10. voice

47 5 0
                                    

Yose keluar dari ruang pasien dan kembali ke ruang kerjanya, ketika sudah membuka pintu dan masuk ke dalam , handphonenya bergetar, karena ada panggilan masuk dari seseorang. Dengan melihat ekspresi Yose tampak sekali bahwa dia tidak senang. Yose mengangat panggilan tersebut.

"Ada apa" kata Yose dingin.

"Hey kalau bicara biasa saja!"
Yang menelpon Yose adalah seorang pria.

"Katakan apa yang ingin kau katakan, aku sedang sibuk jadi cepatlah"

"Memuakkan, dimana Rize?"

"Apa peduli mu? Selama ini kemana saja kau ,kenapa baru menanyakannya??"

"Apa itu urusan mu??"

"Rize masih belum sembuh dari cederanya , jadi jangan ganggu dia!! Kau mengerti??"

"Aku tau, kalau begitu suatu saat aku harus menemuinya, dan memberikan sesuatu yang pantas"

"Jangan pernah menemuinya!! Kau hanya akan menyakiti sepupu ku, jika kau melukainya aku tidak akan tinggal diam!!"

"Aku tidak berminat menyakiti orang lemah, sudahlah bicara denganmu memuakkan, kalau begitu sampai jumpa, Kantong kering!!"

Tuttt
Panggilan di putus oleh Pria tadi

"Sialan" kata Yose beranjak pergi

Disekolah, Shira pulang sendiri karena sang kakak terbaring di rumahsakit.
Rasa bersalah masih menyilimuti hati Shira. Tapi di perjalanan Shira terpikir untuk menjenguk kakaknya.

Shira berjalan karena rumahsakit dekat dari tempatnya berdiri sekarang.

Shira mulai memasuki rumahsakit. Karena suda lh pernah kesini jadi Shira tau dimana ruangan kakaknya do rawat.
Sudah tampak Shira berdiri di depan pintu dan sudah memegang gagang pintu untuk di buka.

Cklek

"Selamat siang" kata Shira gugup

"Ah,, siang Shira!" kata Max melambaikan tangannya.

"Oh kau kenapa?" tanya Louis.

"Kenapa tidak boleh ya aku kesini,??WHAT,,,, i,i,,ini Kapten Joy sudah sadar, wahhhh syukurlah", kata Shira menghampiri Joy dan berdiri disebelahnya.

"KAU SIAPA SIH".

KRIK KRIK KRIK

"Hey kau ini jangan seperti itu kak Rize!" kata Max.

"Ahhh,,,, wanita ini baru datang berisik sekali" ungkap Joy yang tidur dengan kedua telapak tangan di bawah kepalanya.

"Ma,, maafkan aku Kapten" ungkap Shira ?

"Hey, jangan kasar terhadap adik ku!!" kata Louis tampak agak marah.

"Dia adik mu??"

"Tadi aku bilang apa?, kau ini murid 3 besar tapi pikiran mu letaknya dimana??"

"Memangnya kenapa?" kata Rize marah



"Te,,tenanglah kak Rize!" kata Max sedikit takut



"Kenapa harus bawa bawa peringkatku"


"Ada apa Shira?" tanya Louis


"Tidak aku hanya ingin menjenguk kalian semua"



"Kau datang tapi tidak membawa sesuatu gitu, hanya tangan kosong" tanya Max

Seketika Shira merasa malu dan menundukkan wajah .

"Ahhhh,,, aku lupa , maafkan aku lain kali jika aku datang lagi akan ku bawa sesuatu"

"Sudah tidak usah bawa kami juga akan pulang" kata Louis


"Ah benarkah kapan?"


"Belum pasti sih" jawab Max

"Sekolah bagaimana?",tanya Joy dingin kepada Shira.


"Uhhmm, sekolah baik baik saja"

"Tim Basket?"

"Ummm, kamarin aku tidak lihat mereka berlatih"

"Tentu saja kan mereka kesini mengajak Louis gabung, dasar kakak sepupu yang pelupa, padahal murid tingkat atas tapi daya ingatnya sangat sangat sangat buruk!!" ujar Max dalam hati.

"Joy" panggil Louis


"Apa?"


"Max baru saja mengatakan kalau kau itu pelupa dan udik"

"Apa?" kata Joy

"Apa ini aku tidak bilang udik", " aku tidak bilang begitu kakak, se, senior itu parah aku hanya bilang pelupa kok , sumpah!!"

no heart warming storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang