk saat ini. Aku melihat orang-orang itu mencoba mengayunkan sebuah balok kayu kearah kepala Vino.
“Vino awas, di belakangmu!,” seruku padanya.Segera saja balok usang itu terjatuh ditanah, setelah orang yang beniat memukul Vino itu tadi terkena sengatan aliran listrik dari stun gun pada bahunya. Seseorang menyeterumnya dari belakang.
Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia memakai topi serta baju serba hitam. Penampilan yang aneh untuk seseorang yang keluar pada malam hari.
“D-dia..?!,” Vino bergumam dengan suara pelan.
Melihat wajah terkejut yang di buat Vino aku mulai penasaran. Sebenarnya siapa orang ini?.
“Apa?”
“Sebaiknya kalian berdua ikut aku sekarang, sebelum orang-orang gila ini sadar..”Suara perempuan yang tak asing lagi di telingaku, siapa lagi kalau bukan Diani.
“Apa yang kau lakukan disini?”
“Kumohon, simpan pertanyaanmu untuk nanti!”Dia menoleh kearah kanan dan kiri dengan pandangan waspada.
“Kalian berdua, ikut aku!”
*_ _ _ _*Setelah sekitar 20 menit berlari, Diani menyeret kami masuk ke dalam sebuah rumah tinggal yang rupanya lebih mirip rumah hantu.
Kami tidak ada pilihan lain selain memasuki rumah itu saat ini.
“Apa yang kita lakukan disini?,” tanyaku dengan suara berbisik.
“Bersembunyi,” jawabnya dengan suara yang masih terengah-engah.
“Dari siapa?”
“Orang-orang itu..kau tahu?, mereka yang menyuruhku mendatangi kamar rawat inap ibumu saat itu…,” Diani terlihat masih melihat waspada kearah jendela.Aku melirik kearah Vino yang sedari tadi diam seribu bahasa, aku bertanya-tanya, apa anak ini sakit?, atau dia terlalu terkejut setelah mengalami kejadian seperti itu?.
“Tunggu sebentar, apa cuma aku yang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini?”
“Sebenarnya kita itu-“Tiba-tiba aku teringat sesuatu, apakah aku bisa memberi tahunya sekarang, apa tidak akan ada efek buruk yang ditimbulkan dari penjelasanku?.
“Lupakan soal pembicaraanmu dengan Diani tadi, lalu apa yang sebenarnya kita lakukan disana?, aku berpikir kalau aku gila, tapi seingatku kita sedang makan malam di rumahmu!”
(Kejadian sebenarnya)
Aku baru mengetahui bagaimana rasanya makan se-meja dengan pemimpin perusahaan besar, bahkan saat dia menggerakan garpunya saja aku sudah merasa seperti di intimidasi. Dia menyuap makanan ke mulutnya, setelah menyeka mulutnya dengan serbet dia berkata,“Mengapa kau tidak datang ke pemakaman?”
“M..Maafkan aku”
“S...Sebenarnya Rarka saat itu sedang besama dengan saya pak…,” sela Vino sambil menjangkau sebuah gelas di hadapannya.“Benarkah?, sejak kap-,“ perkataanku berhenti setelah merasakan hantaman luar biasa pada kakiku.
“I…Iya aku bersamanya,” kataku sambil merasakan kakiku yang berdenyut.Setelah menyuap beberapa sayuran ke mulutnya, ayah Rarka D3 bertanya lagi.
“Apa yang kalian lakukan saat itu?”“Saat itu hujan, aku sedang menyetir mobil, aku melihat Rarka sedang berjalan dan terlihat sekali dia sedang putus asa, aku berencana mengajaknya ke rumahku, tetapi di perjalanan tidak sengaja aku menabrak seorang pejalan kaki, dia membantuku mengurus semua permasalahan dengan keluarga pejalan kaki itu, saat dia hendak pergi keluarga korban menahannya, dengan ancaman jika salah satu dari kami pergi dia akan melaporkan semua pada polisi, terlebih lagi itu semua sangat memberatkanku karena aku masih belum mempunyai SIM”
Setelah mendengar karangan dongeng yang panjang itu, Pak CEO memandang kearahku dengan tatapan mengerikan, walaupun kakiku ini merasa ingin sekali kabur sekarang juga, tetapi tentu saja aku tidak bisa melakukan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimensions
FantasyRarka Aditya adalah seorang anak lelaki biasa yang kehidupannya tidak pernah menemukan sesuatu hal yang spesial, namun semua itu berubah saat dia bertemu anak bernama Diani Agatha. Disekitar anak itu, Rarka Aditya mengalami kejadian-kejadian yang ba...