"Uwahhhh ujian selesai, akhirnya neraka ini berakhir" kata Roy sambil merengangkan otot ototnya dibangku paling belakang.
"Tugas kita sebagai pelajar sudah selesai... Apa sekarang mulai mengerjakan tugas sebagai bawahannya?" tanya Jennifer sambil meneguk minuman.
"Yah, begitulah"
"Jay mana?" tanya Jennie.
"Dimarkas"
"Kenapa?" tanya Jennie.
"Mana aku TAUUUU" kata Roy menempeleng kepala Jennie dan berlari keluar. Dengan tujuan markas rahasia.
Markas rahasia, Ruang seni
"Kau disini lagi" kata Roy yang baru saja sampai.
"Oh, baru datang?" tanya Jay
"Kau ini tak ikut ujian lagi!"
"Aku malas, jadiku tinggalkan" kata Jay santai sambil menghembuskan asap rokok ke depan wajah Roy.
"Penyebabnya apa?"
"Rumah baru sekarang sedang dibangun, Atas nama anak perempuan itu!" jelas Jay.
"Wow, kau tau sendiri watak ayahmu"
"Kesabaranku juga ada batasnya, aku sudah muak Roy, ini waktunya pembalasan!"
"Cobalah bersabar sedikit lagi" kata Roy menenagkan
"Heh bersabar lagi, setelah bersabar aku dapat apa??"
"Percaya padaku, akan kuberikan pembalasan yang tepat" jawab Roy meyakinkan.
"Baiklah, kupercayakan padamu"
Klekk
"Oh disini kau, Roy sialan!" Jennie masuk dan langsung menjambak rambut Roy dengan kasar.
"Agh aghh hhsm mhsh lepashhhh, sialanhnhh"
"Bangsat kau kenapa mendesah hah!?" tanya Jennie.
"Makanya lepas! , dari tadi dong!!" kata Roy setelah Jennie melepaskan rambut Roy.
"Ada apa? Kalian bicara apa?" tanya Jennie.
"Waktunya pembalasan!"
"Loh, gadis itukan masih dirawat" jawab Jennie.
"Anak buahnya kan ada!" jawab Roy kembali.
"Oh baiklah"
"Kita luncurkan saja sedikit penyerangan pada mereka" ajak Roy.
"Panggil gadis-gadismu Jen!" suruh Jay.
"Aku mengerti, lagipula aku masih punya dedam dengan salah satu dari mereka"
"Siapa?" tanya Jay dan Roy berbarengan.
"TOMY"
"Tangan kanan perempuan itu?"
"Yep"
"Sudah dapat kabar dari penyusup disana?" tanya Jay.
"Tentu, mereka bilang akan melawan sekolah Woorim tanding basket, dan yang menang akan mendapat uang dari masing-masing anggota, dan jumlahnya tidak sedikit"
"Licik juga permainan mereka, siapa yang membuat perjanjian seperti itu?"
"Siapa lagi kalau bukan si gadis albino itu, Joy Rize. Adik mu!" jawan Roy.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
no heart warming story
Teen Fiction"Adik perempuanku sudah berani ya" 🚫bahasa kasar 🚫mengadung unsur perkelahian dan pembunuhan 🚫15+